Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Menurut laporan Journal Comprehensive Pharmacology tahun 2022, gangguan irama jantung atau aritmia jantung adalah penyebab umum kematian dan kecacatan. Aritmia terjadi saat impuls listrik di jantung tidak bekerja dengan baik. Hal ini terjadi karena adanya penyakit tertentu di dalam tubuh.
Seseorang yang mengalami aritmia jantung akan merasakan detak jantung yang tidak normal, tidak beraturan, terlalu cepat, atau terlalu lambat. Aritmia bisa dikendalikan dengan mengobati yang menjadi pemicunya, seperti lima penyakit berikut ini yang merupakan penyebab atau pemicu terjadinya aritmia!
1. Hipertensi
ilustrasi mengalami hipertensi (freepik.com/SenivPetro) Hipertensi adalah kondisi ketika tekanan darah berada di angka 130/80 mmHg atau lebih. Jika tidak segera ditangani, hipertensi atau tekanan darah tinggi bisa menyebabkan gangguan irama jantung (aritmia). Yang paling sering terjadi adalah atrial fibrillation, yaitu jenis irama jantung yang membuat serambi jantung bergetar tidak beraturan.
Dikutip Futurity, tekanan darah yang tinggi akan mengakibatkan terjadinya penebalan dan kekakuan jantung pada bilik sebelah kiri (ventrikel kiri). Saat kondisi ini terjadi, aliran listrik yang menuju jantung pun akan mengalami gangguan dan timbullah aritmia jenis atrial fibrillation tersebut.
Baca Juga: Studi: Kualitas Udara Buruk Tingkatkan Risiko Aritmia
2. Hipokalemia
ilustrasi mengalami hipokalemia (freepik.com/Jcomp) Hipokalemia adalah istilah medis yang digunakan saat tubuh kekurangan mineral kalium. Kekurangan mineral kalium sendiri terjadi karena diare atau muntah-muntah. Dilansir Healthline, mineral kalium berfungsi mengendalikan sel saraf dan otot, terutama otot jantung.
Mineral kalium memainkan peran kunci dalam mengatur detak jatung. Jika kadarnya terlalu rendah yaitu kurang dari 2,5 mmol/L, dapat menyebabkan detak jantung tidak teratur yang dikenal sebagai aritmia jantung. Jangan ditunda, segera pergi ke rumah sakit jika mengalami kondisi ini untuk mencegah komplikasi serius, seperti gangguan jantung.
3. Hipokalsemia
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
ilustrasi mengalami hipokalsemia (freepik.com/8photo) Dilansir Hypoparathyroidism News, tingkat mineral kalsium di dalam darah membantu menjaga detak jantung agar tetap normal. Sementara, tingkat mineral kalsium di dalam darah yang rendah atau dalam istilah medis disebut dengan hipokalsemia dapat menyebabkan polarisasi dan depolarisasi sel jantung, dengan demikian mempengaruhi jantung untuk aritmia.
Kadar mineral kalsium yang normal di dalam darah yaitu 9-11 mg/dl, di bawah angka tersebut seseorang divonis hipokalsemia. Untuk pengobatan hipokalsemia yaitu dengan meningkatkan kadar kalsiumnya dan ini harus melalui penanganan medis! Jika kadar kalsium di dalam darah sudah meningkat aritmia jantung pun akan sembuh.
4. Hipoksemia
ilustrasi kekurangan oksigen (pexels.com/TimaMiroshnichnko) Hipoksemia merupakan kekurangan oksigen di dalam darah khususnya di arteri. Dilansir University of California, kekurangan oksigen di dalam darah (hipoksemia) yang berlangsung lama dan tidak segera diobati bisa menyebabkan aritmia.
Normalnya oksigen yang berada di dalam darah akan disalurkan ke setiap jaringan tubuh agar organ tubuh seperti jantung mendapat oksigen yang cukup supaya bekerja dengan baik. Namun, saat oksigen dalam darah rendah hal ini bisa membuat kinerja organ tubuh terutama jantung terganggu. Saat organ jantung tidak dapat bekerja dengan baik karena kekurangan oksigen, terjadilah kelainan gangguan irama jantung atau aritmia.
Baca Juga: Aritmia Menyebabkan Henti Jantung dan Stroke, Cegah dengan Ini