Studi: Main HP sebelum Tidur Tingkatkan Risiko Insomnia

- Penggunaan HP sebelum tidur dapat menurunkan kualitas dan durasi tidur.
- Setiap tambahan satu jam penggunaan layar sebelum tidur meningkatkan risiko insomnia hingga 59 persen, menurut temuan studi.
- Cahaya biru dari layar HP mengganggu produksi melatonin, hormon yang mengatur siklus tidur.
Di tengah kesibukan yang padat, tidur sering menjadi hal yang dikorbankan. Padahal, kualitas tidur yang baik sangat penting bagi kesehatan fisik dan mental. Sayangnya, banyak orang, khususnya anak muda, tidak mendapatkan waktu tidur yang cukup. Salah satu penyebab yang menjadi sorotan adalah kebiasaan main HP sebelum tidur.
Sebuah studi dari Norwegia mengungkap bahwa penggunaan HP pada malam hari dapat menurunkan kualitas dan durasi tidur. Hasil dari studi ini dipublikasikan pada tanggal 31 Maret 2025 dalam jurnal Frontiers in Psychiatry.
1. Penggunaan HP dan risiko insomnia yang meningkat

Penelitian yang melibatkan lebih dari 45.000 orang dewasa muda berusia 18 hingga 28 tahun ini menemukan bahwa setiap tambahan satu jam penggunaan layar sebelum tidur meningkatkan risiko insomnia hingga 59 persen.
Tidak hanya itu, durasi tidur juga berkurang rata-rata 24 menit. Ini menunjukkan bahwa kebiasaan menatap layar—terutama pada malam hari—bisa berdampak langsung pada kemampuan tubuh untuk beristirahat dengan optimal.
Paparan cahaya biru dari layar HP diketahui mengganggu produksi melatonin, hormon yang mengatur siklus tidur, sehingga membuat kamu lebih sulit untuk mengantuk.
2. Dampak cahaya biru pada kualitas tidur
Salah satu alasan utama penggunaan HP sebelum tidur berdampak negatif pada tidur adalah paparan cahaya biru dari layar. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa gelombang cahaya biru dari perangkat elektronik bisa mengganggu ritme sirkadian (jam biologis alami tubuh).
Cahaya biru ini menekan produksi melatonin, hormon yang membantu tubuh merasa mengantuk dan mempertahankan tidur. Akibatnya, tubuh tidak mendapat sinyal jelas bahwa sudah waktunya beristirahat.
Menariknya, cahaya biru sebenarnya memiliki manfaat saat digunakan pada siang hari, seperti meningkatkan kewaspadaan dan memperbaiki suasana hati. Namun, saat terpapar pada malam hari, efeknya justru berbalik merugikan.
Meskipun demikian, tidak semua penelitian sepakat bahwa cahaya biru adalah penyebab utama gangguan tidur. Oleh karena itu, faktor lain seperti jenis aktivitas yang dilakukan di layar juga patut dipertimbangkan.
3. Media sosial dan dampaknya terhadap tidur

Meskipun media sosial sering disalahkan sebagai penyebab utama gangguan tidur, tetapi hasil studi dari Norwegia ini justru menghadirkan sudut pandang berbeda.
Menurut peneliti utama, Dr. Børg Sivertsen, mahasiswa yang hanya menggunakan media sosial sebelum tidur ternyata memiliki tingkat insomnia terendah.
Mereka juga memiliki durasi tidur terpanjang dibandingkan dengan mereka yang menggunakan perangkat untuk aktivitas lain seperti menonton film, bermain game, atau mendengarkan musik.
Penelitian ini mengusulkan bahwa interaksi sosial melalui media digital mungkin memiliki efek protektif terhadap tidur. Menurut Sivertsen, media sosial bisa memberikan rasa koneksi sosial yang bisa menenangkan.
Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan HP sebelum tidur bisa berdampak pada durasi dan kualitas tidur. Dengan membatasi waktu layar sebelum tidur, kamu bisa melindungi kualitas tidur sekaligus menjaga penggunaan kehidupan digital yang lebih bijak.
Referensi
Hjetland, Gunnhild Johnsen, et al. “How and When Screens Are Used: Comparing Different Screen Activities and Sleep in Norwegian University Students.” Frontiers in Psychiatry 16 (March 31, 2025).
Hale, Lauren, Gregory W. Kirschen, et al. “Youth Screen Media Habits and Sleep.” Child and Adolescent Psychiatric Clinics of North America 27, no. 2 (March 1, 2018): 229–45.