Gak Cuma Rendang, 7 Masakan Khas Minang Ini Juga Menggoyang Lidah!

Itiak lado ijau merupakan makanan khas dari daerah Koto Gadang, Sumatera Barat. Sesuai namanya, bahan utama dari masakan ini adalah itiak (itik / bebek) dan lado ijau (cabe hijau). Itiak diolah sedemikian rupa dengan bumbu-bumbu masak lainnya seperti laos, kunyit, jahe, daun salam dan daun kunyit untuk menghilangkan rasa amis dagingnya.

Percaya deh, ngeliatnya pasti bikin kamu lansung ngiler. Daging itiak yang dibaluri cabe hijau halus akan mendatangkan sensasi pedas sekaligus gurih di lidah.

Gulai tambunsu merupakan makanan khas daerah Bukittingi. Ia begitu pas disandingkan dalam sajian nasi kapau dan akan mudah kamu temui saat mengunjungi kawasan Jam Gadang ini. Gulai tambunsu berbahan dasar usus sapi yang di dalamnya diisikan olahan telur dan tahu. Kebayang kan, nikmatnya usus sapi ini yang berpadu dengan racikan gulai santan yang menggoda selera?

Gulai kapalo lauak merupakan hidangan khas daerah Pariaman, daerah pesisir pantai di Sumatera Barat. Seperti namanya kapalo lauak yang berarti kepala ikan, bahan utama dari masakan ini adalah kepala ikan.

Di daerah asalnya, ikan yang sering dipakai adalah jenis ikan karang, seperti ikan kakap. Jangan takut akan ada rasa amis saat kamu menyantap hidangan ini, yang ada hanyalah nikmatnya racikan bumbu yang meresap pada daging lembut di kepala ikan.

Batokok dalam bahasa Indonesia berarti dipukul. Disebut demikian karena dalam proses pengolahannya, daging dipukul-pukul terlebih dahulu sehingga tekstur empuk dari daging semakin terasa dan bumbu bisa semakin meresap.

Sebelum dibaluri dengan bumbu, istimewanya daging ini dibakar terlebih dahulu. Setelahnya baru lah daging dibaluri bumbu-bumbunya, termasuk cabe hijau yang tentu saja membuatnya semakin menggoyangkan lidah.

Bagi kamu yang melihat bentuknya sama dengan rendang, kamu tidak salah. Kalio dagiang merupakan rendang setengah matang. Setengah matang bukan berarti belum bisa dimakan, lho.

Dibandingkan rendang yang dimasak sampai kuahnya mengering dan dagingnya terkesan kasar, kalio dagiang lebih memiliki tektur lembut dan kuah yang melimpah. Proses memasaknya pun tentu saja lebih singkat daripada memasak rendang karena tidak harus menunggu sampai olahannya kering. Rasanya? Sama lezatnya kok dengan rendang.

Eits, jangan tertipu dengan warnanya yang membuat kamu mengira kalau ayam ini masih mentah. Ayam pop ini memang istimewa, sebelum digoreng, ia direbus terlebih dahulu bersama bumbu-bumbunya, sehingga memiliki warna sedikit pucat seperti itu.

Sajian ini pertama kali diperkenalkan di Bukittinggi dan sampai sekarang tempat makan tersebut masih ramai dipenuhi oleh pengunjung. Ayam pop yang memiliki tekstur daging yang lembut biasanya disajikan dengan sambal cabe yang berwarna merah menyala.

Palai rinuak merupakan salah satu jenis sajian pepes ikan. Istimewanya, ikan yang dipakai dalam pepes ini adalah rinuak, sejenis ikan kecil khas daerah Maninjau, Sumatera Barat. Rinuak dibaluri dengan bumbu serta parutan kelapa lalu dibungkus dengan daun pisang kemudian dipanggang. Rasa gurih yang datang dari rinuak serta parutan kelapa bercampur dengan bau harumnya daun pisang. Ah, bikin gak sabar untuk makan.