ilustrasi standing calf stretch atau peregangan betis (commons.wikimedia.org/Timothy Krause)
Gerakan peregangan betis sangat penting dilakukan setelah lari karena otot betis bekerja ekstra saat menopang berat badan dan mendorong langkah. Jika tidak diregangkan dengan baik, otot betis bisa menjadi kaku, meningkatkan risiko kram dan cedera seperti shin splints atau plantar fasciitis.
Caranya, berdirilah menghadap tembok atau pohon sebagai penopang. Letakkan kaki kiri di depan dan kedua telapak tangan menempel pada dinding dengan lengan lurus. Pastikan kedua tumit tetap menempel di tanah. Tekuk lutut kiri perlahan ke depan sambil mendorong tumit kanan ke lantai hingga terasa tarikan di betis kanan. Tahan selama 30–90 detik, lalu ganti sisi.
Peregangan ini membantu melancarkan sirkulasi darah dan mengurangi ketegangan otot betis sehingga tubuh lebih siap untuk sesi latihan berikutnya.
Dengan melakukan pemanasan dan pendinginan yang tepat sebelum dan setelah lari, tubuh akan lebih siap menghadapi beban latihan dan pulih lebih cepat setelahnya. Gerakan sederhana seperti peregangan hamstring atau betis bisa membantu menjaga fleksibilitas serta mencegah cedera.
Referensi
Opplert J, Babault N. "Acute Effects of Dynamic Stretching on Muscle Flexibility and Performance: An Analysis of the Current Literature". Sports Med. Feb 2018;48(2):299-325.
"The Benefits of Dynamic Stretching and How to Get Started". Healthline. Diakses pada Oktober 2025.
Hotta, K., Behnke, B.J., Arjmandi, B., Ghosh, P., et al. "Daily muscle stretching enhances blood flow, endothelial function, capillarity, vascular volume and connectivity in aged skeletal muscle." J Physiol, 2018. 596: 1903-1917.
"The Benefits of Dynamic Stretching and How to Get Started". Healthline. Diakses pada Oktober 2025.