Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Itu Food Grade? Ini Panduan Pilih Bahan Kemasan yang Aman

ilustrasi kemasan plastik (unsplash.com/Deski Jayantoro)
ilustrasi kemasan plastik (unsplash.com/Deski Jayantoro)

Apa itu food grade sering menjadi pertanyaan penting bagi produsen, konsumen, maupun pengawas pangan karena istilah ini berkaitan langsung dengan keselamatan konsumsi harian. Label tersebut menentukan apakah material kemasan, peralatan dapur, atau mesin industri pangan layak bersentuhan dengan makanan tanpa memicu risiko kesehatan.

Siapa yang menetapkan aturan, bagaimana cara pengujiannya, serta kapan suatu bahan dikategorikan aman merupakan rangkaian proses ilmiah yang melibatkan standar internasional hingga regulasi nasional. Supaya lebih jelas, mari pahami konsep dasar, metode uji, dan perbedaan istilah teknis yang sering tertukar dalam praktik industri.

1. Konsep ilmiah yang melandasi standar food grade

ilustrasi kemasan plastik (unsplash.com/Deski Jayantoro)
ilustrasi kemasan plastik (unsplash.com/Deski Jayantoro)

Standar food grade didasarkan pada penilaian risiko ilmiah yang menyoroti aspek kimia, fisika, serta toksikologi bahan. Setiap material diuji komposisinya untuk memastikan tidak ada monomer berbahaya, aditif beracun, atau residu berpotensi migrasi ke dalam makanan. Analisis ini tidak hanya memeriksa kandungan utama, tetapi juga kemungkinan degradasi akibat panas, cahaya, maupun reaksi dengan zat makanan. Kajian toksikologi menjadi elemen kunci dalam menetapkan ambang batas aman. Data mengenai efek akut, kronis, hingga genotoksisitas dijadikan dasar penetapan nilai Acceptable Daily Intake (ADI) yang sering dipakai lembaga internasional.

Dengan pendekatan berbasis bukti, standar ini memastikan keputusan teknis tidak semata klaim pemasok, tapi hasil uji laboratorium yang terverifikasi. Migrasi zat dari bahan ke makanan juga diprediksi melalui simulasi karena bahan kontak diuji menggunakan cairan representatif seperti etanol untuk produk berlemak atau asam asetat untuk produk asam. Hasil simulasi ini menggambarkan kondisi nyata penyimpanan maupun pemasakan sehingga keputusan mengenai kelayakan bersifat relevan dan aplikatif.

2. Metode uji laboratorium untuk menilai bahan kontak pangan

ilustrasi uji laboratorium (unsplash.com/Kelly Chiang)
ilustrasi uji laboratorium (unsplash.com/Kelly Chiang)

Metode laboratorium yang dipakai melibatkan kombinasi uji kuantitatif dan evaluasi fungsional. Instrumen kromatografi gas-massa (GC-MS) atau kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC) digunakan untuk mendeteksi senyawa bermigrasi dalam konsentrasi sangat kecil. Selain itu, terdapat uji migrasi spesifik yang mengukur zat tertentu serta migrasi keseluruhan yang menilai total material berpindah ke makanan simulant.

Parameter lain yang diukur meliputi Specific Migration Limit (SML) hingga batas migrasi total yang telah ditetapkan otoritas kesehatan. Uji sensori juga dilakukan guna memastikan tidak ada perubahan rasa atau bau pada produk akhir, sebab kualitas organoleptik makanan sama pentingnya dengan aspek keamanan kimia. Hasil pengujian wajib dilaporkan lengkap, mencakup metodologi, validasi instrumen, kontrol mutu, serta batas ketidakpastian. Dokumen teknis ini menjadi dasar evaluasi pihak regulator maupun auditor eksternal, sehingga klaim food grade dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

3. Perbedaan antara food grade dengan food safe di dalam praktik industri

ilustrasi kemasan plastik (unsplash.com/Yu Hosoi)
ilustrasi kemasan plastik (unsplash.com/Yu Hosoi)

Food grade sering disalahartikan bahkan identikkan dengan food safe, padahal keduanya tidak selalu sama. Food grade berarti bahan telah memenuhi standar dasar untuk kontak makanan, tetapi belum tentu aman jika digunakan di luar kondisi uji, misalnya wadah yang lolos uji untuk bahan kering bisa berisiko ketika dipakai menampung cairan panas. Food safe menekankan pada kesesuaian penggunaan nyata atau istilah “fit for purpose”. Perbedaan ini penting bagi tim pengendali mutu industri pangan. Mereka wajib mengevaluasi faktor lingkungan, rentang suhu, sifat makanan (berlemak, asam, berair), hingga metode sterilisasi.

Audit dari lembaga global seperti GFSI kerap menuntut bukti tambahan berupa sertifikat HACCP International, NSF, atau 3A untuk memastikan material bukan hanya food grade, tetapi juga benar-benar food safe. Konsumen pun perlu memahami konteks ini. Label food grade pada kemasan tidak selalu berarti bisa dipakai bebas, misalnya memasukkan wadah plastik ke microwave tanpa petunjuk eksplisit. Pemahaman mengenai perbedaan kedua istilah membuat keputusan penggunaan lebih bijak sekaligus mengurangi risiko paparan zat berbahaya.

Penjelasan ilmiah mengenai apa itu food grade menunjukkan bahwa istilah ini bukan sekadar label pemasaran, melainkan hasil uji komposisi, migrasi, serta kajian toksikologi yang ketat. Perbedaan antara food grade dan food safe sekaligus menegaskan betapa pentingnya menilai kesesuaian material berdasarkan kondisi penggunaan sehari-hari. Dengan pemahaman tentang food grade tersebut, kamu dapat lebih selektif memilih bahan kemasan maupun peralatan dapur agar keamanan tetap terjaga.

Referensi

"What is Food Safe". W&P. Diakses September 2025.

"What is Food Grade". Csi Designs. Diakses September 2025.

"What Does Food Grade Mean and Why is It Important?". Mpo FCinci. Diakses September 2025.

What Are the Food Grade Plastics". Polychemer. Diakses September 2025.

"Food Grade is Not Always Food Safe". FSQ Services. Diakses September 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us

Latest in Health

See More

[QUIZ] Dari Latihan Kardio Favoritmu, Ini Manfaat yang Bisa Kamu Dapat

04 Sep 2025, 22:40 WIBHealth