Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Odeng Lebih Laku saat Musim Semi daripada Musim Dingin?

ilustrasi odeng (vecteezy.com/arief rahman hakim)
ilustrasi odeng (vecteezy.com/arief rahman hakim)
Intinya sih...
  • Odeng populer di Korea Selatan saat musim semi tiba
  • Odeng cocok untuk cuaca hangat dan memberikan rasa hangat tanpa terlalu mengenyangkan
  • Odeng dianggap sebagai makanan ringan, praktis, terjangkau, dan sehat

Odeng, atau yang lebih dikenal dengan sebutan ikan bakar Jepang, adalah salah satu jajanan kaki lima yang populer di Korea Selatan, terutama saat musim semi. Meskipun sangat identik dengan musim dingin di Korea, ada alasan kenapa odeng justru lebih laris saat musim semi.

Ketika suhu menghangat dan angin musim semi mulai bertiup, keinginan untuk menikmati makanan hangat dengan rasa yang ringan makin meningkat. Lantas, kenapa odeng lebih laku saat musim semi daripada musim dingin?

1. Makanan ringan yang nyaman untuk musim semi

ilustrasi odeng (vecteezy.com/Artit Oubkaew)
ilustrasi odeng (vecteezy.com/Artit Oubkaew)

Odeng adalah makanan yang cukup ringan dan mudah dicerna, sehingga cocok untuk cuaca musim semi yang sudah mulai menghangat. Ketika suhu mulai naik sedikit, orang cenderung mencari makanan yang tidak terlalu berat di perut, tetapi tetap memberi kenyamanan.

Dengan kuah kaldu yang gurih dan bahan utama ikan yang lembut, odeng memberikan rasa hangat. Uniknya, tetap tidak membuat perut terasa penuh atau terlalu panas, seperti halnya makanan musim dingin.

Di musim semi, orang ingin merasakan makanan yang menenangkan tanpa perlu terjebak dalam kehangatan berlebih. Makanan seperti odeng, yang hadir dalam porsi kecil namun cukup mengenyangkan, menjadi pilihan yang ideal untuk menemani berjalan-jalan atau bersantai di luar ruangan. Rasa gurih yang lezat dan ringan menjadikannya cocok di segala suasana, termasuk musim semi yang lebih cerah dan nyaman.

2. Pengingat tradisi musim semi di Korea

ilustrasi odeng (vecteezy.com/Natthapon Ngamnith)
ilustrasi odeng (vecteezy.com/Natthapon Ngamnith)

Di Korea, banyak makanan khas yang membawa kenangan akan musim yang berlalu, odeng adalah salah satunya. Meskipun biasanya dikaitkan dengan cuaca dingin, odeng juga memiliki tempat spesial dalam kebudayaan kuliner musim semi. Makanan ini sering dijadikan pilihan bagi orang-orang yang ingin menikmati sisa-sisa dingin di akhir musim dingin, tetapi tidak ingin makan makanan yang terlalu berat.

Di musim semi, odeng hadir sebagai simbol beralihnya musim dingin menuju musim yang lebih hangat. Masyarakat Korea sudah terbiasa dengan ritual menikmati odeng di luar rumah, biasanya sambil berjalan-jalan di kawasan ramai atau saat berada di pasar tradisional. Rasanya yang nyaman dan mudah dihidangkan menjadikannya makanan favorit yang bisa dinikmati tanpa rasa terburu-buru.

3. Cuaca hangat membuat orang lebih suka makanan ringan

ilustrasi odeng (pixabay.com/grainlatte)
ilustrasi odeng (pixabay.com/grainlatte)

Saat musim semi tiba, cuaca yang lebih cerah dan hangat mendorong banyak orang untuk mencari makanan ringan yang tidak terlalu mengenyangkan. Di musim dingin, orang cenderung makan makanan berat untuk melawan rasa dingin, tetapi saat suhu naik, makanan dengan rasa gurih, seperti odeng, lebih disukai. Makanan ini memiliki kaldu yang tidak terlalu pekat dan tidak mengandung banyak lemak.

Musim semi juga identik dengan kebangkitan alam, sehingga orang-orang ingin menikmati cuaca hangat dengan makanan lebih ringan. Odeng hadir sebagai pilihan tepat, karena selain mudah dibawa, harganya yang terjangkau dan bisa dinikmati sambil berjalan, sehingga membuat makanan ini semakin digemari.

4. Terjangkau dan mudah ditemui di musim semi

ilustrasi odeng (commons.wikimedia.org/Zarate123)
ilustrasi odeng (commons.wikimedia.org/Zarate123)

Odeng juga terjangkau dan mudah ditemukan. Di musim semi, orang lebih sering keluar rumah untuk menikmati udara segar dan berkunjung ke pasar atau tempat umum lainnya. Odeng, dengan kios kecil yang tersebar di berbagai lokasi, menjadi pilihan praktis untuk orang yang ingin menikmati makanan lezat dengan harga yang bersahabat.

Penjual odeng mudah ditemukan di pasar tradisional atau pusat keramaian. Makanan ini tidak memerlukan waktu lama untuk disiapkan dan bisa langsung dinikmati, memberikan kenyamanan tersendiri. Karena itulah, di musim semi yang penuh aktivitas luar ruangan, orang lebih memilih makanan ringan yang mudah ditemukan dan dinikmati, seperti odeng.

5. Odeng menjadi alternatif makanan sehat untuk musim semi

ilustrasi odeng (commons.wikimedia.org/travel oriented)
ilustrasi odeng (commons.wikimedia.org/travel oriented)

Selain gurih, odeng juga dianggap sebagai alternatif makanan sehat dibandingkan jajanan lainnya yang lebih berat. Makanan ini terdiri dari ikan dan bahan-bahan alami lainnya, sehingga memberi rasa tanpa mengandung terlalu banyak kalori. Ketika musim semi tiba, orang lebih cenderung memilih makanan yang tidak terlalu berat dan lebih sehat untuk menjaga kebugaran mereka setelah seharian beraktivitas di luar.

Odeng juga memiliki kandungan protein dari ikan yang cukup baik untuk tubuh, tetapi tidak memberikan rasa kenyang berlebihan seperti makanan berat lainnya. Hal ini menjadikannya pilihan tepat bagi mereka yang ingin menikmati makanan yang tetap lezat tanpa khawatir berlebihan dalam mengonsumsi kalori.

Meski odeng sering dianggap sebagai makanan musim dingin, kenyataannya justru makin populer di musim semi Korea. Suhu lebih hangat membuat orang-orang mencari makanan yang nyaman, tapi tidak terlalu berat, dan odeng dengan kuah kaldu yang ringan sangat cocok untuk mengisi perut di hari-hari musim semi. Dengan rasa yang lezat dan mudah dinikmati, tak heran jika odeng tetap menjadi favorit yang laris sepanjang tahun.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us