Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[CERPEN] Cinta di Tengah Perang

ilustrasi dua orang sedang bercengkerama (pixabay.com/users/sasint-3639875/)

Di sebuah desa kecil yang damai, sebelum perang datang, Bima dan Sari tumbuh bersama. Mereka adalah sahabat sejati, selalu berbagi tawa, mimpi, dan harapan. Desa mereka berada di negara yang tenang, jauh dari kekacauan dunia. Namun, kedamaian itu direnggut ketika perang pecah, membawa kehancuran dan penderitaan.

Penjajah datang, merampas kebebasan mereka dan menghancurkan segala yang mereka miliki. Bima, seorang anak laki-laki pemberani, selalu berusaha melindungi Sari, gadis yang ia cintai sejak kecil. Ketika desa mereka terbakar dan keluarga mereka dibantai, Bima bertekad untuk menjaga Sari tetap aman, apapun yang terjadi.

Mereka melarikan diri ke hutan, bersembunyi dari para penjajah. Di tengah ketakutan dan kepedihan, cinta mereka semakin kuat. Bima tahu bahwa kebahagiaan Sari adalah satu-satunya yang penting baginya. Melihat Sari tersenyum di tengah kegelapan memberi Bima kekuatan untuk terus berjuang.

Bima bergabung dengan perlawanan, bertarung di garis depan, melakukan segala cara untuk melemahkan penjajah. Namun, semakin lama, ia menyadari bahwa perang ini tidak akan berakhir tanpa tindakan drastis. Dalam hatinya, Bima mulai merencanakan cara untuk mengakhiri perang ini sekali dan untuk selamanya.

Suatu malam, Bima mendengar tentang rencana besar penjajah untuk menghancurkan sisa-sisa perlawanan. Ia tahu bahwa waktunya hampir habis. Bima merencanakan aksi terakhir yang penuh risiko. Ia akan menyusup ke markas musuh dan meledakkan gudang senjata mereka, menghancurkan pusat kekuatan penjajah. Namun, ia juga tahu bahwa tindakan ini akan mengorbankan nyawanya.

Di malam sebelum misi itu, Bima dan Sari duduk di bawah pohon besar, tempat favorit mereka sejak kecil. Bima menggenggam tangan Sari erat-erat, merasa berat untuk meninggalkannya.

"Sari, aku harus melakukan ini," kata Bima dengan suara serak. "Ini satu-satunya cara untuk membuatmu hidup dalam kedamaian."

Air mata mengalir di pipi Sari. "Aku tidak ingin kehilanganmu, Bima. Kita bisa menemukan cara lain."

Bima menggelengkan kepalanya. "Aku mencintaimu, Sari. Cinta ini memberiku kekuatan untuk melawan. Tapi untuk membuatmu aman, aku harus mengorbankan diriku."

Dengan hati yang berat, Bima pergi menuju markas musuh. Di sana, ia berhasil menyusup dan menempatkan bahan peledak di gudang senjata. Namun, ia tertangkap oleh penjaga saat mencoba melarikan diri. Tanpa ragu, Bima memicu ledakan, mengorbankan dirinya untuk menghancurkan musuh.

Ledakan besar mengguncang malam itu, menghancurkan markas musuh dan mengguncang hati semua orang yang mendengarnya. Sari merasakan gemuruh itu dari jauh, tahu bahwa Bima telah menepati janjinya. Dalam tangisnya, ia merasa campuran rasa kehilangan dan rasa syukur. Bima telah memberikan hidupnya untuk kebebasan mereka.

Desa mereka perlahan bangkit kembali dari reruntuhan perang. Sari menjadi simbol harapan dan keberanian, menceritakan kisah Bima kepada semua orang. Cinta mereka yang abadi menjadi inspirasi bagi generasi baru untuk membangun dunia yang lebih baik.

Meski Bima telah pergi, cintanya tetap hidup di hati Sari. Di setiap senyuman dan tawa yang ia bagikan, ada jejak pengorbanan Bima. Dalam kenangan mereka, cinta itu abadi, mengatasi segala kehancuran dan penderitaan. Sari tahu bahwa di balik langit yang biru, Bima selalu menjaga dan mencintainya, selamanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us