7 Fakta Brem, Makanan Khas Madiun yang Melegenda dan Kaya Manfaat

Brem memang sudah identik dengan Madiun #LokalIDN

Selain nasi pecel, ada juga oleh-oleh khas Maidun lainnya, yaitu brem. Camilan berbentuk balok dengan sensasi rasa dingin ini mudah ditemukan di berbagai toko oleh-oleh yang tersebar di wilayah Madiun dan sekitarnya. 

Sebenarnya seperti apa sih brem itu? Cek fakta lengkapnya di bawah ini, ya.

1. Brem madiun lahir di Desa Bancong dan Desa Kaliabu, Kabupaten Madiun

7 Fakta Brem, Makanan Khas Madiun yang Melegenda dan Kaya Manfaatsentra industri brem di Desa Kaliabu, Mejayan, Kabupaten Madiun (cagarbudayajatim.com)

Sebelum membahas banyak hal tentang brem Madiun, sebaiknya kita belajar dulu tentang sejarah singkatnya.

Brem Madiun diyakini lahir di dua desa, yaitu Desa Kaliabu di Kecamatan Mejayan dan Desa Bancong Kecamatan Wonoasri. Dua desa tersebut berdekatan dan berada di wilayah Kabupaten Madiun. 

Brem Madiun sudah ada sejak masa penjajahan Belanda dan dianggap sebagai makanan ndeso tetapi cukup mewah pada masa itu. Pasalnya, orang-orang desa lebih memilih makan nasi atau makanan berkarbohidrat daripada makan brem yang sama sekali tidak mengenyangkan. Sehingga brem hanya tersedia di rumah-rumah orang berada.

Asal nama 'brem' pun memiliki banyak versi, salah satunya karena proses pengeraman yang dilakukan selama berhari-hari. Istilah peram dalam bahasa Jawa terdengar seperti 'prem' dan jadilah nama brem. Resep pembuatan brem juga diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya.

2. Brem madiun terbuat dari sari beras ketan putih yang telah difermentasi

7 Fakta Brem, Makanan Khas Madiun yang Melegenda dan Kaya Manfaatberas ketan putih sebagai bahan baku pembuatan brem (instagram.com/omahbrem)

Untuk membuat brem diperlukan proses yang cukup panjang. Bahan bakunya berupa beras ketan putih, ragi tape, soda kue, dan air secukupnya. Beras ketan yang telah direndam semalam kemudian diolah menjadi tape ketan dan disimpan selama 7 hari untuk proses fermentasi.

Setelah proses fermentasi selesai, tape kemudian disaring atau dipres untuk mendapatkan air sarinya. Air sari tersebut direbus sampai mengental dan dimasukkan ke dalam wadah besar. Adonan tersebut kemudian ditambahkan soda kue dan diaduk hingga berwarna putih hingga bertekstur seperti pasta.

Proses pun berlanjut dengan memasukkan adonan ke dalam cetakan brem dan meratakan permukaannya. Setelah itu disimpan sehari semalam (bisa lebih) hingga adonan memadat dan siap untuk dipotong atau disajikan.

Panjang sekali, bukan?

3. Teksturnya padat tetapi langsung meleleh dan dingin ketika masuk ke dalam mulut 

7 Fakta Brem, Makanan Khas Madiun yang Melegenda dan Kaya ManfaatBrem Suling Gading Madiun (instagram.com/brem_asli_madiun)

Salah satu hal unik yang membuat brem banyak disukai masyarakat adalah teksturnya yang padat dan kuat tetapi ketika masuk ke mulut langsung meleleh pecah dan lembut. Ditambah lagi dengan sensasi dingin dengan sentuhan rasa asam manis khas tape ketika bertemu dengan lidah. Yummy!

Baca Juga: Brem, Makanan Khas Madiun dari Sari Tape Ketan Putih

4. Memiliki kandungan alkohol tetapi aman dan halal dikonsumsi

7 Fakta Brem, Makanan Khas Madiun yang Melegenda dan Kaya Manfaatberbagai varian rasa brem di Omah Brem Madiun (instagram.com/omahbrem)

Meski mengandung alkohol, belum ada fatwa ulama di Indonesia yang mengharamkan brem sehingga halal dimakan umat Islam. Tentu saja kadar alkohol dalam brem berbeda dengan minuman keras (miras) dan tidak memabukkan meski dikonsumsi dalam jumlah banyak.

Proses pembuatan brem diqiyaskan (diibaratkan) seperti pembuatan cuka. Perubahan kimiawi (fermentasi) terjadi secara terus menerus selama pembuatannya hingga menjadi brem yang padat. Kandungan alkoholnya pun hanya 1 persen sehingga aman dikonsumsi.

5. Varian rasa dan bentuk brem Madiun semakin beragam

7 Fakta Brem, Makanan Khas Madiun yang Melegenda dan Kaya Manfaatberbagai varian rasa brem di Omah Brem (instagram.com/omahbrem)

Seiring dengan perkembangan teknologi, bentuk dan varian rasa brem Madiun juga turut mengalami perkembangan.

Jika dulu kita mengenal hanya ada satu rasa brem , yaitu asam manis, kini banyak dijumpai brem rasa stroberi, cokelat, jeruk, melon, durian, dan sebagainya. Warnanya juga beragam menyesuaikan rasanya.

Bentuk brem pun tidak melulu persegi panjang dan pipih seperti lempengan balok. Saat ini banyak ditemui brem berbentuk layaknya permen, lempengan pipih bundar, brem celup, dan bentuk-bentuk kecil yang bisa dimasukkan mulut dalam satu suapan. 

6. Tak hanya enak, brem Madiun juga kaya akan manfaat, lho

7 Fakta Brem, Makanan Khas Madiun yang Melegenda dan Kaya Manfaatpotret brand ambassador Brem Mirasa Madiun (instagram.com/mirasa_madiun)

Tak hanya rasanya yang unik, brem Madiun rupanya juga memiliki segudang manfaat, lho. Kadar alkohol yang rendah pada brem diyakini dapat membantu menaikkan kadar hormon, mengurangi risiko serangan jantung, meningkatkan DHEAS (dehydro-epiandrosterone) untuk memperlancar peredaran darah dalam tubuh dan menurunkan kemungkinan penyumbatan aliran darah pada saluran arteri, menurunkan kadar asam dalam darah, dan mengurangi kadar kolesterol.

Tak hanya itu, untuk kalian yang memiliki banyak jerawat, rutin mengonsumi brem juga bisa membantu proses penyembuhan dan peradangan wajah akibat jerawat serta menetralisir lemak yang berlebihan di kulit wajah dan mencegah timbulnya jerawat. Tentunya hal ini juga harus diimbangi dengan pola makan sehat dan rajin berolahraga.

7. Mudah ditemukan di toko oleh-oleh dan marketplace

7 Fakta Brem, Makanan Khas Madiun yang Melegenda dan Kaya Manfaattoko oleh-oleh Mirasa di Kota Madiun (instagram.com/mirasa_madiun)

Desa Kaliabu di Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun saat ini masih menjadi sentra pembuatan brem Madiun.

Uniknya merk dagang yang digunakan kebanyakan menggunakan nama 'suling' di depannya, seperti Suling Gading, Suling Mustika, Suling Ariska, Suling Aneka, Suling Bima, Suling Andika, Suling Mas, Suling Istimewa, dan Suling Mandiri.

Konsumen bisa langsung datang ke sentra pembuatan brem di Desa Kaliabu tersebut atau membelinya di toko oleh-oleh yang tersebar di wilayah Madiun dan sekitarnya, seperti Magetan, Ponorogo, Ngawi, dan Pacitan. 

Apabila tidak bisa menjangkau wilayah Madiun dan sekitarnya, konsumen bisa membelinya melalui marketplace atau e-commerce. Brem ini cukup awet berbulan-bulan sehingga aman dikirim ke seluruh Indonesia.

Bagaimana, kalian yang belum mencoba jadi tertarik untuk membelinya? Dijamin gak akan menyesal dan ketagihan dengan sensasi dinginnya. Yummy!

Baca Juga: 7 Rekomendasi Roti Bluder di Madiun, Lembut sampai Gigitan Terakhir

Fasrinisyah Suryaningtyas Photo Verified Writer Fasrinisyah Suryaningtyas

Scribo ergo sum | instagram : @fasrinisyah

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

yummy-banner

Topik:

  • Febrianti Diah Kusumaningrum
  • Eddy Rusmanto

Berita Terkini Lainnya