Kamu sudah pernah menikmati cabuk rambak saat di Solo? Jika belum, gak perlu sedih. Sekarang ini memang makanan bernama cabuk rambak tersebut mulai langka keberadaannya, tetapi bukan berarti sudah tidak ada sama sekali, lho.
Cabuk rambak terdiri dari irisan ketupat atau gendar yang disajikan dengan saus wijen dan karak, sejenis kerupuk yang dibuat dari nasi. Lima tempat makan cabuk rambak di Solo ini bisa kamu datangi. Sudah mulai langka, nih!
Di mana ada nasi liwet pasti ada juga cabuk rambak. Gak semua, tapi hampir rata-rata penjual nasi liwet menawarkan cabuk rambak agar pembeli bisa sekalian menjajal makanan yang mulai langka ini. Kamu bisa menjajal cabuk rambak tersebut di Nasi Liwet dan Cabuk Rambak Lestari.
Cabuk rambak di sini berisi irisan gendar atau ketupatnya lumayan besar-besar, lho. Dijamin langsung ganjal perut dari rasa lapar. Selain cabuk rambak dan nasi liwet, tempat ini juga menjual ketan juruh yang manis gurihnya manjakan lidah banget.
Lokasi: Jalan K.H Samanhudi Nomor 75, Sondakan, Laweyan, Solo, Jawa Tengah.
Jam operasional: setiap hari pukul 17.00—22.00 WIB.
Harga: Rp10—30 ribu.
Nasi Liwet dan Cabuk Rambak Bu Parmi bisa dibilang tempat makan legendaris di Solo. Meskipun tempat makannya lesehan, tetapi tak mengurangi minat pengunjung untuk datang dan menikmati nasi liwet khas Solo yang rasanya otentik banget. Gak cuma nasi liwet saja, nih.
Ada cabuk rambak yang diburu oleh pembeli khususnya oleh wisatawan dari kota lain. Cabuk rambak di sini rasanya mantap. Saus wijennya punya bumbunyang pas, sehingga gak bikin enek. Kebanyakan pembeli akan menikmati cabuk rambak setelah atau sebelum makan nasi liwet.
Lokasi: Jalan Yos Sudarso Nomor 241,Kratonan, Gajahan, Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah.
Jam operasional: setiap hari pukul 18.00—23.00 WIB.
Harga: Rp10—30 ribu.
Nasi Liwet dan Cabuk Rambak Bu Hadi lokasinya tidak jauh dari Alun-Alun Selatan Solo, lho. Usai jalan-jalan di spot favorit warga kota Solo tersebut, ada baiknya mampir singgah sebentar untuk menikmati cabuk rambak atau nasi liwet yang rasanya mantul. Ditemani teh hangat, bikin perut bahagia kulineran malam.
Seperti rekomendasi cabuk rambak sebelumnya, meskipun duduk lesehan tak mengurangi kekhidmatan menikmati cabuk rambak. Di warung Bu Hadi, kebanyakan pelanggan sering beli untuk dibawa pulang, karena masih ketagihan dengan rasa lezatnya cabuk rambak atau nasi liwet.
Lokasi: Gajahan, Pasar Kliwon, Surakarta, Jawa Tengah.
Jam operasional: setiap hari pukul 19.00—00.00 WIB.
Harga: Rp10-30 ribu.
Ke Solo belum lengkap kalau tidak pelesiran ke Pasar Gede Solo. Di pasar ini siapa pun bisa belanja sekaligus kulineran, lho. Es dawet telasih jadi kuliner khas Pasar Gede Solo yang tak pernah dilewatkan dari daftar kulineran para wisatawan. Usai menikmati es dawet telasih, kamu bisa berburu cabuk rambak yang penjualnya biasa berjualan di depan kios pedagang sambal pecal.
Cabuk rambak ini namanya juga cukup terkenal di Pasar Gede Solo. Cita rasa yang melegenda, bikin siapa saja pasti mampir. Gak perlu bingung dengan lokasinya karena tak jauh dari pintu masuk utama Pasar Gede Solom.
Lokasi: Pasar Gede Hardjonagoro, Jalan Jendral Urip Sumoharjo, Sudiroprajan, Jebres, Solo, Jawa Tengah.
Jam operasional: setiap hari pukul 07.00—habis.
Harga: Rp5—10 ribu.
Warung Pecel Yu Temu sering dijadikan sebagai tujuan sarapan warga lokal, lho. Pecel memang andalan di warung ini, namun tersedia pula nasi liwet dan cabuk rambak. Saat di Solo, kamu pun bisa ke sini untuk sarapan dengan banyak pilihan.
Nasi liwetnya gurih nampol, pecelnya menggunakan nasi merah, dan cabuk rambaknya punya rasa endulita. Lokasinya tak jauh dari Stadion Manahan, kamu bisa jalan-jalan sebelum maupun sesudah ke sini, lho.
Lokasi: Shelter PKL Stadion Manahan, Jalan Mentri Supeno, Manahan, Jebres, Solo, Jawa Tengah.
Jam operasional: setiap hari pukul 06.00—11.00 WIB.
Harga: Rp10—20 ribu.
Buat kamu yang baru pertama kali makan cabuk rambak atau belum pernah sama sekali, ada baiknya pesan dengan porsi sewajarnya terlebih dulu alias jangan kalap. Cabuk rambak bisa dibilang satu-satunya makanan atau kuliner di Indonesia dengan saus wijen, dikhawatirkan rasanya tidak cocok dengan lidahmu.