Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
pexels.com/@ollivves

Di Indonesia, fast food atau makanan cepat saji sudah menjadi bagian untuk mengisi perut sehari-hari. Khususnya bagi anak sekolah, mahasiswa, pekerja kantoran, atau siapa pun yang ingin makan enak, praktis, cepat, dan bebas repot.

Walau bisa mengenyangkan, tetapi yang namanya makanan cepat saji bisa berdampak buruk pada kesehatan, khususnya bila dikonsumsi terlalu sering. Dari angka timbangan yang terus naik yang kemudian mengundang banyak penyakit. 

Namun, bagaimana jika sebaliknya, yaitu 'puasa' atau berhenti makan makanan cepat saji dalam waktu lama? Apa dampaknya bagi tubuh kita? Menarik untuk diketahui, yuk, simak pembahasannya di bawah ini.

1. Risiko penyakit jantung bisa diminimalkan

pexels.com/@negativespace

Ternyata, mengonsumsi makanan cepat saji walaupun hanya dua kali seminggu saja secara rutin sudah bisa meningkatkan risiko kamu mengalami penyakit jantung. Ini diakibatkan tingginya kandungan lemak dan natrium yang ada pada makanan cepat saji pada umumnya.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Circulation milik American Heart Association (AHA), orang yang mengonsumsi makanan cepat saji secara rutin sekali seminggu mengalami peningkatan risiko meninggal dunia karena penyakit jantung koroner sebesar 20 persen. Akan naik jadi 50 persen jika rutin mengonsumsi fast food 2-3 kali seminggu. Bahkan, bisa naik lagi jadi 80 persen bila dikonsumsi lebih dari 4 kali dalam seminggu.

2. Menurunkan risiko diabetes

Editorial Team

Tonton lebih seru di