Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Intuitive Eating, Prinsip, dan Manfaatnya

ilustrasi makan (unsplash.com/Pablo Merchán Montes)

Di era diet ekstrem dan tren makanan sehat yang silih berganti, intuitive eating hadir sebagai pendekatan makan yang sederhana namun membebaskan. Tidak ada daftar makanan pantangan atau jadwal makan yang ketat. Sebaliknya, ini soal mendengarkan tubuh sendiri, seolah tubuhmu punya peta makanan terbaik. Penasaran? Yuk, pelajari lebih jauh prinsip dan manfaatnya dalam artikel ini! 

1. Fokus pada rasa lapar dan kenyamanan makan

ilustrasi makan (unsplash.com/Alex Haney)

Intuitive eating mengajarkanmu untuk kembali memahami rasa lapar dan kenyang secara alami. Bukan lagi soal makan pada waktu yang seharusnya, melainkan kapan tubuh benar-benar membutuhkan energi.

Banyak orang kehilangan kemampuan untuk mengenali sinyal tubuh akibat pola makan yang terlalu diatur. Pendekatan ini menuntun kita untuk berhenti sebelum terlalu kenyang dan mengenali rasa lapar sebagai sinyal alami tubuh. Nah, jadi kapan terakhir kali kamu mendengar perutmu 'berbicara'?

2. Bebas dari larangan dan diet ketat

ilustrasi diet (pexels.com/Jill Wellington

'Jangan makan karbo!' atau 'Hindari lemak!' sering kali membuat hubungan dengan makanan terasa tegang. Dalam intuitive eating, semua makanan boleh, ya, semua makanan. Tapi, ini bukan berarti pesta makan tanpa henti, lho!

Pendekatan ini bertujuan membuat hubungan dengan makanan lebih damai. Mereka yang mempraktikkannya justru cenderung makan lebih sehat secara keseluruhan karena tidak terjebak dalam rasa bersalah atau kompensasi berlebihan.

3. Keseimbangan antara tubuh dan pikiran

ilustrasi keseimbangan hidup (unsplash.com/Brooke Lark)

Banyak yang menganggap makanan hanya soal kalori atau nutrisi. Namun, intuitive eating mengingatkan pentingnya pengalaman makan, merasa bahagia dengan pilihan makanan tanpa dihantui angka pada timbangan.

Makan dengan cara ini membantu menurunkan tingkat stres dan meningkatkan kepuasan makan. Jadi, alih-alih terobsesi pada menu sehat terus, apa salahnya menikmati sepiring pasta tanpa rasa bersalah?

4. Menghormati tubuh apa adanya

ilustrasi pencernaan sehat (pixabay.com/Alicia Harper)

Berhenti memaksakan tubuh untuk mengikuti standar tak realistis adalah prinsip inti intuitive eating. Tubuhmu unik, dan kesehatan sejatinya jauh lebih penting daripada sekadar angka di timbangan.

Pendekatan ini membantu seseorang menerima bentuk tubuhnya dan mengurangi risiko gangguan makan seperti anoreksia atau binge eating disorder. Lupakan soal tubuh ideal! Yang penting adalah tubuh yang kamu rawat dan sayangi.

5. Manfaatnya terbukti lebih dari sekadar diet

ilustrasi diet (pexels.com/Jenna Hamra)

Selain membantu menjaga berat badan, intuitive eating menawarkan manfaat lain seperti meningkatkan kesehatan mental dan mencegah emotional eating. Kamu akan makan karena tubuh meminta, bukan karena stres atau bosan.

Mereka yang berlatih intuitive eating menunjukkan tingkat kepuasan hidup yang lebih tinggi dan hubungan positif dengan makanan. Kebebasan makan ini memberikan dampak yang melampaui piring makanmu.

Hidup ini terlalu singkat untuk dihabiskan dengan melabeli makanan sebagai baik atau buruk. Intuitive eating mengajarkan kita untuk berdamai dengan tubuh, menikmati makanan, dan menghargai diri sendiri. Jadi, yuk coba dengarkan tubuhmu mulai sekarang, karena dia tahu apa yang terbaik untukmu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ignatius Drajat Krisna Jati
EditorIgnatius Drajat Krisna Jati
Follow Us