Krysten W. Bold et al., “Feasibility and Efficacy of a Real-time Smoking Intervention Using Wearable Technology,” PLOS Digital Health 4, no. 11 (November 10, 2025): e0001086, https://doi.org/10.1371/journal.pdig.0001086.
"Smartwatch Technology Helps People Quit Smoking, New Study Finds." Newswise. Diakses Desember 2025.
"Smartwatch app uses motion sensors to help smokers quit." Medical Xpress. Diakses Desember 2025.
Berhenti Merokok dengan Bantuan Smartwatch, Gimana Caranya?

- Smartwatch modern memanfaatkan sensor gerak untuk mengenali perilaku merokok, lalu memberi umpan balik real-time untuk membantu kesadaran diri dan pemutusan kebiasaan otomatis.
- Intervensi berbasis wearable yang memberi notifikasi “just-in-time” saat pola merokok terdeteksi dapat meningkatkan kesadaran atas perilaku dan mendukung upaya perubahan perilaku berhenti merokok.
- Studi awal menunjukkan feasibility (kelayakan) dan potensi manfaat penggunaan smartwatch untuk mengurangi merokok dalam kombinasi dengan perawatan standar, meskipun riset lebih besar masih dibutuhkan.
Kadang, niat saja tidak cukup untuk bisa berhenti merokok, karena ini seringnya adalah kebiasaan yang tertanam dalam rutinitas harian. Misalnya sambil ngopi, saat stres, atau saat menunggu sesuatu. Rasanya hampir semua perokok tahu bahaya merokok bagi kesehatan, tetap tetap kesulitan menghentikan dorongan yang datang berulang kali.
Dalam beberapa tahun terakhir, pendekatan berhenti merokok tidak lagi hanya mengandalkan konseling tatap muka atau terapi pengganti nikotin. Teknologi wearable, terutama smartwatch, mulai dilirik sebagai alat bantu perilaku yang lebih personal dan konsisten. Kamu bisa memanfaatkannya sebagai pengingat, pencatat, dan cermin kebiasaan sehari-hari.
Smartwatch bekerja dengan cara mengamati pola tubuh, seperti detak jantung, gerakan tangan, dan kualitas tidur, lalu mengubah data tersebut menjadi insight. Nah, dari situlah data dan teknologi berpotensi membantu proses berhenti merokok.
Berikut beberapa cara memanfaatkan smartwatch untuk berhenti merokok.
1. Deteksi gerakan terkait kebiasaan merokok
Smartwatch dilengkapi sensor seperti accelerometer dan gyroscope yang dapat mendeteksi gerakan tangan. Penelitian menunjukkan bahwa pola gerakan tangan saat merokok memiliki ciri khas, yaitu gerakan tangan ke mulut yang berulang, yang bisa dikenali oleh algoritma perangkat wearable.
Studi dari PLOS Digital Health mendemonstrasikan feasibility (kelayakan) penggunaan smartband untuk memantau perilaku merokok secara real-time, termasuk deteksi gerakan merokok dan pemberian notifikasi langsung. Dalam penelitian ini, wearable memberi umpan balik saat aktivitas merokok terdeteksi, sehingga membantu pengguna menyadari perilaku otomatis yang mungkin sebelumnya tidak mereka sadari sepenuhnya.
Kesadaran semacam ini penting karena berhenti merokok seringnya adalah soal menghentikan perilaku otomatis yang sudah tertanam lama. Dengan deteksi yang real-time, smartwatch dapat menjadi alat yang memetakan kebiasaan itu.
2. Intervensi real-time dengan notifikasi pintar
Salah satu pendekatan yang sedang diuji adalah penggunaan Just-In-Time Adaptive Interventions (JITAI). Dalam konteks berhenti merokok, smartwatch yang terhubung dengan aplikasi khusus dapat memberikan notifikasi dan dukungan pada saat kebiasaan merokok dimulai atau diprediksi akan terjadi.
Misalnya, saat smartwatch mendeteksi pola gerakan yang konsisten dengan perilaku merokok, perangkat dapat memberikan getaran dan pesan dukungan yang relevan, seperti statistik positif, pengingat tujuan, atau strategi pengalihan perhatian. Penelitian menunjukkan bahwa intervensi semacam ini dapat meningkatkan kesadaran diri atas kebiasaan merokok dan membantu mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi.
Pesan yang tepat waktu dan kontekstual ini mirip dengan teman yang mengingatkanmu, tetapi tepat saat dorongan muncul. Pada titik ini, dorongan berhenti merokok lebih mungkin didengar dan dipertimbangkan secara sadar.
3. Meningkatkan kesadaran atas pola perilaku otomatis

Masalah banyak perokok adalah bahwa kebiasaan itu sudah menjadi otomatis, dilakukan tanpa berpikir. Smartwatch membantu mengubah pola ini dengan menjadikan yang tak terlihat menjadi terlihat.
Dalam beberapa studi pendahuluan, peserta melaporkan bahwa penggunaan smartwatch meningkatkan self-monitoring (pemantauan diri), membuat mereka lebih sadar tentang kapan dan seberapa sering mereka merokok. Ketika seseorang melihat data harian atau grafik perilaku, ini memberi konteks baru: bukan sekadar “berapa banyak rokok” tetapi “kapan dan kenapa saya merokok”.
Kesadaran ini merupakan langkah awal perubahan perilaku. Dengan memahami pola tersebut secara objektif, seseorang bisa mulai memetakan pemicu psikologis atau situasional yang mendorong mereka merokok, sehingga strategi koping bisa dirancang untuk dimasukkan dalam rutinitas harian mereka.
4. Dukungan perilaku dan motivasi konsisten
Selain deteksi dan notifikasi, platform yang melekat pada smartwatch sering kali terintegrasi dengan aplikasi yang menyediakan dukungan perilaku terpadu, termasuk target harian, statistik progres, dan pesan motivasi yang dikurasi secara personal.
Dalam studi feasibility (kelayakan) dari University of Bristol, sebagian besar peserta menyatakan bahwa intervensi berbasis smartwatch “meningkatkan rasa kesadaran mereka tentang kebiasaan merokok” dan memberi dorongan semangat ketika pesan motivatif muncul tepat waktu.
Hal ini penting karena berhenti merokok tidak hanya soal menghentikan satu kebiasaan, tetapi membangun identitas baru sebagai nonperokok—dan dukungan konstan dari perangkat wearable memberikan rasa keterlibatan yang berkelanjutan.
5. Potensi kombinasi dengan perawatan standar

Intervensi berbasis wearable paling efektif jika digabungkan dengan perawatan standar, seperti konseling atau terapi pengganti nikotin. Studi menunjukkan pemakaian alat wearable di samping perawatan standar memberikan pengurangan konsumsi rokok dan peningkatan jumlah hari tanpa merokok, meskipun perbedaan statistik mineral belum signifikan di studi kecil.
Namun, data awal memberikan gambaran bahwa perangkat wearable mampu meningkatkan efektivitas program berhenti merokok ketika dipadukan dengan program klinis yang sudah terbukti.
Artinya, smartwatch dapat menjadi pelengkap yang mempermudah proses berhenti merokok, bukan pengganti intervensi medis yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Walaupun smartwatch belum menjadi solusi tunggal untuk berhenti merokok, tetapi bukti ilmiah awal menunjukkan potensinya sebagai alat bantu perilaku yang memberi kesadaran real-time, notifikasi kontekstual, dan dukungan motivasional. Intervensi seperti ini dapat membantu pengguna menghadapi dorongan merokok secara lebih terstruktur dan sadar, mendorong perubahan perilaku secara bertahap.
Saat teknologi wearable terus berkembang, kombinasi antara data real-time dan aplikasi perilaku bisa memperluas dukungan berhenti merokok dari sekadar motivasi pribadi menjadi pendamping praktik sehat harian yang konsisten. Namun, riset lebih besar dan uji klinis jangka panjang masih diperlukan untuk benar-benar memastikan efektivitasnya pada populasi luas.
Referensi














.jpg)



