Beda Garnish dan Topping yang Sering Dianggap Sama

Sebagai orang yang doyan makan dan menonton tayangan kuliner, kamu pasti tidak asing lagi dengan istilah garnish dan topping. Keduanya sama-sama digunakan untuk memberikan sentuhan akhir pada suatu hidangan. Tampilan suatu hidangan pun jadi cantik dan menggugah selera.
Namun, beberapa orang menganggap bahwa garnish dan topping itu sama saja. Padahal, keduanya memiliki perbedaan yang sangat mendasar, terutama dalam hal bahan dan penggunaannya.
Nah, supaya gak bingung lagi, simak penjelasan singkat tentang perbedaan garnish dan topping di bawah ini, yuk!
Garnish

Menurut situs Britannica, garnish merupakan suatu hiasan yang ditambahkan pada suatu makanan untuk meningkatkan penampilan atau rasanya. Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa tujuan utama garnish adalah membuat visual atau tampilan makanan jadi lebih menarik. Tak jarang, ada sedikit rasa tambahan dari garnish, tergantung bahan yang digunakan.
Pemilihan garnish ini tidak boleh sembarangan. Biasanya, para chef menentukan bahan-bahan garnish berdasarkan keserasian warna dan bentuknya dengan hidangan utama. Ada beberapa jenis garnish yang barangkali kerap kamu temukan di atas makananmu, antara lain:
- Daun seledri.
Irisan daun seledri segar sering digunakan sebagai garnish sup atau makanan-makanan berkuah lainnya. Tujuannya untuk memberikan sentuhan warna hijau yang segar. - Lemon dan jeruk.
Potongan lemon atau jeruk segar berbentuk bulat biasanya diletakkan di tepi gelas minuman atau di atas hidangan ikan untuk memberikan sentuhan warna dan aroma yang segar. - Kulit jeruk.
Kulit jeruk yang diparut biasanya digunakan untuk dessert atau minuman lain. Tujuannya adalah memberikan aroma citrus yang segar. - Edible flower.
Edible flower merupakan bunga-bunga yang bisa dimakan, seperti bunga mawar dan telang. Bunga tersebut biasanya digunakan sebagai garnish salad untuk menambah keindahan dan warnanya jadi lebih semarak.
Topping

Jika fokus utama garnish pada estetika dan visual makanan, maka topping memiliki peran penting dalam meningkatkan cita rasa hidangan secara keseluruhan, termasuk tekstur dan aromanya.
Topping terdiri dari beberapa bahan tambahan yang ditempatkan di atas hidangan. Hidangan yang diberi topping pun akan terlihat menarik.
Topping biasanya dipilih berdasarkan kesesuaian bahan dan tekstur dengan rasa hidangan utama. Di bawah ini ada beberapa jenis bahan yang sering digunakan untuk topping makanan, di antaranya:
- Keju parut.
Keju ini sering digunakan untuk topping pizza dan pasta untuk menambah cita rasa gurih. Teksturnya pun jadi lebih creamy. - Whipped cream atau krim kocok.
Krim kocok biasanya ditambahkan di atas hidangan pencuci mulut, seperti kue, es krim, atau bahkan cokelat panas. - Cokelat.
Cokelat batangan biasanya diparut atau dipotong sangat kecil, kemudian ditaburkan di atas kue atau es krim untuk memberikan rasa manis dan sentuhan tekstur renyah. - Saus karamel atau saus cokelat.
Kedua bahan ini biasanya digunakan pada panekuk, waffle, atau es krim untuk menambah rasa manis. - Biji-bijian atau kacang-kacangan kering.
Terdiri dari almond, raisin, kismis, kacang tanah, dan sebagainya. Bahan ini biasanya digunakan di atas oatmeal untuk memberikan sentuha gurih, manis, dan renyah.
Sekarang kamu sudah tahu perbedaan antara garnish dan topping. Garnish lebih fokus pada penampilan visual dan estetika hidangan, sementara topping bertujuan untuk menambah cita rasa, aroma, dan tekstur makanan. Semoga gak bingung lagi, ya!