Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Rekomendasi Bacaan Ringan untuk Mengatasi Reading Slump

ilustrasi perempuan membaca buku (unsplash.com/matias_north)
Intinya sih...
  • Reading slump adalah kehilangan ketertarikan membaca, ditandai dengan bosan dan tidak fokus saat membaca.
  • Membaca novel grafis atau manga bisa membantu keluar dari reading slump karena ringan dan menarik.
  • Artikel, cerita pendek, dan novela juga bisa menjadi pilihan bacaan ringan untuk mengatasi reading slump.

Reading slump merupakan suatu keadaan di mana seorang pembaca kehilangan ketertarikan dengan bacaan. Istilah ini sering muncul di kalangan pembaca buku. Ada beragam tanda-tanda seseorang mengalami reading slump, seperti merasa bosan atau tidak fokus saat membaca, serta adanya perasaan tertekan untuk segera menyelesaikan buku-buku yang belum dibaca.

Seseorang dapat mengalami reading slump karena berbagai alasan, diantaranya membaca banyak buku dalam satu waktu, membaca genre yang sama dalam kurun waktu yang lama, atau alasan seperti membaca hanya untuk memenuhi keinginan agar bisa mendapatkan validasi dari pembaca lain.

Mengalami reading slump adalah hal yang wajar. Tapi jika kamu ingin segera keluar dari fase ini atau setidaknya tetap memiliki progres membaca meskipun hanya progres kecil, 5 rekomendasi bacaan ringan berikut bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi reading slump yang menghantuimu.

1.Novel grafis

ilustrasi mengambil buku di rak (unsplash.com/christinhumephoto)

Apakah kamu sudah pernah membaca novel grafis? Jenis bacaan satu ini selain ringan, tapi juga sangat memanjakan mata. Alasannya tentu saja karena ilustrasinya yang merupakan daya tarik utama dalam novel grafis. Narasi-narasi yang disajikan dalam novel grafis tentu saja lebih pendek daripada novel karena lebih menonjolkan ilustrasi.

Pengalaman membacanya sedikit mirip dengan membaca manga, hanya saja novel grafis adalah bacaan yang langsung tamat seperti novel pada umumnya. Tidak seperti manga yang memiliki beberapa volume. Meskipun beberapa novel grafis memang ada seri lanjutannya, namun tidak banyak. Seperti Garlic series karya Bree Paulsen yang ditulis dalam dua buku atau Tea Dragon series karya K. O’Neill yang terdiri dari tiga buku.

2.Manga

ilustrasi toko manga (unsplash.com/martijnbaudoin)

Membaca manga sangat cocok dinikmati ketika dalam fase reading slump. Jika kamu tetap ingin memiliki progres baca setiap harinya, kamu bisa menerapkan dengan membaca satu chapter manga per hari. Sebagian besar manga memiliki plot yang menarik sehingga menumbuhkan rasa penasaran. Jadi sangat mungkin secara tidak sadar bisa membuatmu untuk terus lanjut membaca chapter-chapter berikutnya.

Selain itu, manga adalah jenis bacaan yang seringnya memiliki fandom. Hal itu dilatarbelakangi karena manga dibuat dalam bentuk chapter yang rilis tiap minggu atau terkadang tiap bulan sekali. Hal ini menjadikan manga yang menarik akan selalu ditunggu chapter terbarunya dan itu berlangsung dalam hitungan tahun.

Proses ceritanya yang tumbuh dalam jangka waktu lama menghadirkan orang-orang untuk berkumpul dan membicarakan tiap-tiap judul manga yang menarik perhatian mereka. Tak hanya itu, banyak manga yang diadaptasi dalam anime sehingga melanggengkan fandom ini. Berada di lingkungan yang sama-sama memiliki ketertarikan terhadap manga akan membuatmu memiliki pemicu untuk terus membaca. Selain itu, konsep chapter juga cocok untuk mengatasi attention span yang kesulitan fokus membaca narasi panjang seperti novel.

3.Artikel

ilustrasi tumpukan buku (unsplash.com/startdig)

Bacaan ringan lainnya yang bisa tetap memenuhi kebutuhan membaca adalah artikel. Kamu tidak perlu mencari artikel-artikel panjang, cukup baca saja setidaknya satu artikel setiap hari dengan jumlah 500 hingga 1000 kata. Kamu bisa menemukan artikel dalam bahasa Indonesia seperti artikel-artikel menarik di IDN Times atau jika kamu ingin membaca artikel dalam bahasa Inggris, kamu bisa mengunjungi Medium.

Temukan niche artikel yang menarik perhatianmu sehingga kamu tidak merasa terpaksa untuk membacanya. Dengan membaca satu artikel setiap hari, setidaknya rutinitas membacamu akan tetap terjaga meskipun kamu sedang tidak membaca buku. Selain tidak merasa tertekan, membaca satu artikel hanya butuh waktu beberapa menit. Namun, otakmu tetap menyerap informasi dan kamu tetap terbiasa bersinggungan dengan deretan kalimat.

4.Cerpen

ilustrasi membaca buku (unsplash.com/jmuniz)

Beralih ke bacaan yang sedikit lebih panjang dari artikel, cerita pendek rata-rata memiliki 1000 hingga 4000 kata. Namun cerita pendek tetap bisa menjadi bacaan sekali duduk dengan durasi membaca dalam hitungan menit. Berbeda dengan artikel, cerita pendek lebih direkomendasikan bagi kamu penggemar fiksi yang ingin tetap menjelajah dunia imajinasi meskipun dalam fase reading slump dari membaca novel.

Cerita pendek bisa kamu temukan di platform online secara gratis atau dari kumpulan cerpen penulis. Meskipun dihimpun dalam satu buku, cerita pendek tidak berkaitan satu sama lain. Jadi kamu tidak punya keharusan untuk segera menyelesaikan atau takut lupa mengenai cerita sebelumnya karena setiap judul cerita pendek memiliki kisah-kisah yang berbeda.

5.Novela

ilustrasi membaca buku (unsplash.com/thoughtcatalog)

Jika kamu mulai bisa fokus membaca, kamu bisa memilih tetap membaca novel dengan catatan temukan novel tipis yang tidak lebih dari 200 halaman. Bacaan dalam jenis ini seringnya disebut dengan novela. Dengan jumlah halamannya yang sedikit, novela bisa diselesaikan dalam sekali duduk.

Contoh novela yang layak dibaca adalah Rumah Kertas karya Carlos Maria Dominguez. Buku ini hanya terdiri dari 76 halaman yang bisa kamu baca sewaktu-waktu karena tipis dan mudah dibawa. Bacaan ini bisa kamu nikmati jika tetap menginginkan menyelesaikan satu judul buku dalam masa reading slump.

Membaca bacaan ringan dapat mengurangi tekanan akan keinginan untuk membaca buku dan perasaan bersalah karena tidak membaca. Jika sudah terbiasa dengan beberapa bacaan ringan ini, minat bacamu akan kembali dengan sendirinya. Hal ini juga tetap menguntungkan karena tidak menghilangkan kegiatan membaca.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aruna Mufida
EditorAruna Mufida
Follow Us