Sepucuk Surat Untukmu

Aku pendek akal ketika kertas itu hilang
Sejuta alasan terbuang sia-sia untuk menuliskannya kembali
Tinta didalam kertas itu memudar dan terabaikan
Masih bercanda kah aku atau aku benar-benar konyol?
Goresan tinta pada kalimat per kalimat yang kutitipkan itu sirna
Nyawa yang ku tabung dalam harapan ini seakan sia-sia
Ingin kuputar waktu dalam sekejap
Mengembalikan perdetik dari nafas yang ku hembuskan kemarin