5 Tanda Anak Mengalami Mutism Selective Disorder

- Anak dengan mutism selective biasanya hanya berbicara di lingkungan yang mereka rasa aman, seperti di rumah atau dengan anggota keluarga terdekat.
- Saat diajak ke lingkungan baru, anak tampak tidak nyaman untuk berinteraksi, bahkan hanya dengan satu atau dua kata.
- Anak dengan mutism selective bisa terlihat sangat cemas ketika ada tekanan untuk berbicara, seperti ketika harus memperkenalkan diri atau menjawab pertanyaan di depan orang baru.
Pernahkah kamu merasa heran kenapa anak kamu begitu aktif berbicara di rumah, tapi tiba-tiba berubah diam seribu bahasa di sekolah atau saat bertemu orang baru?
Mungkin kamu berpikir, "Ah, dia cuma pemalu." Namun, jika keadaan ini terus berulang, bisa jadi anak kamu mengalami mutism selective disorder atau gangguan mutisme.
Lantas apa itu mutism selective disorder?
Dilansir Cleveland Clinic, mutism selective disorder adalah kondisi kesehatan mental yang menyebabkan anak tidak dapat berbicara dalam situasi tertentu karena takut atau cemas. Kondisi ini lebih dari sekadar rasa malu, malu-malu, atau penakut.
Jadi jika anak kamu saat ini mengalami hal ini, jangan anggap remeh, ya! Kalau dibiarkan, ini bisa memengaruhi perkembangan sosial dan emosional anak. Yuk, kenali tanda-tandanya supaya kamu bisa memberikan dukungan terbaik untuk si kecil!
1. Hanya berbicara di rumah atau orang terdekat saja

Anak dengan mutism selective biasanya hanya berbicara di lingkungan yang mereka rasa aman, seperti di rumah atau dengan anggota keluarga terdekat. Namun, ketika berada di sekolah atau tempat umum, mereka cenderung diam total.
Hal ini bukan karena mereka keras kepala, melainkan ada tekanan psikologis yang membuat mereka sulit berbicara. Jika Kamu menyadari anak hanya berbicara dengan orang-orang tertentu dan tidak pernah berbicara di luar lingkaran itu, ini bisa menjadi tanda awal
2. Kesulitan berkomunikasi di tempat baru

Saat diajak ke lingkungan baru, anak tampak tidak nyaman untuk berinteraksi, bahkan hanya dengan satu atau dua kata. Meskipun dia terlihat tenang, kenyataannya dia sedang merasa cemas yang luar biasa.
Hal ini berbeda dengan anak pemalu, karena anak dengan mutism selective biasanya benar-benar tidak mengeluarkan suara sama sekali. Jika ini terjadi berulang kali, penting untuk mulai memerhatikan dan mencari tahu penyebabnya.
3. Respons dengan gerakan atau ekspresi nonverbal

Alih-alih menjawab dengan kata-kata, anak cenderung menggunakan isyarat seperti mengangguk, menggeleng, atau menunjuk. Ketika ditanya sesuatu, dia tidak memberikan respons verbal meskipun terlihat memahami pertanyaan. Kebiasaan ini sering muncul karena anak merasa lebih aman berkomunikasi secara nonverbal daripada harus berbicara.
4. Perubahan perilaku saat berhadapan dengan orang baru

Ketika bertemu orang baru atau berada di lingkungan yang asing, anak mungkin tampak tegang atau cenderung menghindar. Dia akan menjadi lebih pendiam dari biasanya dan menghindari kontak mata.
Perubahan perilaku ini tidak hanya terjadi sekali, melainkan berulang setiap kali menghadapi situasi serupa. Jika ini dibiarkan, kondisi ini bisa memengaruhi perkembangan sosial anak
5. Menunjukkan rasa cemas saat diminta berbicara

Anak dengan mutism selective bisa terlihat sangat cemas ketika ada tekanan untuk berbicara, seperti ketika harus memperkenalkan diri atau menjawab pertanyaan di depan orang baru. Mereka mungkin terlihat gelisah, berkeringat, atau bahkan menangis. Rasa cemas ini bukan sesuatu yang bisa mereka kontrol, jadi penting untuk tidak memaksa mereka berbicara karena justru bisa memperburuk kondisi.
Mutism selective disorder bukanlah hal yang sepele dan memerlukan perhatian serius dari orang tua. Jika kamu melihat tanda-tanda di atas pada anak, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional, seperti psikolog anak.
Terapi bicara dan pendekatan yang tepat bisa membantu anak mengatasi rasa cemasnya dan kembali berbicara di berbagai situasi. Ingat, dukungan dan pemahaman dari orang tua adalah kunci utama untuk membantu anak berkembang dengan baik.