[CERPEN] Menjaga Hati

Saat ini, begitu sulitkah menjaga hati?

Maura selalu berharap, di zaman modern ini ia akan bertemu dengan Mr. Right-nya. Apalagi setelah seminggu ini perasaannya dibuat kesal, kecewa dan marah karena jalinan cinta yang telah ia rajut bersama Darius dengan benang kasih sayang akhirnya putus juga.

Jika bukan karena pengakuan Darius sendiri, Maura tidak akan  pernah tahu ia telah diselingkuhi cowok brengsek itu. Selama satu tahun Maura selalu percaya dan bangga dengan kesetiaan Darius. Ternyata, Darius tidak beda dengan cowok urban masa kini yang menjadikan perselingkuhan sebagai hal biasa! Mungkin juga gaya hidup?!

Yang membuat Maura tambah keki–menurut pengakuan Darius–cewek yang menjadi selingkuhan Darius lebih cantik dan lebih tinggi darinya. Tapi, tetap saja yang namanya mengambil apa yang bukan miliknya adalah masalah besar karena membuat sakit hati orang yang dikhianati.

Meskipun begitu, Maura tidak mau membiarkan dirinya tenggelam karena lubang di hatinya. Ambil hikmahnya saja, begitu selalu nasihat yang ia dengar. Bukankah dari situ ia tahu seberapa dalam cinta Darius padanya? Ternyata, sangat dangkal!

Maura merasa sedikit lega saat menyimpulkan perasaan Darius padanya. Lagi pula, ada hal lebih penting dari kisah cintanya yang kandas: persahabatannya dengan Kiandra. Sejak ia pacaran dengan Darius, hari-harinya banyak tersita dan tercurah pada Darius. Darius selalu jadi prioritas utamanya.

Maura juga menyadari bahwa selama ini ia telah mengabaikan persahabatannya dengan Kiandra. Untungnya, Kiandra sahabat yang pengertian dan sabar meski selama ini ia hanya datang pada Kiandra bila ada masalah dengan Darius atau sedang suntuk. Bila dipikir-pikir, Maura merasa tidak enak hati karena selama persahabatan mereka yang sudah terjalin dari SMP, Kiandra lebih banyak menjadi tong sampahnya. Penampung curhatannya.

Karena itu, begitu ada kesemptan seperti saat ini, dengan perasaan menggebu Maura mendatangi rumah Kiandra. Pikirannya sempat mengawang: mengingat-ingat kapan terakhir kali ia ke rumah Kiandra. Kesempatan mengobrol dengan Kiandra biasa ia lakukan melalui pesan WA karena mereka sekolah di SMA yang berbeda. Saat terlintas lagi di kepalanya betapa selama ini kehidupannya hanya di seputar Darius, perasaannya mendadak mual. Sekarang ia sadar, selama ini kehidupannya hanya diam di tempat. Kini, ia mendapatkan kembali kebebasannya. Ia sudah memiliki waktunya kembali!

Selain itu, ada hal lain yang membuat Maura begitu menggebu ingin bertemu Kiandra. Kiandra berjanji akan memperkenalkan dia dengan cowoknya. Tepatnya, cowok pertama yang membuat Kiandra jatuh cinta dan baru ia kenal. Maura tidak sabar ingin kenal seperti apa cowok Kiandra. Sosok yang sangat Kiandra puja dan membuat hatinya luluh. Benarkah sesuai dengan yang Kiandra ceritakan padanya?

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

“Maura, akhirnya datang juga! Hampir bulukan rasanya nungguin kamu datang. Aku senang kamu akhirnya punya waktu menemuiku,” berondong Kiandra dengan girang ketika membukakan pintu.

Maura cuma meringis, agak malu karena saat susah ia punya waktu berkunjung.

“Mana cowok yang mau kamu kenalin? Aku penasaran,  sehebat apa dia  sampai bikin kamu jatuh cinta. Cinta pertama lagi!” goda Maura seraya mengedarkan matanya ke ruang tamu. Penasaran sekali, seperti apa cowok impian sahabatnya yang tidak mudah jatuh cinta ini.

 Kiandra tersipu dengan mata berbinar. Begitu bahagia dengan senyum manis yang tidak pernah lepas dari bibirnya.

“Dia lagi ke belakang, nanti aku kenalin. Nah, itu dia yang sedang berjalan kemari. Alfa kemari! Ini sahabatku yang ingin kukenalkan denganmu,” Kiandra memanggil cowok yang saat ini tertegun di ambang penghubung ruang tamu dan keluarga, dengan wajah kaku dan tatapan beku. Sesaat, langkahnya terhenti. Begitu pula dengan Maura. Sama-sama terkejut. Kemudian, hanya keheningan yang memenuhi udara hingga ....

“Maura, ini cowokku. Dan Alfa, ini Maura sahabat terbaikku sejak SMP. O ya, kalau enggak salah kalian satu sekolah. Berarti kamu tahu dong siapa cowok brengsek mantannya Maura?” celoteh Kiandra, tidak menyadari keheningan dan kekakuan yang tercipta.

Alfaris Darius–Maura baru ngeh dengan nama itu. Alfaris Darius, kamu akan merasakan sakitnya pembalasanku, rutuk batinnya, geram.*  

Baca Juga: [CERPEN] Lelaki dengan Nyala Api di Dadanya

Ana Lydia Photo Verified Writer Ana Lydia

God's plan is always more beautiful than our desire

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya