Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bersepeda vs Lari, 5 Alasan Gowes Adalah Olahraga yang Lebih Efisien!

ilustrasi pria mengendarai sepeda dan wanita berlari
ilustrasi pria mengendarai sepeda dan wanita berlari (istockphoto.com/Jecapix)
Intinya sih...
  • Bersepeda lebih efisien secara energi.
  • Membangun otot tubuh bagian bawah dengan fokus.
  • Bersepeda lebih ramah untuk persendian tubuh.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Lari dan bersepeda adalah dua olahraga kardio yang paling digemari banyak orang di seluruh dunia. Keduanya sama-sama menyehatkan jantung dan bisa dilakukan di mana saja, baik di jalanan kota maupun di alam terbuka. Namun, sering kali muncul perdebatan, yakni mana yang sebenarnya lebih baik dan efektif untuk tubuh?

Meskipun keduanya sama-sama bermanfaat, ternyata ada alasan ilmiah mengapa bersepeda terasa lebih ringan dan efisien. Dilansir Healthline, lari memang membakar lebih banyak kalori per menit, tetapi bersepeda jauh lebih ramah pada persendian tubuh. Nah, mari kita bedah lebih dalam perbandingannya.

1. Efisiensi energi yang luar biasa

ilustrasi bersepeda
ilustrasi bersepeda (istockphoto.com/Milos Bjelica)

Alasan utama mengapa gowes terasa lebih enteng adalah karena efisiensi energinya yang luar biasa. Bayangkan saja, dengan bersepeda, kamu bisa menempuh jarak yang sama dengan lari tapi dengan usaha yang terasa jauh lebih sedikit. Ternyata, secara biomekanik, bersepeda bisa empat kali lebih efisien daripada berjalan kaki dan bahkan delapan kali lebih efisien dari berlari.

Saat kita berjalan atau lari, tubuh kita pada dasarnya seperti sedang ‘jatuh terkendali’ yang ditopang oleh setiap langkah. Gerakan mengayunkan kaki melawan gravitasi ini saja sudah memakan banyak energi, belum lagi setiap langkah menciptakan benturan kecil dengan tanah yang membuang energi. Sebaliknya, gerakan memutar pedal sepeda jauh lebih hemat energi dan tidak ada energi yang terbuang karena benturan.

2. Membangun otot tubuh bagian bawah dengan lebih terfokus

ilustrasi atlet bersepeda
ilustrasi atlet bersepeda (istockphoto.com/kunchainub)

Jika tujuanmu adalah membentuk otot tubuh bagian bawah, bersepeda adalah pilihan yang lebih unggul. Saat kamu mengayuh pedal, gerakan tersebut menjadi latihan ketahanan yang secara langsung membangun otot di paha, betis, dan bokong. Ini seperti melakukan leg press sambil menikmati pemandangan di luar.

Di sisi lain, lari memang menggunakan hampir semua otot di tubuh secara bersamaan, tetapi tidak dengan cara yang akan menghasilkan penambahan massa otot yang besar. Lari lebih bertujuan untuk mengencangkan otot dan memperkuat tulang karena efek tumbukan saat kaki menyentuh tanah. Jadi, untuk fokus pembentukan otot kaki, bersepeda adalah juaranya.

3. Menjaga otot bekerja di zona 'sweet spot'

ilustrasi kaki wanita bersepeda
ilustrasi kaki wanita bersepeda (istockphoto.com/Solovyova)

Pernahkah kamu merasa ngos-ngosan saat lari cepat? Itu karena otot punya batasan. Semakin cepat otot berkontraksi, semakin lemah dan boros energinya. Inilah yang membuat lari cepat atau sprinting terasa jauh lebih melelahkan daripada joging santai.

Nah, di sinilah keajaiban gir sepeda berperan. Gir memungkinkan kita untuk menjaga kecepatan kontraksi otot tetap berada di zona paling efisien atau sweet spot. Saat jalanan menanjak atau kamu ingin menambah kecepatan, kamu cukup memindahkan gir agar kayuhan tetap terasa nyaman dan otot tidak perlu bekerja terlalu keras dan cepat.

4. Jauh lebih ramah untuk persendian tubuh

ilustrasi bersepeda bersama
ilustrasi bersepeda bersama (istockphoto.com/pixdeluxe)

Salah satu keunggulan terbesar bersepeda adalah sifatnya yang low-impact alias tidak memberi banyak tekanan pada sendi. Bersepeda adalah aktivitas yang mulus tanpa hentakan keras yang bisa membebani lutut, pergelangan kaki, dan pinggul. Hal ini menjadikannya pilihan ideal bagi banyak orang, terutama yang memiliki masalah sendi atau sedang dalam pemulihan cedera.

Karena lebih ramah di tubuh, kamu mungkin bisa bersepeda untuk durasi yang lebih lama atau dengan frekuensi yang lebih sering dibandingkan lari. Meskipun lari membakar kalori lebih cepat dalam satu waktu, durasi bersepeda yang lebih panjang pada akhirnya bisa membakar total kalori yang setara atau bahkan lebih banyak. Ini adalah strategi bagus untuk menjaga kebugaran jangka panjang tanpa risiko cedera berlebih.

5. Sama-sama efektif menekan nafsu makan

ilustrasi dua orang bersepeda
ilustrasi dua orang bersepeda (istockphoto.com/xavierarnau)

Bicara soal menurunkan berat badan, kuncinya adalah keseimbangan kalori yang masuk dan keluar. Lari mungkin membuat berat badan turun lebih cepat pada awalnya karena pembakaran kalori per menitnya yang lebih tinggi. Namun, potensi penurunan berat badan antara keduanya sangat bergantung pada konsistensi dan pola makan sehat.

Menariknya, sebuah studi menemukan bahwa baik bersepeda maupun lari sama-sama efektif dalam menekan nafsu makan pada pria muda. Ini berarti kedua aktivitas tersebut bisa membantumu mengontrol keinginan ngemil dan menjaga pola makan yang lebih seimbang. Jadi, apa pun pilihanmu, keduanya mendukung tujuan manajemen berat badan jika dilakukan dengan benar.

Baik bersepeda maupun lari adalah pilihan olahraga yang fantastis dengan keunggulannya masing-masing. Pilihan terbaik kembali lagi pada tujuan pribadi, kondisi tubuh, dan mana yang paling kamu nikmati untuk dilakukan secara rutin. Jadi, setelah menimbang semua plus-minusnya, kamu lebih pilih tim gowes atau tim lari, nih?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us

Latest in Health

See More

7 Penyebab Kedutan di Lengan Kiri Menurut Medis

20 Sep 2025, 12:00 WIBHealth