5 Faktor Risiko Disfungsi Ereksi pada Pria Muda

Disfungsi ereksi, juga dikenal sebagai impotensi, adalah ketidakmampuan untuk mendapatkan atau mempertahankan ereksi yang cukup kuat untuk melakukan hubungan seksual yang sukses.
Disfungsi ereksi merupakan suatu kondisi yang sering dikaitkan dengan usia tua, tetapi ini juga bisa menyerang pria muda, bahkan pada masa pubertas.
Mengalami masalah ereksi sesekali tidak perlu dikhawatirkan. Namun, penting untuk mewaspadai tanda-tanda apa pun yang mungkin mengindikasikan masalah serius.
Disfungsi ereksi bisa disebabkan oleh berbagai macam hal, baik medis maupun non medis. Banyak kasus disfungsi ereksi disebabkan oleh kondisi kesehatan yang mendasarinya, walaupun faktor gaya hidup juga bisa berkontribusi tanpa kamu sadari.
Ada beberapa faktor risiko disfungsi ereksi yang perlu diwaspadai oleh pria muda. Apa saja?
1.Kecemasan kinerja seksual

Beberapa pria pasti pernah merasa cemas akan kinerja seksualnya. Wajar jika merasa gugup atau khawatir. Namun, jangan biarkan rasa cemas tersebut berlangsung terus-menerus dan memberi tekanan yang tidak semestinya pada diri sendiri setiap akan berhubungan seksual.
Mengutip dari situs Medical News Today, stres yang berlebihan dan kurangnya rasa percaya diri bisa berkontribusi pada perkembangan disfungsi ereksi pada pria, bahkan pada usia muda.
Oleh karena itu, sangat penting untuk membangun kepercayaan diri dan mengelola tingkat stres. Jika stres terasa berat dan kamu sulit mengatasinya, pertimbangkan untuk menemui profesional kesehatan mental.
2.Ketidakmampuan menggunakan kondom

Faktor lain yang bisa berkontribusi terhadap disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan menggunakan kondom dengan benar.
Mengutip dari laman Vertica, ketidakmampuan menggunakan kondom ini bisa berpotensi menghilangkan ereksi tiba-tiba. Kesabaran adalah kunci saat memakai kondom. Terburu-buru menggunakannya bisa berisiko membuat kondom rusak atau tidak dipakai dengan benar sehingga perlindungannya tidak maksimal.
Terbukalah dengan pasangan. Mendiskusikan kekhawatiran apa pun terhadap aktivitas seksual bisa membantu mengurangi rasa cemas.
3.Menonton film porno berlebihan

Meskipun mempunyai kesan negatif, tetapi pornografi sebenarnya mempunyai beberapa manfaat, khususnya dalam hal aktivitas seksual. Pornografi bisa memberikan rangsangan visual yang mampu meningkatkan pengalaman dalam aktivitas seksual.
Namun, perlu diingat bahwa mengonsumsi pornografi dalam jumlah berlebihan bisa menimbulkan dampak negatif, terutama dalam konteks performa seksual.
Menikmati konten pornografi itu sendiri tidak menyebabkan disfungsi ereksi. Namun, kekhawatiran terhadap kinerja seksual hingga membuat kamu harus menonton film porno bisa memicu disfungsi ereksi.
Beberapa peneliti berteori bahwa kecanduan pornografi dapat memicu ekspektasi yang tidak realistis tentang seks, yang kemudian memicu kecemasan akan kinerja dalam situasi kehidupan nyata. Teori ini masih sangat kontroversial. Sebuah tinjauan studi menemukan sedikit bukti adanya hubungan antara penggunaan pornografi dan masalah kinerja seksual pria (Journal of Sexual Medicine, 2015).
4.Minum alkohol

Masih banyak orang yang salah mengira bahwa alkohol adalah afrodisiak, zat perangsang yang bisa meningkatkan hasrat dan kinerja seksual. Nyatanya, minum alkohol dalam jumlah berlebihan bisa berdampak buruk pada kesehatan seksual. Ini bisa menyebabkan disfungsi ereksi jangka pendek maupun jangka panjang.
Mengutip dari Healthline, dalam jangka pendek, alkohol berperan sebagai depresan yang bisa merusak sistem saraf dan menurunkan gairah seksual, yang mana bisa menghambat kemampuan untuk mencapai dan mempertahankan ereksi.
Lebih lanjut, penyalahgunaan alkohol dalam jangka panjang bisa menimbulkan konsekuensi yang lebih parah, karena bisa menyebabkan kondisi kesehatan kronis seperti penyakit hati, ketidakseimbangan hormon, dan kerusakan pembuluh darah, yang mana semuanya bisa menyebabkan disfungsi ereksi.
5.Merokok

Pria yang merokok dua kali lebih mungkin terkena disfungsi ereksi dibandingkan dengan bukan perokok, dilansir WebMD.
Merokok menghambat sirkulasi ke seluruh area tubuh, termasuk alat kelamin, sehingga lebih sulit untuk mendapatkan dan mempertahankan ereksi.
Setelah berhenti merokok, kesehatan kamu akan segera membaik. Tekanan darah membaik. Peluang terkena serangan jantung menurun. Dan, yang terpenting untuk pencegahan disfungsi ereksi, sirkulasi mulai membaik dalam 2 hingga 12 minggu.
Disfungsi ereksi adalah kondisi yang umum terjadi. Meskipun kesulitan mencapai ereksi sesekali adalah hal yang normal, tetapi jika itu mulai terjadi lebih sering dan mengganggu kehidupan seks kamu dengan pasangan, bicarakanlah dengan dokter.
Walaupun disfungsi ereksi bukanlah kelainan yang mengancam nyawa, tetapi ini bisa menjadi tanda kondisi medis yang lebih serius. Dokter dapat membantu menemukan penyebab yang mendasarinya dan merencanakan pengobatan terbaik.