Makanan Indonesia cukup beragam, tiap daerah punya ciri khasnya masing-masing. Bentuknya sama, belum tentu nama, bahan, dan rasanya mirip. Seperti halnya sayur asem Jawa dan Betawi.Apakah kamu tahu perbedaan keduanya?
Jika belum, simak perbedaan sayur asem Jawa dan Betawi di bawah ini, supaya gak salah pesan ketika di restoran. Kira-kira kamu paling suka yang mana?
Sayur asem Jawa punya dua versi, yakni Jawa Timur dan Jawa Tengah. Jawa Timur identik dengan kangkung dan timun kerai. Rasanya cenderung lebih pedas daripada sayur asem Jawa Tengah.
Secara umum, bahan yang digunakan sayur asem Jawa dan Betawi mirip. Seperti kacang tanah, belimbing sayur, labu siam, kacang panjang, jagung, dan asam Jawa. Bedanya pada sayur asem khas Betawi adalah adanya jengkol atau oncom sebagai bumbunya.
Sejumlah pengamat kuliner menjelaskan ada perbedaan mendasar antara sayur asem Jawa dengan Betawi. Rasa asam dari sayur asem Betawi didapat dari asam Jawa muda yang ditumbuk. Sedangkan, beberapa daerah di Jawa menggunakan asam fermentasi.
Cikal bakal sayur asem dipengaruhi kondisi Indonesia yang serba keterbatasan. Awalnya, sayur asem dibuat dengan cabai dan asam saja. Sekarang, kuliner ini terus berkembang dengan isian yang lebih lengkap. Rasanya pun jadi lebih nikmat.
Seperti yang disinggung di atas, isian sayur asem Betawi memang lebih lengkap dibandingkan di Jawa. Jengkol beweh menjadi ciri khas utama sayur asem khas Betawi. Diperlukan waktu selama sepekan sebelum jengkol bisa dimasak.
Ada pula melinjo, nangka muda, kacang tanah, jagung, terung, kacang panjang, dan paria dalam sayur asem khas Betawi. Sayuran-sayuran ini berpadu hingga menghasilkan rasa yang istimewa.
Kuah sayur asem Betawi lebih merah dan keruh dibanding Jawa. Sebab, ada tambahan terasi, cabai rawit, kemiri, dan cabai merah yang membuat warnanya lebih merah menggoda.
Nah, itulah perbedaan antara sayur asem Betawi dan Jawa. Kalau kamu sendiri, lebih suka yang mana? Tulis di kolom komentar ya!