Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Teh Aman Diminum Balita? Yuk, Cari Tahu Jawabannya!

gambar anak balita (unsplash.com/Jose Ibarra)

Teh merupakan salah satu minuman yang sangat populer di dunia. Ditinjau dari segi kesehatan, mengonsumsi teh secara rutin dapat memberikan sejumlah manfaat yang baik bagi tubuh.

Dilansir WebMD, teh mengandung antioksidan yang dapat membantu menurunkan kolesterol, sedangkan zat polifenol yang ada pada teh dapat menurunkan risiko kanker. Beberapa teh herbal seperti chamomile bahkan bisa memperbaiki kualitas tidur kita.

Namun hanya karena teh dianggap sehat, bukan berarti minuman ini bisa dikonsumsi oleh semua orang. Anak balita justru tidak dianjurkan untuk mengonsumsi teh setiap hari. Kira-kira kenapa? Berikut alasannya!

1. Teh mengandung kafein yang bisa berdampak buruk bagi anak-anak

gambar teh hitam (unsplash.com/Drew Jemmett)

Selama ini, kamu mungkin beranggapan kalau kopi adalah satu-satunya minuman yang mengandung kafein. Nyatanya meski jumlahnya gak sebanyak kopi, banyak teh, seperti teh hijau dan teh hitam, juga mengandung kafein.

Kafein adalah senyawa alkaloid xantina yang dapat berfungsi sebagai stimulan alami sehingga bisa membuat kita terjaga setelah meminumnya. Dilansir Healthline, secangkir teh hitam umumnya mengandung 47 mg kafein, sedangkan teh hijau mengandung 20-45 mg. 

Pada orang dewasa, kafein dalam jumlah kecil mungkin gak akan memberikan banyak pengaruh selain bertambahnya energi. Namun pada anak-anak, zat tersebut dapat menyebabkan masalah. Mulai dari sakit perut, gelisah, muntah, hingga detak jantung yang menjadi lebih cepat. Di sisi lain, kafein juga bersifat diuretik yang membuat kita kehilangan cairan tubuh lebih cepat yang berujung pada dehidrasi atau kekurangan cairan.

2. Teh dapat menghambat penyerapan zat besi pada balita

gambar anak balita yang sedang sakit (unsplash.com/Jelleke Vanooteghem)

Kafein bukan satu-satunya zat yang perlu dikhawatirkan ketika balita mengkonsumsi teh. Pasalnya selain kafein, teh juga mengandung  senyawa alami yang dikenal dengan nama tanin.

Dilansir Verywell Health, tanin sebetulnya memiliki sifat antioksidan. Namun sisi buruknya, senyawa ini juga mengikat hingga memperlambat zat besi yang kita dapatkan dari makanan yang kita konsumsi. Padahal, zat besi adalah nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.

Umumnya anak-anak berusia 1 sampai 8 tahun membutuhkan zat besi sebanyak 7--10 mg setiap harinya. Kekurangan zat besi, terutama pada balita dan anak-anak dapat mempengaruhi perkembangan tubuh mereka. Selain itu, kekurangan zat besi juga membuat anak-anak dan balita rentan mengalami anemia yang ditandai dengan sejumlah gejala seperti mudah lelah, bibir dan gusi berwarna pucat, nafsu makan yang buruk, sering mengalami infeksi, hingga memperlambat perkembangan tubuh anak.

3. Jadi, bolehkah memberikan teh pada balita?

ilustrasi teh herbal (unsplash.com/Monika Grabkowska)

Melihat sejumlah efek samping di atas, banyak orang beranggapan bahwa teh berbahaya untuk anak balita. Sebetulnya anggapan ini gak salah, tapi juga gak sepenuhnya benar. Semua tergantung pada jenis teh apa yang dikonsumsi.

Dilansir WebMD, beberapa jenis teh seperti teh hitam, teh hijau, dan teh putih memang mengandung kafein. Nah, kandungan kafein inilah yang membuat teh-teh ini gak bisa dikonsumsi oleh anak-anak berusia dibawah 12 tahun.

Sebagai gantinya, anak-anak balita bisa mengkonsumsi teh herbal yang terbuat dari buah-buahan, atau teh chamomile yang bebas dari kafein. Selain rasanya lebih enak, teh jenis ini juga ampuh mengatasi beberapa masalah kesehatan seperti flu atau alergi. Walau begitu, konsumsi teh herbal tersebut juga harus dalam batas wajar dan sebaiknya dalam anjuran dokter. 

Teh memang sehat, tapi fakta itu gak lantas membuat minuman ini aman bagi semua orang. Anak-anak sebaiknya baru mencicipi teh, kopi, atau minuman berkafein saat usia mereka sudah di atas 12 tahun. Itu pun dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Ada baiknya, anak-anak mengonsumsi minuman yang sesuai dengan usianya. 

Referensi

WebMD. "Are There Health Benefits to Drinking Tea?". Diakses pada Oktober 2024. 
Healthline. "How Much Caffeine Does Tea Have Compared with Coffee?". Diakses pada Oktober 2024. 
WebMD. "Are There Health Benefits of Drinking Tea for Children?". Diakses pada Oktober 2024. 
Mayo Clinic. "Iron deficiency in children: Prevention tips for parents". Diakses pada Oktober 2024. 
Verywell Health. "Can Drinking Tea Reduce Iron Absorption From Food?". Diakses pada Oktober 2024. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siti Marliah
EditorSiti Marliah
Follow Us