5 Jenis Olahan yang Sering Jadi Limbah Makanan, Duh Apa Gak Sayang?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pada saat ini hampir beberapa titik lokasi di dunia memiliki permasalahan yang berhubungan dengan gizi, khususnya pada anak-anak. Hal ini tentu saja didasari karena kurangnya asupan nutrisi bagi beberapa masyarakat yang tinggal di negeri-negeri tertinggal.
Satu hal yang membuat persoalan tersebut semakin memprihatikan adalah karena pada saat yang bersamaan ternyata terdapat banyak sekali olahan yang justru dibuang dan menjadi sampah makanan di dunia.
Sering disepelekan oleh orang-orang, makanan tersebut pun harus rela berakhir di tempat sampah meski kualitasnya masih bagus dan layak untuk dikonsumsi. Hal ini bisa dimaknai sebagai bentuk dari keserakahan manusia.
Bila kamu masih sering membuang-buang bahan makanan, kamu harus tahu lima daftar olahan yang sering dibuang dan berakhir menjadi sampah. Apa saja?
1. Nasi
Jika kamu melihat negara-negara yang mengonsumsi nasi sebagai bahan pokok makanan mereka, kamu ak
an menemukan ada banyak sekali sampah-sampah sisa hasil dari konsumsi nasi. Hal ini tentu saja menyedihkan mengingat ada banyak jiwa yang bekerja keras untuk mengais sesuap nasi, sementara nasi justru menjadi salah satu makanan pokok yang harus rela berakhir di tempat sampah.
Oleh sebab itu, sebagai masyarakat yang mengonsumsi nasi sehari-hari, kamu harus penuh perhitungan dalam setiap mengambil nasi ya. Pastikan nasi yang diambil cukup dan habiskan hingga habis, jangan sampai bersisa atau justru terbuang.
2. Keju
Pada beberapa negara yang mengonsumsi keju sebagai bahan makanan, olahan yang dihasilkan dari hasil fermentasi susu ini memang sering kali menjadi sampah makanan.
Padahal keju sebenarnya memiliki durasi waktu bertahan yang cukup lama, bahkan apabila kamu menemukan bahwa kejumu telah berjamur, kamu tetap dapat mengonsumsinya dengan catatan telah menghilangkan jamur tersebut dengan cara memotongnya dan mengonsumsi bagian yang bebas jamur.
Pembuangan keju secara massal hanya akan membuat bahan makanan tersebut sia-sia tanpa memberikan manfaat khususnya bagi orang yang kelaparan.
Baca Juga: 5 Tips Mengamankan Makanan Saat Banjir biar Gak Terkena Penyakit
Editor’s picks
3. Susu
Jika berbicara mengenai pemenuhan nutrisi khususnya kepada anak-anak, tentu kita tidak bisa menyangkal manfaat dari susu. Namun, hal yang sangat disayangkan adalah total 5,9 juta gelas susu harus rela berakhir di wastafel. Hal ini tentu saja bertolak belakang dengan berbagai kasus anak-anak dengan gizi buruk di beberapa negara.
Padahal apabila pengonsumsian susu dapat dimaksimalkan, jutaan gelas susu tersebut dapat sangat bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan.
4. Roti
Siapa yang tidak mengenal olahan roti? Makanan yang dapat menjadi sumber karbohidrat ini ternyata justru harus rela berakhir di tempat sampah dengan total 240 juta irisan roti tiap tahunnya.
Hal ini sangat memprihatikan sebab roti dapat dikonsumsi untuk pemenuhan gizi dan nutrisi bagi mereka yang membutuhkan. Namun di beberapa tempat di dunia justru menganggap roti hanyalah sampah makanan apabila tak habis dikonsumsi.
5. Kentang
Sumber karbohidrat lainnya yang harus rela berakhir di tempat sampah dalam jumlah banyak adalah kentang. Diketahui bahwa pembuangan kentang secara massal mencapai hingga total 5,8 juta kentang yang tak habis dikonsumsi.
Padahal seperti yang kamu ketahui bahwa kentang dapat membantu kamu dalam pemenuhan nutrisi dan sumber karbohidrat baik. Apabila dimaksimalkan, kentang dalam membantu dalam mengatasi gizi buruk.
Nah, lima bahan makanan di atas dapat menjadi informasi bagimu untuk tidak lagi membuang sisa makanan yang masih layak konsumsi. Perhatikan porsi makanmu, jangan berlebihan bila sekiranya kamu memang tak bisa menghabiskannya.
Jangan sampai jadi manusia yang serakah, ya!
Baca Juga: 10 Makanan Sehat yang Ternyata Justru Bisa Bikin Penyakit!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.