Benarkah Batuk Tidak Boleh Minum Es dan Bikin Makin Parah?

Sebagai masyarakat Indonesia tentu akrab dengan anjuran untuk menghindari minum es saat sedang batuk. Konon, konsumsi es atau bahkan air dingin bisa memperparah batuk dan menyebabkan radang tenggorokan.
Pertanyaannya, benarkah batuk tidak boleh minum es dan bikin makin parah atau sebenarnya itu hanya mitos tak berdasar? Berikut penjelasannya.
Benarkah batuk tidak boleh minum es?

Sejauh ini, belum ada studi atau penjelasan yang mengatakan bahwa tidak boleh mengonsumsi minuman dingin atau es saat batuk. Hanya ada sedikit bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa air dingin berdampak buruk bagi tubuh. Di luar itu, belum ada pula bukti ilmiah yang mendukung klaim bahwa minuman dingin dapat menyebabkan sakit tenggorokan.
Namun, studi dalam Journal of Neurogastroenterology and Motility menunjukkan bahwa air dingin dapat memperburuk gejala pada penderita akalasia atau kondisi langka ketika otot kerongkongan tidak bisa mendorong makanan ke lambung. Sebaliknya, meminum air panas bisa membantu menenangkan tenggorokan sehingga makanan lebih mudah ditelan.
Sementara itu, minuman dingin berpotensi menyebabkab batuk pada penderita asma. Saat mengonsumsi minuman dingin, tubuh dapat mengalami bronkospasme atau penyempitan singkat saluran napas yang bisa memicu batuk. Hal tersebut merupakan reaksi alami tubuh terhadap udara dingin yang masuk ke paru-paru.
Jadi, benarkah batuk tidak boleh minum es? Tidak, karena pada faktanya minum es dapat membantu proses penyempitan pembuluh darah (vasokonstriksi) yang bisa mengurangi rasa sakit. Selain itu, konsumsi air dingin saat radang tenggorokan pun dapat membantu mengurangi pembengkakan atau membuat tenggorokan lebih nyaman.
Meski demikian, perlu dicatat bahwa minum minuman dingin saat batuk atau sakit tenggorokan dapat menurunkan aliran darah ke area yang terpapar suhu dingin tersebut. Artinya, es bisa menyebabkan jaringan tubuh tetap dingin dalam jangka waktu lama yang mungkin memperlambat proses penyembuhan.
Hal yang memperparah batuk

Alih-alih mengkhawatirkan benarkah batuk tidak boleh minum es, ada baiknya memperhatikan es batunya itu sendiri. Apakah dibuat dari air matang? Hal itu penting diketahui karena dapat berkaitan dengan penyebab batuk itu sendiri.
Batuk sejatinya adalah refleks alami dari tubuh untuk menghilangkan iritasi yang terjadi dari saluran atas atau tenggorokan hingga ke bawah alias paru-paru. Batuk paling sering muncul karena adanya polutan, misalnya zat asap atau alergen. Akan tetapi, tubuh juga bisa memberikan respon berupa batuk jika terjadi infeksi karena bakteri atau virus.
Es batu yang dibuat dari air mentah berpotensi mengandung patogen berbahaya, termasuk Salmonella, E. coli, hingga Giardia. Ketika imun tubuh sedang lemah, bakteri atau virus yang ada dalam es batu dari air mentah tersebut dapat menyerang dan menyebabkan batuk.
Bukan karena minum dingin, batuk yang terjadi bisa lebih parah karena beberapa hal. Sebut saja debu di ruangan, asma, berbagai jenis polutan, GERD, air liur, feses kecoak, hingga udara yang terlalu kering. Oleh karena itu, kamu perlu memperhatikan lingkungan tempat tinggal guna memastikan faktor tersebut tidak ada sehingga tak memperparah batukmu.
Benarkah batuk tidak boleh minum es? Tidak ada bukti ilmiah yang menyatakan demikian. Namun, tetap perhatikan kondisi kesehatanmu sebelum memutuskan ingin meminumnya.
Referensi:
European Journal of Applied Physiology. Diakses Juni 2024. Cold for centuries: a brief history of cryotherapies to improve health, injury and post-exercise recovery
World Journal of Clinical Cases. Diakses Juni 2024. Is it time to put traditional cold therapy in rehabilitation of soft-tissue injuries out to pasture?
Healthline. Diakses Juni 2024. How to Stop Coughing at Night: 20 Tips and Tricks
Medical News Today. Diakses Juni 2024. Is it safe to drink raw water?
Healthline. Diakses Juni 2024. Parsing Fact from Fiction: Asthma and Cold Drinks
Medical News Today. Diakses Juni 2024. Is drinking cold water bad for a person?
Verywell Health. Diakses Juni 2024. Hot vs. Cold for Sore Throat: Which Is Better?
Journal of Neurogastroenterology and Motility. Diakses Juni 2024. Response of Esophagus to High and Low Temperatures in Patients With Achalasia