3 Hal yang Membuatmu Kesulitan Menulis Fiksi

- Pemula sering terjebak perfeksionisme, membuat karya tidak pernah selesai
- Solusi: Tulis aja dulu, karena menulis adalah proses bertahap
- Kehabisan ide di tengah jalan sering terjadi pada penulis
- Solusi: Tentukan outline sederhana sebelum menulis untuk mengenali karakter dan konflik utama
- Banyak penulis kesulitan menemukan gaya penulisan pribadi
- Solusi: Tidak apa-apa meniru, karena dengan latihan dan membaca gaya menulismu akan terbentuk seiring waktu
Menulis fiksi tentu terlihat seru dan menyenangkan. Karena dengan menulis karya fiksi, kita bebas menuang semua imajinasi dalam kepala kita ke dalam tulisan. Kamu bisa sesuka hatinya menentukan karakter dalam ceritamu, menyusun alur cerita dan masih banyak lagi. Namun, semua itu tentu tidaklah mudah. Terlepas dari realita, para penulis sering kali mengalami kesulitan saat menggarap karya fiksi mereka. Bahkan, para penulis yang sudah berpengalaman pun tidak terlepas dari hal tersebut. Nah, berikut tiga hal utama yang sering menjadi penghambat para penulis.
1. Takut tidak sempurna

Hal ini sering terjadi oleh beberapa penulis. Khususnya yang masih pemula. Perfeksionis di awal sehingga ujung-ujungnya karya tersebut tidak akan pernah selesai dan hanya menjadi ide belaka. Pada dasarnya karya tulis pertama kebanyakan tidaklah sempurna, tetapi jika terus dikembangkan maka akan menjadi karya yang bagus.
Tulis aja dulu, draf pertama memang tidak harus sempurna. Karena menulis bukan soal bagus atau tidak tapi ini soal proses. Menulis adalah proses bertahap, bukan hasil yang instan
2. Kehabisan ide di tengah jalan

Kehabisan ide di tengah jalan tentu sering kali dijumpai beberapa penulis. Ada yang bingung menentukan alur cerita terhadap satu tokoh dengaan tokoh lainnya. Ada juga yang bingung bagaimana membuat plot twist dalam alur ceritanya, hingga ada beberapa penulis yang berhenti melanjutkan karya tulisnya karena kehabisan ide.
Tentukan outline sederhana sebelum menulis. Coba kenali karakter utama dan tentukanm tujuan mereka dalam cerita tersebut serta rancang konflik utama.
3. Belum menemukan gaya menulis

Banyak penulis yang merasa kalau dirinya masih meniru gaya menulis dari penulis lainnya. Terkadang para penulis kesulitan menemukan suara atau gaya penulisan pribadi. Sehingga membedakan mereka dengan penulis lainnya. Ibaratnya yakni ciri khas dari setiap penulis.
Tidak apa-apa jikalau masih meniru para penulis lainnya. Namun perlu diketahui, menulis itu adalah proses. Semakin banyak latihan dan membaca nanti gaya menulismu akan terbentuk seiring berjalannya waktu. Tidak usah terlalu fokus membandingkan diri dengan penulis lainnya.
Menulis fiksi memang bukan perkara mudah, apalagi saat ide dan motivasi saling tarik-ulur. Tapi, dengan mengenali hambatan-hambatan ini, kamu bisa mulai menyusun strategi untuk melewatinya. Ingat, setiap penulis punya prosesnya sendiri—yang penting, terus menulis dan jangan takut untuk salah.