Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Menggunakan Aluminium Foil untuk Makanan, Gak Merusak Rasa

ilustrasi alumunium foil untuk membungkus makanan (commons.wikimedia.org/DanielPenfield)
ilustrasi alumunium foil untuk membungkus makanan (commons.wikimedia.org/DanielPenfield)
Intinya sih...
  • Pemilihan sisi foil (mengilap atau doff) mempengaruhi proses memasak dan hasil akhir makanan.
  • Makanan yang mengandung asam bisa bereaksi dengan aluminium foil, sehingga perlu langkah pencegahan.
  • Ketebalan foil juga penting disesuaikan dengan jenis masakan dan proses memasak yang dilakukan.

Penggunaan aluminium foil dalam dunia makanan bukan hal baru. Namun, bukan berarti semua orang memakainya dengan cara yang tepat. Banyak yang menggunakannya tanpa memahami bagaimana memanfaatkan aluminium foil secara optimal agar hasil akhir makanan tetap lezat dan aman.

Meski terlihat sederhana, ternyata aluminium foil bisa mempengaruhi rasa, tekstur, bahkan kualitas penyajian makanan, lho. Maka dari itu, berikut beberapa tips menggunakan aluminium foil untuk makanan agar hasil akhirnya sesuai harapanmu.

1. Menentukan sisi foil yang tepat akan mempengaruhi hasil masakan

ilustrasi menggunakan alumunium foil untuk makanan (pexels.com/Gustavo Fring)
ilustrasi menggunakan alumunium foil untuk makanan (pexels.com/Gustavo Fring)

Perbedaan sisi mengilap dan sisi doff pada aluminium foil bukan dibuat tanpa alasan, tapi punya fungsi yang sebaiknya dipahami. Sisi mengilap memantulkan panas lebih banyak, sedangkan sisi doff menyerap panas, sehingga pemilihannya harus disesuaikan dengan jenis masakan yang sedang diolah. Untuk memanggang daging atau kentang, sisi doff lebih direkomendasikan agar panas cepat meresap dan merata.

Jika ingin menjaga kelembapan, seperti saat membungkus ikan atau ayam berbumbu, sisi mengilap sebaiknya berada di dalam. Kesalahan memilih sisi aluminium foil bisa berdampak pada tekstur makanan yang terlalu kering atau tidak matang sempurna. Meski terlihat sederhana, pemilihan sisi yang benar bisa membuat hasil masakan lebih optimal. 

2. Hindari kontak langsung dengan bahan yang bersifat asam

ilustrasi menggunakan alumunium foil untuk makanan (pexels.com/Bronze Digitals)
ilustrasi menggunakan alumunium foil untuk makanan (pexels.com/Bronze Digitals)

Beberapa jenis makanan, terutama yang mengandung asam, seperti tomat, nanas, atau saus berbasis cuka, bisa bereaksi dengan aluminium foil jika bersentuhan langsung. Reaksi kimia ini bukan hanya mengubah rasa, tapi juga membuat tampilan makanan jadi kurang menarik, karena muncul noda keabu-abuan. Selain itu, ada risiko kecil partikel aluminium ikut larut ke dalam makanan yang tentu tidak diinginkan.

Solusinya, lapisi bagian dalam foil dengan kertas roti atau plastik tahan panas sebelum membungkus bahan-bahan tersebut. Cara ini bisa menjaga keamanan makanan tanpa mengganggu proses masak atau tekstur akhir. Langkah ini juga penting jika makanan akan disimpan dalam waktu cukup lama. Jadi, lebih baik mencegah daripada harus membuang makanan karena rusak oleh reaksi bahan.

3. Membungkus makanan dengan rapat bisa mencegah kegagalan ketika masak

ilustrasi menggunakan alumunium foil untuk makanan (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi menggunakan alumunium foil untuk makanan (pexels.com/cottonbro studio)

Saat menggunakan alumunium foil, teknik membungkus yang rapi dan rapat sering kali diabaikan, padahal berpengaruh besar pada hasil akhir makanan. Bila ada celah pada lipatan, uap panas bisa keluar dan membuat makanan jadi setengah matang atau terlalu kering. Proses pematangan yang tidak sempurna akan merusak rasa dan tekstur makanan, terutama saat dipanggang atau dikukus.

Untuk hasil yang optimal, pastikan foil dilipat erat pada semua sisi dan ditekan kuat, terutama bagian ujung. Gunakan sendok atau jari agar lipatan benar-benar menutup rapat dan tidak terbuka saat terkena panas. Teknik ini juga efektif mencegah cairan keluar, apalagi untuk masakan berkuah atau berminyak. Pembungkusan yang tepat dengan aluminium foil bisa menjaga kelembapan sekaligus menciptakan tekstur makanan matang merata.

4. Ketebalan foil perlu disesuaikan dengan metode memasak

ilustrasi menggunakan alumunium foil untuk makanan (commons.wikimedia.org/Ansgar Koreng)
ilustrasi menggunakan alumunium foil untuk makanan (commons.wikimedia.org/Ansgar Koreng)

Tidak semua aluminium foil memiliki ketebalan yang sama dan perbedaan ini sebaiknya tidak dianggap remeh. Foil tipis cocok untuk kebutuhan ringan, seperti membungkus roti atau menyimpan sisa makanan di kulkas. Namun, ketika memanggang atau membakar makanan yang berat dan berdurasi lama, foil tebal jadi pilihan yang lebih aman dan kuat.

Memasak dengan suhu tinggi tanpa menyesuaikan ketebalan foil berisiko sobek atau bocor, apalagi jika makanan mengandung banyak lemak atau berkuah. Lebih baik memilih foil dengan spesifikasi yang sesuai sejak awal agar proses memasak lebih optimal. Penggunaan foil berkualitas juga bisa mengurangi kebutuhan menggunakan aluminium foil berlapis-lapis.

5. Memberi ruang sirkulasi udara akan menjaga tekstur makanan

ilustrasi menggunakan alumunium foil untuk makanan (pexels.com/Ocdp)
ilustrasi menggunakan alumunium foil untuk makanan (pexels.com/Ocdp)

Membungkus terlalu rapat memang bisa menjaga kelembapan, tapi menjadi masalah besar jika kamu tidak memberi sedikit ruang untuk uap panas bergerak. Saat makanan terlalu tertutup rapat tanpa celah, bagian luar bisa jadi lembek dan kehilangan kerenyahan yang diharapkan. Terutama pada makanan seperti kentang, ayam, atau roti yang seharusnya punya lapisan luar yang garing.

Cara termudah adalah membuat lubang kecil di permukaan foil atau membungkusnya dengan metode yang tidak terlalu ketat. Dengan begitu, sirkulasi panas tetap terjadi dan tekstur makanan lebih seimbang antara lembut di dalam dan renyah di luar. Metode ini bisa jadi penyelamat agar makanan tidak terlalu basah dan tetap menggugah selera.

Menggunakan aluminium foil untuk makanan memang terlihat sederhana, tapi ada banyak detail kecil yang jika diperhatikan bisa memberikan hasil masakan yang jauh lebih maksimal. Dari cara membungkus hingga memilih ketebalan, semua berguna untuk menciptakan makanan yang matang sempurna dan tetap lezat. Semakin paham caranya, semakin efektif dan aman foil digunakan dalam setiap proses memasak.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us