Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

8 Indikator Penuaan yang Perlu Diketahui, Bukan Cuma Keriput

ilustrasi orang lanjut usia sedang berolahraga (pexels.com/Marcus Aurelius)
Intinya sih...
  • Rambut berubah warna, tumbuh lebih lambat, kering, dan rapuh seiring bertambahnya usia.
  • Kulit menjadi kering, kurang kenyal, dan muncul kerutan serta bintik penuaan.
  • Penuaan juga menyebabkan kesulitan fokus pada objek dekat, kesulitan mendengar frekuensi tinggi, dan perubahan pada kemampuan seksual.

Semua orang akan menua pada saatnya. Bicara tentang penuaan, banyak orang mengaitkan penuaan dengan kulit yang keriput. Padahal, penuaan lebih dari itu.

Penuaan adalah proses kompleks yang disebabkan oleh penuaan sel-sel. Penuaan sel memengaruhi penampilan dan fungsi tubuh. Salah satu proses utama yang disebut penuaan seluler adalah ketika sel berhenti membelah. 

Lantas, apa saja indikator penuaan? Di sini, kita akan menguraikannya.

1. Perubahan warna dan struktur rambut

Seiring bertambahnya usia, tubuh memproduksi lebih sedikit melanin yang menyebabkan rambut kehilangan pigmennya. Akibathya, rambut berubah warna menjadi putih atau abu-abu.

Selain itu, rambut juga tumbuh lebih lambat dan menjadi lebih tipis, kering, dan rapuh seiring bertambahnya usia.

Kamu bisa memperlambat penuaan pada rambut dengan cara:

  • Menggunakan produk perawatan rambut yang memberikan kelembapan dan volume.
  • Mengurangi frekuensi keramas.
  • Meningkatkan asupan protein.

2. Perubahan pada kulit

ilustrasi kulit kering (pixabay.com/Antoni Shkraba)

Penuaan menyebabkan kulit menjadi terasa lebih kering dan kurang kenyal dibandingkan sebelumnya. Ini karena produksi minyak alami pada kulit mengalami penurunan seiring bertambahnya usia.

Kamu juga akan lebih jarang berkeringat dan kehilangan sebagian jaringan lemak tepat di bawah kulit, yang membuat kulit tampak lebih tipis. Kamu mungkin juga melihat kerutan, bintik-bintik penuaan, dan pertumbuhan kecil pada kulit.

Kamu bisa meminimalkan efek ini dengan tidak mandi menggunakan air hangat. Juga, pakai tabir surya dan pakaian pelindung saat berada di luar ruangan. Bicarakan dengan dokter jika kamu melihat adanya perubahan, seperti tahi lalat atau pertumbuhan kulit yang baru atau tampak tidak biasa.

3. Penurunan kemampuan melihat dan mendengar

Penuaan menyebabkan kesulitan untuk fokus pada objek yang dekat. Karena alasan ini, orang lanjut usia sering kali memerlukan kacamata baca. Selain itu, perubahan cahaya yang tiba-tiba juga bisa menyebabkan mata terasa sakit.

Penuaan juga menyebabkan seseorang kesulitan mengikuti percakapan di ruangan yang ramai atau mendengar pada frekuensi tinggi.

Orang lanjut usia perlu melakukan pemeriksaan penglihatan dan pendengaran secara rutin. Juga, kenakan kacamata hitam untuk melindungi mata saat sedang berada di luar ruangan. Jika berada di tempat yang bising, kenakan penutup telinga untuk memblokir suara keras.

4. Perubahan kemampuan berpikir

Orang lanjut usia sedang membaca (pexels.com/SHVETS production)

Otak mengalami perubahan seiring pertambahan usia yang bisa berdampak pada ingatan atau keterampilan berpikir. Misalnya, orang lanjut usia mungkin lupa nama atau kata-kata yang mereka kenal atau mungkin merasa lebih sulit melakukan beberapa tugas sekaligus.

Kamu bisa meningkatkan kesehatan kognitif melalui strategi berikut:

  • Sertakan aktivitas fisik dalam rutinitas harian.
  • Makan makanan yang sehat.
  • Tetap aktif secara mental.
  • Aktif secara sosial.
  • Mengobati penyakit kardiovaskular.
  • Berhenti merokok.

5. Perubahan kehidupan seksual

Seiring bertambahnya usia, kebutuhan dan kinerja seksual juga turut berubah. Penyakit dan pengobatan adalah faktor yang banyak memengaruhi kemampuan seseorang menikmati aktivitas seksual.

Perempuan yang sudah menopause dapat mengalami kekeringan pada vagina yang membuat hubungan seks menjadi tidak nyaman.

Pada laki-laki, impotensi mungkin menjadi sebuah kekhawatiran. Mungkin diperlukan waktu lebih lama untuk mencapai ereksi, dan ereksi mungkin tidak sekuat dulu.

6. Perubahan pada tulang, otot, dan persendian

ilustrasi orang lanjut usia sedang berolahraga (pexels.com/Marcus Aurelius)

Kepadatan tulang atau massa tulang bisa menurun seiring bertambahnya usia. Osteopenia mengacu pada hilangnya massa tulang dalam jumlah sedang, sedangkan osteoporosis adalah hilangnya massa tulang yang parah. Ini membuat tulang menjadi lemah dan meningkatkan risiko patah tulang belakang, pinggul, pergelangan tangan, atau lengan pada orang dewasa yang lebih tua.

Perempuan yang telah memasuki menopause lebih rentan mengalami osteoporosis karena hilangnya estrogen. Estrogen membantu mendukung proses pembentukan tulang.

Selain itu, massa dan kekuatan otot mungkin menurun seiring bertambahnya usia, sehingga mengurangi kekuatan fisik. Ini sering kali disebabkan oleh perubahan kadar hormonal, kurang aktif, atau penurunan asupan nutrisi.

Semakin bertambahnya usia, ligamen yang mengikat sendi juga menjadi kurang elastis. Akibatnya, sendi menjadi kaku sehingga rentang gerak menjadi lebih terbatas. Oleh sebab itu, ligamen lebih cepat robek dan sulit sembuh.

7. Perubahan kebiasaan buang air kecil

Lebih sulit mengendalikan kandung kemih seiring bertambahnya usia. Ini disebut inkontinensia urine dan terjadi pada sekitar 10 persen individu berusia di atas 65 tahun.

Banyak orang lanjut usia mengeluarkan sedikit urine saat batuk atau bersin. Selain itu, ada pula yang mengeluarkan banyak air seni sebelum bisa mencapai kamar mandi.

Pada perempuan, menopause menjadi salah satu faktornya. Sementara, bagi laki-laki, pembesaran prostat mungkin menjadi penyebabnya.

Selain itu, frekuensi buang air besar juga tidak sebanyak sebelumnya. Beberapa kondisi, seperti diabetes, dapat memperlambat buang air besar.

Beberapa obat yang sering diresepkan untuk lansia juga dapat menyebabkan sembelit, seperti obat hipertensi, kejang, penyakit Parkinson, dan depresi. Suplemen zat besi dan obat pereda nyeri narkotika juga dapat menyebabkan sembelit.

8. Peningkatan risiko penyakit kronis

ilustrasi memeriksa tekanan darah (unsplash.com/CDC)

Penurunan laju tubuh mengubah makanan menjadi energi memengaruhi manajemen berat badan dan kadar energi. Perubahan ini meningkatkan risiko penyakit seperti penyakit jantung, obesitas, diabetes, dan kanker tertentu.

Perubahan kardiovaskular seperti pengerasan pembuluh darah dapat terjadi akibat penuaan, termasuk berkurangnya kapasitas jantung dan pembuluh darah untuk menyalurkan oksigen ke tubuh. Hal ini dapat mengganggu metabolisme kolesterol, pengaturan tekanan darah, kondisi autoimun, dan peradangan. Akibatnya, melemahnya sistem kekebalan tubuh menyebabkan peningkatan risiko terhadap infeksi.

Yang bisa kamu lakukan adalah melakukan cek kesehatan secara berkala, meningkatkan aktivitas fisik, menerapkan pola makan sehat dengan memperbanyak buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian utuh, serta mampu mengelola stres dengan baik.

Proses penuaan tidak bisa dihentikan. Namun, kamu bisa memperlambatnya dengan mempertahankan gaya hidup aktif, menjaga kesehatan mental, konsumsi makanan sehat, dan rutin melakukan cek kesehatan fasilitas layanan kesehatan.

Referensi

Healthnews. Diakses pada Juni 2024. 9 Aging Indicators: What to Be Aware of and Expect.
Mayo Clinic. Diakses pada Juni 2024. Aging: What to expect.
WebMD. Diakses pada Juni 2024. What's Normal Aging?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mayang Ulfah Narimanda
Nurulia R F
3+
Mayang Ulfah Narimanda
EditorMayang Ulfah Narimanda
Follow Us