Jomlo Vs Pacaran: Siapa yang Tidurnya Lebih Nyenyak?

Tidur ternyata juga bisa dipengaruhi status dan pasangan

Siapa yang lajang? Semoga kamu cepat mendapatkan pasangan. Lalu, siapa dari antara kamu yang sudah memiliki pasangan? Selamat, selain cinta, ternyata ada lagi manfaat dari memiliki pasangan, lo!

Menurut studi terbaru, ternyata mereka yang sudah berpacaran tidurnya lebih nyenyak dibanding yang masih lajang. Jangan keburu sedih, mari simak fakta penelitian selengkapnya berikut ini.

1. Menguji ribuan orang dan tidak semuanya berpasangan

Jomlo Vs Pacaran: Siapa yang Tidurnya Lebih Nyenyak?ilustrasi pasangan sedang tidur bersama (unsplash.com/Toa Heftiba)

Hubungan antara tidur bersama dengan kualitas tidur masih samar. Dimuat dalam jurnal Sleep dan dipresentasikan dalam Associated Professional Sleep Societies, para peneliti Amerika Serikat (AS) ingin mengetahui hubungan tidur bersama dengan kualitas tidur seseorang.

Bertajuk "Bed Sharing Versus Sleeping Alone Associated with Sleep Health and Mental Health", para peneliti menggunakan data studi Sleep and Health Activity, Diet, Environment, and Socialization (SHADES) di Pennsylvania. Hasilnya, penelitian ini melibatkan 1.007 partisipan usia produktif.

Para peneliti mengukur tidur bersama berdasarkan waktu yang dihabiskan tidur bersama, antara "Tidak pernah" atau "Hampir setiap malam". Selain itu, penelitian ini mengukur kualitas tidur mereka yang tidur bersama pasangan, anak, hewan peliharaan, anggota keluarga lain, atau tidur sendiri.

2. Hasil: Orang-orang yang tidur dengan pasangan tidur paling nyenyak

Dibanding yang tidak pernah tidur bersama pasangan, partisipan yang tidur bersama pasangan hampir setiap malam tidur lebih nyenyak, bebas dari insomnia, dan lebih bersemangat.

"Meski tidur bersama dengan pasangan yang mengorok atau tidur tak menentu, ini bisa tetap bermanfaat," ujar peneliti senior dari Sleep and Health Research Program University of Arizona, Michael Gardner.

Selain itu, kemungkinan bangun tiba-tiba lalu tak bisa tidur lagi juga lebih kecil saat tidur bersama pasangan. Para peneliti juga mengatakan bahwa mereka yang tidur bersama pasangan juga mencetak skor depresi, kecemasan, dan stres yang lebih minim, serta lebih puas dari segi hubungan dan hidup.

Baca Juga: Studi: Makan Sendirian Gak Baik untuk Kesehatan Jantung

3. Peringatan tidur untuk yang sudah punya anak dan

Kabar buruknya, mereka yang tidur sendiri terancam insomnia, terlihat lebih sering mengantuk, dan risiko apnea tidur lebih besar. Selain itu, tidur sendirian juga dihubungkan dengan risiko depresi lebih besar, dukungan sosial lebih minim, dan kepuasan hidup lebih kecil.

"Menariknya, ini bukan dengan siapa mereka tidur. Saat kami memantau mereka yang tidur bersama anak, jawabannya berbeda... Apakah karena kehadiran bayi membuat stres? Atau, mereka tidur tak beraturan dan berisiko menendang? Tidak ada yang tahu," kata Michael seperti dilansir WebMD.

Meski sudah berpasangan, para peneliti juga mencatat mereka yang sudah memiliki anak lebih berisiko insomnia, tidak bisa tidur, dan risiko apnea tidur juga meningkat. Di sisi lain, mereka yang tidur dengan anggota keluarga lain memiliki risiko apnea tidur yang tak kalah besar.

4. Mengapa tidur bersama lebih bermanfaat?

Para peneliti mencatat bahwa temuan mereka ini berlainan dengan percobaan laboratorium sebelumnya. Pada temuan tersebut, mereka yang tidur bersama mencatatkan jam tidur lebih pendek dan gerakan pasangan tidur memicu aktivitas otak hingga tak bisa tidur.

Mekanisme di balik temuan ini masih belum diketahui. Namun, Michael memaparkan bahwa rasa aman dan sosial bisa jadi faktornya. Manusia terbiasa tidur bersama sejak zaman purba, dan menurut Michael, manusia masa kini pun merasa lebih aman saat tidur bersama pasangan. 

"Apakah terbukti? Belum, tetapi ada kemungkinan begitu," imbuh Michael.

Jomlo Vs Pacaran: Siapa yang Tidurnya Lebih Nyenyak?ilustrasi pasangan tidur bersama (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Selain itu, mereka yang tidur sendiri bisa jadi sudah memiliki kecenderungan depresi dan kecemasan. Meski begitu, para peneliti mencatat hal ini tergantung dari faktor individu. Jika pasangan bikin stres, hal ini justru bikin tidur bersama tidak nyaman.

"Sulit untuk dipelajari, tetapi studi ini menunjukkan bahwa ada hubungan [antara tidur bersama dengan kualitas tidur]. Kita bisa mulai menebak arahnya lalu menelusurinya lebih dalam," kata Michael.

Para peneliti berharap penelitian selanjutnya bisa menelusuri kualitas tidur mereka yang berbagi kamar, tetapi tidur terpisah. Mereka mencatat tren ini mulai naik seiring banyak rekan sekamar yang tak ingin terganggu oleh pergerakan pasangan tidur.

"Langkah selanjutnya adalah mengerti cara menggunakan informasi ini untuk membuat perubahan nyata dan merekomendasikan perubahan tersebut pada orang-orang," tandas Michael.

Baca Juga: Fakta Autoseksual, Seseorang yang Mencintai Dirinya Sendiri

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya