Kadang kala menginginkan kupu-kupu
Meski menipu setidaknya ada ide di kepalaku 
Segala bauran emosi untuk membikin puisi baru 
Sedang fase hidup saat ini bikin segalanya tak seru 

Kadang kala menginginkan afeksi 
Bukan dari segala jenis model akal imitasi 
Siapa pula senang buah imajinasi 
Yang asli, asli!

Kadang kala hanya mematung di depan pintu 
Menunggu ada dobrak hingga amarah terpicu
Tetapi hari-hari tetap saja berjalan seperti kutu 
Letak masalahnya jelas si pecundang alias aku