Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi ketupat (instagram.com/hamizifresco)

Lebaran memang identik dengan aneka hidangan yang menyemarakkan meja makan. Salah satu sajian unik yang seolah menjadi menu wajib adalah ketupat atau yang biasa disebut dengan kupat. Olahan berbahan dasar beras yang dibungkus anyaman daun kelapa ini sering disajikan dengan opor, rendang, atau kuah bersantan.

Tapi tahukah kamu bahwa ternyata ketupat atau kupat ini bukan hanya sekadar hidangan, lho. Tapi di baliknya juga ada banyak filosofi yang lekat akan makna hidup.

Kira-kira apa sajakah filosofi dari ketupat? Yuk simak ulasannya di bawah ini!

1. Ketupat pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga

ilustrasi ketupat (instagram.com/Masak_enakkkks)

Menikmati menu santap lebaran, rasanya ada yang kurang kalau belum menikmati ketupat. Makanan berbahan dasar beras yang dibungkus anyaman daun pisang ini menjadi favorit semua kalangan di hari raya Idul Fitri. Bahkan, kuliner satu ini menjadi ikon perayaan hari raya Idulfitri di negara kita.

Tapi tahukah kamu bahwa ketupat atau kupat tidak muncul begitu saja, lho. Melainkan diperkenalkan pertama kali ke suku Jawa sekitar abad 15-16 oleh Sunan Kalijaga. Bahkan sampai saat ini dalam masyarakat Jawa ada sebutan bakda kupat, yaitu hari satu minggu setelah lebaran.

Pada bakda kupat ini orang-orang akan membagikan ketupat yang telah dimasak kepada kerabat maupun tetangga.

2. Mengandung filosofi saling memaafkan

Editorial Team

Tonton lebih seru di