Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Wangi Kematian

ilustrasi seorang wanita menduduki peti kayu (pexels.com/moh-adbelghaffar)
ilustrasi seorang wanita menduduki peti kayu (pexels.com/moh-adbelghaffar)

Wangi kematian itu makin menyeruak, mendongak kepala yang mulai sesak
Altar pun disiapkan untuk menyambut pasangan abadi
Kanan kiri altar terhias warna merah
Merah menyala darah yang segar
Wewangian amis hilir mudik masuk dalam penghidu para tamu

Putihnya Kamboja membuat semua semakin indah
Wanginya bertabrakan dengan amis darah
Memuakan dan membuat para tamu ingin muntah

Musik-musik kematian dimainkan syahdu menyayat hati siapa saja yang mendengarnya
Do re mi fa so la si do
Mengalir menidurkan semua
Lelap terbenam dalam-dalam

Itulah wangi kematian
Wangi yang kian hari kian tercium
Wangi yang tak pernah disadari
Wangi yang menakutkan sekaligus dirindukan

Kau akan mati!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us

Latest in Fiction

See More

[PUISI] Langkah Pertama setelah Hujan

16 Des 2025, 13:47 WIBFiction
ilustrasi orang menempelkan sticky notes

[PUISI] Pergi untuk Pulang

15 Des 2025, 21:07 WIBFiction
ilustrasi memasak bersama keluarga

[PUISI] Aroma Masakan Ibu

14 Des 2025, 05:15 WIBFiction
ilustrasi secangkir kopi (pexels.com/Boryslav Shoot)

[PUISI] Kopi Hitam

14 Des 2025, 05:04 WIBFiction
Posisi tenang

[PUISI] Harapan Fana

12 Des 2025, 16:57 WIBFiction