Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Makna Rendang Berdasarkan Bahan dan Proses Pembuatannya

rendang (unsplash.com/Bawah Reserve)

Siapa yang tidak kenal dengan masakan khas orang Sumatera Barat yang satu ini? Pernah dinobatkan sebagai masakan terenak di dunia, ternyata rendang atau yang biasa disebut randang oleh masyarakat Sumatera Barat ini memiliki makna yang mendalam bagi masyarakatnya.

Miliki cita rasa yang khas dan kaya akan bumbu-bumbu rempahnya, ternyata ada arti dari setiap komponen masakan rendang tersebut. Tak hanya itu, proses pembuatan rendang yang juga lebih lama dibandingkan masakan tradisional lainnya ternyata juga miliki makna yang tak kalah pentingnya dalam kehidupan.

Mari simak makna rendang dalam ulasan di bawah ini!

1. Daging

ilustrasi daging sapi (pexels.com/mali maeder)

Masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat menganut garis keturunan dan suku dari pihak ibu (matrilineal) yang mana pemimpin sukunya adalah seorang niniak mamak.

Nah, daging yang merupakan kompenen utama pembuatan rendang ini memiliki filosofi yang dapat melambangkan niniak mamak tersebut sebagai pemimpin suku.

Dilihat dari makna filosofinya, dapat diartikan bahwa daging sapi ini melambangkan rasa cinta dan kasih sayang oleh orang tua (niniak mamak sebagai orang yang dituakan dan peranannya yang kuat) kepada keponakannya.

2. Santan kelapa

ilustrasi buah kelapa tua (pexels.com/Rachel Claire)

Rendang merupakan masakan yang paling banyak menggunakan santan. Masyarakat Minang percaya bahwa semakin banyak santan kelapa yang digunakan, maka akan menambah kenikmatan rendang itu sendiri. Pemilihan kelapa untuk mendapatkan santan yang berkualitas juga penting dalam pembuatan rendang.

Orang Minang terkenal akan pemikiran-pemikirannya yang luas. Tak sedikit pula kaum intelektual yang lahir dari suku Minang, Sumatera Barat ini.

Santan kelapa yang meresap pada masakan rendang ini dapat dimaknai juga dengan pemikiran para cerdik pandai yang banyak berkontribusi terhadap kehidupan masyarakat di sekitarnya. 

3. Cabai

cabai merah (pexels.com/Artem Beliaikin)

Terkenal dengan masyarakatnya yang menyukai makanan pedas, tak dapat dipungkuri bahwa pada setiap masakan yang terhidang saat orang Minang makan, pasti ada cabenya.

Cabai dalam masakan rendang dapat dimaknai dengan keberadaan Alim Ulama di suku Minangkabau. Tak hanya melahirkan orang-orang intelektual, masyarakat Minangkabau juga sangat terkenal dengan kehidupan masyarakatnya yang religius.

Itu semua tentu tidak terlepas dari peran alim ulama di suku Minangkabau yang secara tegas mengajarkan syari'at agama kepada masyarakat, terutama anak-anaknya agar kelak dapat menjadi orang yang penuh sopan santun dan berbudi pekerti serta taat akan perintah agama.

4. Bumbu-bumbu masakan

Ilustrasi bumbu masakan (pexels.com/DapurMelodi)

Campuran bumbu yang digunakan saat memasak rendang sangatlah beragam, mulai dari bawang merang, bawah putih, jahe, lengkuas, kunyit, kemiri, serah dan berbagai lainnya yang nanti akan dihaluskan menjadi satu untuk kemudian dimasak.

Penggunaan campuran bumbu tersebut haruslah pas agar hasil masakan rendang yang dibuat juga semakin nikmat rasanya. Keberagaman bumbu masak dalam masakan rendang dapat menggambarkan keberagaman kehidupannya masyarakat Minangkabau dari seluruh daerah serta peranan dari masing-masing masyarakat tersebut yang juga tak kalah pentingnya. 

5. Proses pembuatan rendang

ilustrasi memasak rendang (instagram.com/yuhendra_ajo)

Selain bahan-bahan yang digunakan, ternyata proses pembuatan rendang juga tak kalah pentingnya. Walaupun semua bahan untuk membuat rendang sudah komplit dan ditakar dengan baik, namun jika dimasak secara asal-asalan tentu rendang yang dihasilkan juga tidak akan enak.

Untuk menghasilkan cita rasa rendang yang enak, biasanya dibutuhkan waktu pembuatan yang cukup lama yaitu sekitar 5-6 jam atau mungkin bahkan bisa lebih. Filosofi inilah yang dapat menggambarkan bahwa dengan proses pembuatannya yang lama, dapat mengajarkan nilai kehidupan yaitu hendaklah selalu sabar dalam setiap kehidupan dan bijaksana dalam setiap pengambilan keputusan. 

Dari makna filosofi yang telah dijelaskan di atas, maka tak heran jika di setiap upacara-upacara di Minangkabau ada rendangnya. Sebab makanan ini memang sarat akan filosofi dan nilai kebaikan sehingga diharapkan bisa membawa hal baik dalam acara yang berlangsung.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nur Zulfariza
EditorNur Zulfariza
Follow Us