Apakah Salmon yang Berwarna Pucat Sudah Tidak Segar?

- Warna ikan salmon dipengaruhi oleh jenis dan asal perairannya
- Proses penyimpanan dan pembekuan bisa mengubah warna daging
- Warna cerah tidak selalu berarti segar
Belakangan ini, media sosial ramai memperbincangkan dua restoran sushi yang menyajikan menu serupa berbahan dasar ikan salmon. Salah satu foto yang beredar memperlihatkan warna salmon terlihat lebih pucat dibandingkan biasanya. Sejak itu, muncul anggapan bahwa salmon tersebut tidak segar. Padahal, warna pada ikan salmon tidak sesederhana itu, karena bisa dipengaruhi oleh banyak faktor.
Dalam dunia kuliner, tampilan memang penting, tetapi menilai kesegaran salmon hanya dari warna sering kali menyesatkan. Lantas, apakah daging ikan salmon yang berwarna pucat sudah pasti tidak segar dan gak bisa digunakan lagi? Kita cek kebenarannya!
1. Warna ikan salmon dipengaruhi oleh jenis dan asal perairannya

Banyak orang tidak tahu bahwa ikan salmon liar dan salmon budidaya memiliki warna daging berbeda. Salmon liar biasanya hidup di laut dan mengonsumsi crustasea atau udang kecil yang mengandung pigmen astaxanthin alami, sehingga dagingnya berwarna oranye kemerahan. Sementara itu, salmon budidaya tidak mendapatkan sumber makanan yang sama, sehingga peternak biasanya menambahkan pigmen sintetis agar warna dagingnya tampak serupa dengan salmon liar.
Perbedaan inilah yang sering menimbulkan salah persepsi. Warna salmon budidaya bisa lebih pucat, tetapi bukan berarti tidak segar. Kadang, salmon liar juga bisa terlihat sedikit memudar setelah disimpan dengan cara tertentu. Jadi, jika kamu melihat warna salmon lebih muda dari biasanya, hal itu tidak langsung menandakan bahwa ikan tersebut sudah tidak layak makan.
2. Proses penyimpanan dan pembekuan bisa mengubah warna daging

Kesegaran salmon memang bisa dipengaruhi oleh cara penyimpanan, tapi bukan berarti setiap perubahan warna pada ikan menandakan kerusakan. Salmon yang dibekukan dengan metode flash freezing biasanya tetap terjaga teksturnya, tetapi warnanya bisa sedikit berubah menjadi lebih pucat. Hal ini disebabkan oleh oksidasi ringan pada permukaan daging selama proses pendinginan cepat.
Selain itu, pencairan es yang tidak sempurna juga bisa membuat warna salmon terlihat belang atau tidak merata. Namun, kondisi ini masih aman jika aroma ikan tetap segar dan tekstur dagingnya padat. Jadi, fokus utama untuk menilai salmon fresh bukan dari warna, melainkan dari aroma dan tekstur fisiknya.
3. Warna cerah tidak selalu berarti segar

Ironisnya, banyak salmon yang justru tampak terlalu oranye karena diberi pewarna tambahan. Beberapa produsen menggunakan pakan yang mengandung pigmen sintetis dengan dosis tinggi untuk membuat daging terlihat lebih menarik di pasar. Hal ini sering menipu konsumen, karena warna mencolok memberi kesan segar, padahal belum tentu demikian.
Jika kamu membeli salmon di supermarket, perhatikan label kemasannya. Biasanya tertulis apakah ikan tersebut diberi tambahan pigmen atau tidak. Salmon yang benar-benar alami umumnya punya warna oranye lembut, bukan oranye menyala seperti potongan sashimi pada pamflet iklan. Jadi, warna cerah bukan jaminan, justru bisa jadi tanda bahwa ikan sudah melewati proses tertentu agar tampil lebih menarik di etalase.
4. Cara memasak juga bisa mengubah warna salmon

Banyak yang tak sadar bahwa panas bisa membuat warna salmon berubah drastis. Daging salmon mentah biasanya berwarna oranye muda, tetapi setelah dimasak bisa menjadi lebih pucat karena protein dalam daging mengalami denaturasi. Proses ini sepenuhnya alami dan tidak berkaitan dengan tingkat kesegaran.
Selain itu, jenis metode memasak juga berpengaruh. Salmon yang dipanggang akan terlihat sedikit kering dan warnanya pudar di bagian luar, sementara salmon yang dikukus atau dimasak dengan suhu rendah, seperti sous vide, cenderung mempertahankan warna aslinya. Jadi, kalau kamu melihat potongan salmon matang yang warnanya sedikit pucat, hal itu bukan tanda bahwa ikannya basi, melainkan hasil alami dari proses memasak.
5. Kesegaran salmon lebih akurat dinilai dari tekstur dan aroma

Menilai salmon hanya dari warna sama seperti menilai rasa hanya dari tampilan yang mana tidak bisa sepenuhnya dijadikan patokan. Salmon yang segar umumnya memiliki aroma laut yang ringan, tidak amis menyengat, dan dagingnya terasa kenyal saat disentuh. Tekstur ini menunjukkan bahwa protein dalam daging masih dalam kondisi baik dan belum terurai.
Sebaliknya, salmon yang sudah tidak segar biasanya terasa lembek, licin, dan beraroma kuat. Bahkan, jika warnanya masih oranye terang, hal itu tidak berarti aman dikonsumsi. Maka dari itu, saat memilih salmon di pasar atau restoran, prioritaskan indera penciuman dan sentuhan daripada sekadar melihat warna. Dua hal itu justru lebih akurat dalam menunjukkan kualitas ikan.
Warna ikan salmon yang pucat tidak selalu menandakan bahwa ikan tersebut tidak fresh, karena banyak faktor yang memengaruhi tampilan dagingnya, mulai dari pakan hingga proses penyimpanan. Penilaian kualitas sebaiknya tidak hanya mengandalkan visual, melainkan juga mencakup aroma, tekstur, dan rasa dari ikan salmon tersbut. Jadi, sebelum ikut menilai salmon berdasarkan warnanya, bukankah lebih bijak jika kita cari tahu dulu kebenarannya?


















