5 Fakta Kopi Ciwidey yang Jadi Kopi Terbaik di Dunia

Kopi Ciwidey ditanam di ketinggian 1.200-1.700 meter di atas permukaan laut. Hal ini menjadikannya sebagai lokasi yang ideal untuk menanam kopi arabika.

Selain itu, tanah vulkanik, suhu yang sejuk, serta kabut tebal menjadi faktor yang berpengaruh besar pada kualitas biji kopi. Uniknya lagi, para petani mengelola kebun-kebun kopi di Ciwidey secara tradisional, terutama di kawasan lereng-lereng gunung.

Meskipun potensi alamnya besar, kebun kopi di Ciwidey justru memiliki tantangan cukup berat. Lahan pertanian banyak yang mulai terbentuk oleh kawasan perumahan.

Selain itu, jumlah petani yang benar-benar fokus mengolah kopi masih sangat sedikit. Proses panen dan pasca panennya pun masih dilakukan secara manual, sehingga produksi kopi Ciwidey menjadi terbatas.

Kopi Ciwidey memiliki karakter rasa yang manis dengan asam tinggi, seperti buah-buahan, serta aroma floral yang ringan. Namun, after taste dari kopi ini bisa berubah-ubah, tergantung proses pasca panen dan cara seduh yang digunakan.

Karena produksinya terbatas dan kualitasnya tinggi, gak heran kalau kopi Ciwidey masuk kategori yang langka. Harganya pun cukup tinggi, 200 gram biji kopi ini bisa dibanderol Rp119 ribu. Sedangkan, satu kilogramnya bisa mencapai Rp250 ribu.

Kopi Ciwidey bukan hanya dikenal di kalangan lokal saja, tetapi juga sudah mencuri perhatian dunia. Dalam event kopi internasional di Jakarta, kopi dari Jawa Barat, termasuk Ciwidey masuk dalam daftar 10 kopi terbaik dunia, lho. Bahkan, salah satu merek kedai kopi ternama asal Amerika yang punya cabang global menggunakan kopi dari wilayah ini.

Meskipun belum sepopuler kopi lain di Indonesia, tetapi keunikan rasa, cara tanam, dan pengakuan internasional menjadikannya layak dicoba. Bagi kamu yang mengaku pencinta kopi, sepertinya belum lengkap kalau gak mencicipi kopi dari Ciwidey!