[PUISI] Ternyata Kita seperti Ini

Pagi ini
Kita sarapan sepiring hati
Ditemani kopi beraroma caci
Pahit, tapi sama-sama kita nikmati
Sungguh, kau begitu lahap
Tiada henti garpumu mengoyak
Senyummu manis
Menyuguhkanku kopi itu
Sore ini
Kau datang sebagai lelaki
Segenggam maaf, bawa kembali
Karena esok pun, kau akan berkunjung lagi
Matamu berkaca
Benar, kau yang paling tersiksa
Sesendu mata yang kau tatap
Simpan tanyamu tentang rasaku
Sebab yang telah luluh lantak
Tak perlu kau tahu
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.