Idealnya, kamu bisa melakukan 180 menit latihan kardio intensitas sedang per minggu, ditambah latihan angkat beban berat tiga kali seminggu, dan satu atau dua sesi latihan interval intensitas tinggi (HIIT). Namun, kebanyakan orang tidak punya waktu sebanyak itu. Jadi, menggabungkan latihan kekuatan dan kardio dalam satu sesi intens bisa jadi solusi paling efisien.
Namun, kalau tujuan utama kamu adalah membangun kekuatan, menambah massa otot (hipertrofi), atau meningkatkan performa maksimal seperti VO2 max, metode ini mungkin kurang cocok. Setiap pendekatan latihan pasti ada plus minusnya. Akan tetapi, kalau fokusmu adalah membakar lemak dan menurunkan berat badan dalam waktu yang terbatas, pendekatan ini layak dicoba.
Salah satu cara yang efektif adalah dengan mengutamakan gerakan gabungan (compound), yaitu gerakan yang melibatkan banyak otot sekaligus. Misalnya, squat, deadlift, push-up, dan bench press akan membakar lebih banyak kalori dibanding latihan yang hanya fokus ke satu otot, seperti bicep curl. Sebuah studi bahkan menemukan bahwa squat bisa membakar 35 persen lebih banyak kalori dibanding latihan leg extension.
Lalu, daripada mengangkat beban berat dengan repetisi sedikit, coba angkat beban lebih ringan namun dengan repetisi lebih banyak. Studi menunjukkan cara ini bisa hampir menggandakan pembakaran kalori dalam satu sesi. Jangan khawatir kehilangan massa otot—riset membuktikan bahwa kamu tetap bisa membentuk otot meski beban lebih ringan, selama kamu tetap mendorong tubuhmu bekerja keras. Patokannya, pilih beban sekitar 40–60 persen dari beban maksimal yang bisa kamu angkat, lalu lakukan sampai kamu hampir tidak sanggup lagi mengangkat (biasanya 15–30 repetisi).
Satu strategi yang sangat efektif untuk membakar lebih banyak kalori dalam waktu singkat adalah latihan sirkuit. Dalam latihan kekuatan tradisional, banyak waktu dihabiskan untuk istirahat antar set. Itu bagus untuk membentuk kekuatan, tetapi tidak ideal untuk pembakaran kalori. Dengan latihan sirkuit, kamu bisa memperbanyak jumlah gerakan, repetisi, dan intensitas kardiomu tanpa berlama-lama di gym.
Caranya: pilih beberapa gerakan compound dan susun jadi 2–3 rangkaian kecil (mini circuit). Lakukan setiap gerakan secara berurutan, dengan jeda singkat 15–20 detik di antara gerakan, lalu ulangi sirkuit tersebut 3–5 kali sebelum lanjut ke sirkuit berikutnya. Ini akan membuat detak jantungmu naik dan metabolisme tetap aktif, bahkan setelah latihan selesai.
Referensi
"Physical Activity and Your Weight and Health." Centers for Disease Control and Prevention. Diakses Juni 2025.
"Cardio or Weightlifting: Which Is Better for Weight Loss?" Healthline. Diakses Juni 2025.
"Lift Weight to Lose Weight." ISSA. Diakses Juni 2025.
Jeffrey T. Lemmer et al., “Effect of Strength Training on Resting Metabolic Rate and Physical Activity: Age and Gender Comparisons,” Medicine & Science in Sports & Exercise, April 1, 2001, 532–41, https://doi.org/10.1097/00005768-200104000-00005.
Mark Schuenke, Richard Mikat, and Jeffrey McBride, “Effect of an Acute Period of Resistance Exercise on Excess Post-exercise Oxygen Consumption: Implications for Body Mass Management,” European Journal of Applied Physiology 86, no. 5 (March 1, 2002): 411–17, https://doi.org/10.1007/s00421-001-0568-y.
"Exactly How Many Calories Do You Burn Lifting Weights?" Hone Health. Diakses Juni 2025.
"Does Muscle Burn Fat at a Fast Rate?" Verywell Fit. Diakses Juni 2025.