4 Perbedaan Lapis Surabaya dan Bolu Mandarin yang Sama-Sama Berlayer!

Kalau kamu pencinta bolu dari Indonesia, kamu pasti gak asing lagi dengan kue lapis surabaya dan Bolu Mandarin. Kedua bolu ini sering banget jadi primadona dalam berbagai acara, mulai dari perayaan hari besar agama sampai jadi teman kumpul keluarga.
Namun, pernah gak sih kamu merasa bingung membedakan kedua bolu ini? Secara penampilan kedua kue ini memang tampak mirip karena sama-sama terdiri dari lapisan dengan warna menarik yakni kuning dan cokelat. Tapi, meski sama-sama punya layer, ada sejumlah perbedaan yang bikin kedua bolu ini punya ciri khas tersendiri.
Apa saja yang membuat kue lapis surabaya dan Bolu Mandarin itu unik? Yuk, kita telusuri bareng-bareng!
1. Asal usul dan sejarah

Lapis surabaya memiliki akar sejarah yang panjang dan erat kaitannya dengan masa kolonial Belanda. Awalnya, kue ini dikenal sebagai spiku atau spekkoek yang diadaptasi dari resep tradisional Eropa dengan memakai bahan-bahan lokal seperti mentega dan telur. Nama "Lapis Surabaya" mulai populer setelah Indonesia merdeka yakni sekitar tahun 1945 dengan Surabaya sebagai kota asalnya.
Bolu Mandarin, di sisi lain, punya cerita berbeda, nih. Kue ini berasal dari Solo dan sudah eksis sejak tahun 1930-an yang dibuat pertama kali oleh Njoo Hong Yauw dan istrinya, Tjan Giok Nio.
Bolu Mandarin awalnya dijual di Toko Roti Orion. Nama mandarijn sendiri berarti "priyayi Tionghoa." Seiring waktu, roti ini berkembang menjadi beberapa varian, seperti bolu Mandarin biasa, kismis, dan spesial dengan tambahan butter yang bikin teksturnya semakin empuk.
2. Ciri khas lapisan dan penampilan

Hal yang paling mudah membedakan lapis surabaya dan Bolu Mandarin yakni dari lapisannya. Lapis surabaya selalu memiliki tiga lapisan dengan komposisi unik berupa dua lapisan kuning lembut di atas dan bawah, serta satu lapisan cokelat tebal di tengahnya. Lapisan cokelat ini biasanya dibuat dengan campuran cokelat bubuk premium, sehingga memberikan rasa yang intens dan khas dari Lapis Surabaya. Selain itu, kue ini sering dipisahkan oleh lapisan selai kaya, seperti nanas atau stroberi, yang membuatnya semakin menarik.
Bolu Mandarin biasanya hanya terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan kuning dan cokelat. Gak seperti lapis surabaya yang menggunakan selai sebagai pembatas, Bolu Mandarin jauh lebih sederhana dalam tampilannya. Tekstur Bolu Mandarin cenderung lebih padat dibandingkan dengan lapis surabaya yang lebih lembut. Selain itu, warna cokelat pada Bolu Mandarin lebih terang, memberikan kesan klasik dan tidak terlalu mencolok.
3. Rasa dan tekstur bolu

Ketika membicarakan rasa, lapis surabaya dan Bolu Mandarin memiliki perbedaan mencolok. Lapis surabaya terkenal dengan rasa yang kaya, lembut, dan sedikit manis. Perpaduan mentega berkualitas tinggi dan telur dalam jumlah besar menciptakan tekstur yang hampir meleleh di mulut. Lapisan cokelatnya memberikan sentuhan rasa yang lebih legit, sementara selai di antaranya menambah sedikit rasa asam manis yang menyegarkan.
Sebaliknya, Bolu Mandarin menawarkan rasa yang lebih ringan dengan sentuhan manis yang sederhana. Kue ini menggunakan butter dalam jumlah yang cukup, tetapi tidak sebanyak lapis surabaya, sehingga teksturnya lebih padat dan sedikit lebih kering. Meskipun begitu, Bolu Mandarin memiliki keunggulan dalam daya tahannya. Kue ini bisa disimpan hingga satu minggu tanpa kehilangan rasa dan teksturnya, menjadikannya pilihan ideal untuk oleh-oleh atau camilan selama perjalanan.
4. Keberadaan dan popularitas

Lapis surabaya bisa ditemukan di berbagai toko kue modern hingga tradisional di seluruh Indonesia. Karena statusnya sebagai kue khas Indonesia, lapis surabaya sering menjadi ikon dalam berbagai acara besar. Popularitasnya juga membuat banyak toko kue berlomba-lomba menciptakan versi terbaiknya, dengan harga yang bervariasi tergantung pada kualitas bahan yang digunakan.
Sementara itu, Bolu Mandarin lebih eksklusif karena hanya diproduksi di Toko Orion di Solo. Keterbatasan tempat produksi ini menjadikan Bolu Mandarin terasa lebih spesial, terutama bagi para wisatawan yang ingin membawa pulang oleh-oleh dari Solo. Popularitas Bolu Mandarin tidak setinggi lapis surabaya, tetapi justru inilah yang membuatnya unik dan ikonik. Bagi mereka yang ingin mencicipi, perjalanan ke Solo akan terasa lebih bermakna dengan membawa pulang kue ini.
Meskipun terlihat mirip, lapis surabaya dan Bolu Mandarin punya karakteristik yang sangat berbeda. Semoga dengan sejumlah penjelasan di atas kamu kini sudah bisa membedakan kedua bolu di atas, ya. Kira-kira kamu yang pernah coba keduanya, lebih pilih mana nih lapis surabaya atau Bolu Mandarin?