Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi tidur (pexels.com/KATRIN BOLOVTSOVA)
ilustrasi tidur (pexels.com/KATRIN BOLOVTSOVA)

Intinya sih...

  • Proses pemulihan otot sebenarnya sudah mulai sejak kamu selesai olahraga, tetapi tidur punya peran penting dalam memperbaiki dan memulihkan jaringan otot yang rusak.

  • Waktu tidur yang disarankan bisa berbeda-beda pada setiap orang, dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti usia, jenis latihan olahraga, pola makan, dan kondisi kesehatan secara keseluruhan.

  • Kurang tidur dapat memperlambat proses pemulihan, menghambat pertumbuhan dan kekuatan otot, serta akhirnya menurunkan performa fisik.

Tidur nyenyak itu sangat penting, sama pentingnya dengan pola makan seimbang dan rutin olahraga. Setelah kamu latihan beban intens atau lari jarak jauh, tidur dibutuhkan untuk memberi kesempatan tubuh untuk pulih. Dengan tidur, rasa pegal perlahan mereda, otot yang mengalami robekan halus akibat latihan mulai diperbaiki.

Memang, peregangan, minum cukup air, dan makan makanan bergizi membantu proses pemulihan. Namun, tidur berkualitas kerap terlupakan. Tanpa tidur yang cukup, tubuh tidak sempat membangun kembali tenaga dan kekuatan untuk latihan berikutnya. Jadi, jangan cuma fokus pada pola makan dan rutin latihan, kamu juga harus fokus merawat tubuh dengan tidur cukup.

Jadi, untuk pemulihan otot yang optimal, berapa jam kamu harus tidur?

Lama waktu tidur yang disarankan

Buat kebanyakan orang dewasa, 7–9 jam adalah patokan ideal. Namun, kalau kamu sering berolahraga, apalagi latihan berat atau intensitas tinggi, tubuhmu mungkin butuh waktu istirahat lebih lama dari rata-rata untuk pemulihan dan performa yang optimal.

Berapa lama durasi tidur yang disarankan bisa berbeda-beda pada setiap orang. Ada orang yang cepat pulih, ada pula yang butuh waktu tidur ekstra. Ini dipengaruhi oleh banyak hal, seperti seberapa keras kamu latihan, jenis latihan atau olahraganya, usia, tingkat stres, pola makan, tingkat kebugaran, sampai kondisi kesehatan secara keseluruhan.

Bagaimana cara tidur membantu pemulihan otot?

Proses pemulihan otot sebenarnya sudah mulai sejak kamu selesai olahraga, tetapi tidur punya peran penting dalam memperbaiki dan memulihkan jaringan otot yang rusak. Saat berolahraga, otot akan mengalami robekan-robekan kecil di serat otot. Robekan inilah yang harus diperbaiki untuk membangun dan memperkuat massa otot.

Saat kamu tidur, tubuh beralih ke mode perbaikan, menyembuhkan dan membangun kembali otot-otot yang terlibat selama latihan. Berikut cara tidur mendukung proses ini:

  • Meningkatkan produksi hormon pertumbuhan: Pada fase tidur dalam (slow-wave sleep), tubuh melepaskan hormon pertumbuhan (growth hormone/GH) yang membantu memperbaiki dan membangun otot. GH juga memicu hormon lain, seperti insulin-like growth factor 1 (IGF-1), yang tugasnya membantu memperbaiki robekan halus pada serat otot akibat latihan.

  • Mendukung sintesis protein: Sintesis protein adalah proses tubuh mengubah protein dari makanan menjadi jaringan otot. Proses ini penting untuk memperbaiki dan membesarkan otot setelah olahraga. Tidur yang cukup membantu proses ini berjalan optimal. Kalau kurang tidur, kemampuan tubuh untuk membuat otot baru bisa menurun. Penelitian juga menunjukkan, makan sekitar 30 gram protein sebelum tidur bisa meningkatkan sintesis protein saat tidur hingga 22 persen.

  • Pemulihan energi: Otot menyimpan glikogen (gula) sebagai bahan bakar. Saat berolahraga, cadangan ini terkuras. Saat tidur, tubuh mengubah karbohidrat dan nutrisi lain menjadi glikogen, mengisi kembali persediaan glikogen di otot dan menyegarkan otot.

  • Mengontrol peradangan: Olahraga bisa menimbulkan peradangan ringan pada jaringan otot. Ini wajar dan bagian dari proses pemulihan, tetapi juga menjadi penyebab pegal beberapa jam atau hari setelah olahraga (delayed-onset muscle soreness/DOMS). Saat tidur, sistem kekebalan tubuh melepaskan zat kimia yang membantu mengendalikan peradangan dan membuang sisa-sisa limbah di otot. Tidur cukup membuat proses ini berjalan maksimal, sehingga nyeri otot lebih cepat pulih.

  • Mengurangi ketegangan otot: Saat tidur, otot perlahan rileks, terutama saat fase tidur dalam. Otot yang rileks membantu melepaskan ketegangan akibat aktivitas sehari-hari dan latihan, mendukung pemulihan secara menyeluruh.

  • Menjaga fokus dan koordinasi: Tidur yang cukup juga menjaga konsentrasi, pengambilan keputusan, dan reaksi tubuh tetap optimal. Semua itu penting supaya latihan lebih aman dan efektif. Tidur yang baik bikin kamu lebih semangat berlatih, mengikuti jadwal latihan dengan benar, dan menjaga postur tubuh tetap tepat saat bergerak.

Kurang tidur memengaruhi pemulihan dan performa

ilustrasi kelelahan saat berolahraga (pexels.com/Julia Larson)

Kurang tidur dapat memperlambat proses pemulihan, menghambat pertumbuhan dan kekuatan otot, serta akhirnya menurunkan performa fisik. Kurang tidur dapat menyebabkan:

  • Proses perbaikan dan pertumbuhan otot lebih lambat.

  • Kekuatan dan daya tahan otot menurun.

  • Risiko cedera seperti terkilir, keseleo, dan cedera akibat overuse (cedera akibat penggunaan berlebihan).

  • Peningkatan peradangan dan nyeri otot.

  • Waktu reaksi menjadi lebih lambat.

  • Koordinasi dan keseimbangan berkurang.

  • Rasa lelah yang lebih tinggi.

  • Motivasi untuk berolahraga menurun.

Dua hal penting lainnya: nutrisi dan tetap aktif bergerak

Selain tidur, nutrisi dan tetap aktif bergerak juga penting untuk pemulihan.

Nutrisi

Tujuan utama nutrisi untuk pemulihan tubuh setelah olahraga adalah: mengisi ulang energi dengan karbohidrat, memperbaiki otot dengan protein, dan mengganti cairan yang hilang.

Setelah berolahraga, usahakan makan dalam waktu 90 menit, dengan kombinasi makanan yang tinggi protein dan karbohidrat. Perbandingan yang disarankan adalah 3 gram karbohidrat untuk setiap 1 gram protein. Contoh camilan yang bagus setelah olahraga: buah dengan kacang, susu atau susu cokelat, roti panggang dengan selai kacang, sandwich daging asap, biskuit dengan tuna, atau protein bar.

Minum air juga penting untuk membantu tubuh pulih. Satu tegukan air kira-kira sama dengan 1 fl oz, atau sekitar 30 mililiter (ml) air. Untuk menghidrasi tubuh sebelum olahraga, disarankan minum sampai 30 fl oz (sekitar 900 mililiter) air, sekitar 2–4 jam sebelum mulai beraktivitas. Jumlah pastinya bisa disesuaikan dengan berat badan kamu. Setelah olahraga, sebaiknya ganti cairan tubuh dengan minum lagi sekitar 16–20 fl oz (kurang lebih 480–600 ml).

Asupan air juga sangat penting bahkan saat kamu tidak berolahraga. Jadi, upayakan untuk terus terhidrasi sepanjang hari.

Tubuh juga butuh energi dari kalori. Metabolisme tubuh terbagi menjadi empat bagian besar:

  • Energi untuk fungsi dasar sehari-hari.

  • Energi untuk bergerak sehari-hari.

  • Energi untuk mencerna makanan.

  • Energi yang terpakai untuk olahraga.

Berapa pun tingkat kebugaranmu, kamu tetap perlu makan kalori yang cukup supaya fungsi tubuh tetap berjalan baik. Kalori yang cukup mendukung fungsi otak, keseimbangan hormon, kesehatan tulang, dan banyak hal penting lainnya. Tubuh lebih suka memakai karbohidrat dan lemak sebagai bahan bakar, sehingga protein bisa difokuskan untuk membangun dan memperbaiki otot.

Sering kali orang yang mau membentuk tubuh justru memangkas asupan karbohidrat dan kalori terlalu banyak. Padahal, kemampuan tubuh membakar lemak saat olahraga lebih dipengaruhi oleh kondisi metabolisme dan kebugaran. Kalau kalori terlalu sedikit, tubuh justru memakai protein otot sebagai energi, bukan untuk membangun otot baru. Faktanya, makin banyak otot tubuh, makin baik tubuh beradaptasi dengan stres latihan, hemat energi, dan justru lebih efisien membakar lemak.

Pola makan yang dianjurkan:

  • Kurangi makanan olahan.

  • Perbanyak makan buah dan sayur.

  • Banyak minum air.

  • Cukupi asupan protein komplet.

  • Tidak minum alkohol.

  • Memperbanyak asupan serat.

  • Memilih lemak sehat.

  • Lebih sadar memilih makanan dan kebiasaan yang mendukung kesehatan.

Gerakan

Gerakan juga bagian dari pemulihan tubuh, tetapi tidak selalu harus berat atau melelahkan. Latihan ringan, bertahap, dan menantang justru sering menjadi kunci, terutama kalau tubuh sedang nyeri atau cedera kronis.

Dalam dunia olahraga dan rehabilitasi, ada istilah “motion is lotion”, yang artinya bergerak itu seperti pelumas untuk sendi dan otot. Banyak bukti yang mendukung, aktivitas fisik, terutama latihan kekuatan, penting untuk mencegah dan membantu mengatasi cedera atau penyakit kronis pada semua usia.

Banyak orang hanya disarankan istirahat total kalau sakit, padahal kalau punya tujuan aktif, pengobatannya juga perlu aktif. Hari istirahat itu penting, tetapi kalau istirahat berminggu-minggu malah bisa bikin kondisi memburuk. Kalau ada batasan, tetaplah bergerak pelan, misalnya jalan kaki 20 menit, bersepeda santai, atau ikut kelas yoga.

Beberapa tahun terakhir, foam rolling, teknik pijat mandiri dengan alat busa, populer karena murah, praktis, dan mudah dilakukan. Gerakannya memberi tekanan pada otot dan jaringan lunak, membantu meredakan tegang otot. Banyak orang merasakan efek positif dari foam rolling setelah olahraga, meski penelitian masih beragam. Sebagian ahli justru menganggap foam rolling lebih cocok untuk pemanasan daripada alat pemulihan.

Tips tidur nyenyak

Dengan sedikit perubahan dan kebiasaan tidur yang lebih sehat, kamu bisa tidur lebih cepat, tidur lebih nyenyak, dan bangun tidur dengan kondisi segar:

  • Tidur dan bangun pada jam yang sama setiap hari. Usahakan jam tidurmu konsisten, termasuk saat hari libur dan akhir pekan.

  • Buat kamar tidur senyaman mungkin. Jaga suhu ruangan tetap sejuk, matikan lampu, dan usahakan suasana tenang agar tidur lebih nyenyak.

  • Batasi main gadget sebelum tidur. Sebisa mungkin hentikan penggunaan HP, laptop, atau TV minimal satu jam sebelum tidur. Cahaya dari layar bisa menyulitkan untuk tertidur.

  • Hindari kafein, alkohol, dan makan berat pada malam hari. Semua ini bisa bikin kamu susah tidur atau sering terbangun tengah malam.

  • Lakukan kegiatan santai sebelum tidur. Misalnya membaca buku, peregangan ringan, atau mandi air hangat untuk membuat tubuh rileks.

Referensi

"Nutrition for muscle repair and recovery." National Academy of Sports Medicine. Diakses Juli 2025.

Neil P Walsh et al., “Sleep and the Athlete: Narrative Review and 2021 Expert Consensus Recommendations,” British Journal of Sports Medicine 55, no. 7 (November 3, 2020): 356–68, https://doi.org/10.1136/bjsports-2020-102025.

Mounir Chennaoui et al., “How Does Sleep Help Recovery From Exercise-induced Muscle Injuries?,” Journal of Science and Medicine in Sport 24, no. 10 (May 18, 2021): 982–87, https://doi.org/10.1016/j.jsams.2021.05.007.

Pablo García-Fernández et al., “Muscle Recovery After a Single Bout of Functional Fitness Training,” International Journal of Environmental Research and Public Health 18, no. 12 (June 20, 2021): 6634, https://doi.org/10.3390/ijerph18126634.

Gupta R, Vaqar S. National Guidelines for Physical Activity. [Updated 2023 Aug 17]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK585062/.

"Workout recovery: Sleep, eat, move, plan." Johns Hopkins University Student Well-Being. Diakses Juli 2025.

"How Much Sleep Do You Need for Muscle Recovery?" Health. Diakses Juli 2025.

"Healthy sleep habits." National Heart, Lung, and Blood Institute. Diakses Juli 2025.

Editorial Team