Kapan Boleh Memberikan Yoghurt pada Bayi? Ini Panduannya!

Yoghurt adalah salah satu produk turunan susu yang kaya akan nutrisi. Makanan ini juga memiliki cita rasa lezat dengan tekstur yang creamy dan lembut. Jika dilihat dari alasan ini, yoghurt memang menarik untuk dijadikan makanan tambahan bagi si kecil.
Namun, yoghurt hanya bisa ditambahkan pada makanan bayi ketika usianya sudah cukup. Bayi yang baru lahir tidak boleh mendapatkan asupan makanan ini. Lantas, kapan kita boleh memberikan yoghurt pada bayi? Inilah penjelasannya.
1. Waktu yang tepat memberikan yoghurt pada bayi

Dilansir laman Verywell Family, yoghurt dapat diberikan pada bayi saat mereka sudah mulai mendapatkan makanan padat atau MPASI. Ini berarti bayi sudah bisa mengonsumsinya ketika mereka sudah mencapai usia 6 bulan. Menariknya, saat bayi sudah mulai makan makanan padat, yoghurt bisa menjadi pilihan makanan pertama yang aman dan sehat untuk mereka, lho.
Masih dari laman yang sama, Krystyn Parks, seorang ahli diet terdaftar khusus anak menjelaskan, yoghurt memiliki konsistensi halus dan biasanya dapat ditoleransi dengan baik oleh bayi. Meski begitu, konsumsinya harus dalam jumlah yang wajar dan disertai dengan pemberian makanan lain dalam sehari. Pasalnya, terlalu banyak mengonsumsi produk susu biasanya bisa menghambat penyerapan zat besi, meski masalah ini lebih sering terjadi jika bayi minum susu sapi.
Sebagai panduan umum, bayi berusia 6 hingga 12 bulan dapat mengonsumsi yoghurt dalam jumlah yang terbatas. Pada usia 1 hingga 2 tahun, yoghurt dapat diberikan dalam jumlah 16—24 ons per hari. Sedangkan saat usianya 2 hingga 3 tahun, yoghurt dapat ditambahkan dalam 2,5 porsi susu per hari.
2. Manfaat yoghurt untuk bayi

Yoghurt sering disebut sebagai makanan super untuk bayi. Selain tekstur dan cita rasa yang sesuai untuk si kecil, yoghurt juga mengandung banyak nutrisi penting yang dapat mendukung tumbuh kembangnya.
Dilansir laman Parents dan The Bump, yoghurt mengandung protein, kalsium, fosfor, magnesium, dan beragam vitamin. Produk olahan susu ini terkadang juga mengandung probiotik (kultur hidup) yang baik untuk kesehatan usus bayi. Beberapa manfaat yoghurt untuk kesehatan bayi yang paling umum, meliputi:
- Mendukung perkembangan otak: yoghurt mengandung lemak sehat yang penting untuk perkembangan otak dan sistem saraf bayi. Dokter anak Pierrette Mimi Poinset menjelaskan, anak-anak di bawah usia 2 tahun membutuhkan lebih banyak lemak untuk perkembangan otak dan sistem sarafnya.
- Membantu memenuhi asupan kalsium bayi: bayi membutuhkan sekitar 260 mg kalsium setiap hari ketika usianya mencapai 6 bulan. Mineral ini bermanfaat untuk membangun tulang, otot, dan gigi yang kuat dan sehat.
- Mendukung perkembangan tulang: yoghurt juga mengandung vitamin D yang dapat membantu mendukung perkembangan tulang.
- Membantu mencegah diare: kandungan probiotik dalam yohgurt bermanfaat untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan bayi, termasuk mencegah diare.
- Mencegah dan mengurangi kolik pada bayi: probiotik juga dilaporkan terbukti efektif mencegah dan mengurangi kolik pada bayi. Kolik adalah kondisi ketika bayi menangis terus-menerus tanpa sebab yang diketahui.
- Yoghurt juga bisa menjadi makanan tambahan yang bagus untuk bayi ketika mengalami kesulitan mengonsumsi makanan padat lain atau kesulitan menambah berat badannya.
3. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika menyiapkan yoghurt untuk bayi

Meski terlihat sangat menarik sebagai makanan tambahan untuk si kecil, tapi pemberian yoghurt tidak boleh dilakukan sembarangan. Tidak semua produk yang tersedia di pasar baik untuk mereka. Beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan di antaranya:
- Berikan yoghurt tawar (plain yogurt). Ini berarti tidak boleh ada tambahan gula atau perasa lainnya. Menurut pedoman USDA, bayi di bawah usia 2 tahun tidak direkomendasikan mendapatkan tambahan gula pada makanan mereka. Untuk mengetahui apakah yoghurt mengandung gula atau perasa, periksa label produk. Fyi, semua yoghurt mengandung gula alami dalam bentuk laktosa.
- Yoghurt untuk bayi juga sebaiknya mengandung banyak lemak utuh. Kandungan tersebut biasanya ada dalam yoghurt yang terbuat dari susu murni. Sebaliknya, yoghurt rendah lemak tidak direkomendasikan untuk bayi di bawah 2 tahun. Sebab, selama 2 tahun pertama kehidupannya, bayi membutuhkan lemak untuk perkembangan otak.
- Jangan menyajikan yoghurt dengan madu untuk anak usia di bawah 1 tahun. Madu dianggap sebagai tambahan gula serta dapat meningkatkan risiko botulisme pada bayi.
- Jika ingin mencampurkan makanan lain ke dalam yoghurt, pastikan teksturnya sesuai dengan perkembangan si kecil. Pastikan potong secara halus untuk meminimalkan risiko tersedak pada bayi yang masih baru mulai mengonsumsi makanan padat.
Perlu digarisbawahi, yoghurt juga bisa mengandung alergen untuk bayi. Ini dikarenakan produk susu adalah sumber alergi makanan yang paling umum, dan yoghurt adalah salah satunya. Jadi, ketika pertama kali memperkenalkan yoghurt pada si kecil, selalu perhatikan tanda-tanda reaksi alergi yang mungkin muncul. Tunggu antara 3 hingga 5 hari untuk mengetahuinya.
Yoghurt adalah makanan yang aman dan sehat untuk bayi. Bayi boleh mengonsumsinya ketika mereka sudah memulai makanan padat atau MPASI, yaitu saat sudah mencapai 6 bulan. Namun, pastikan mereka mendapatkan yoghurt dengan kandungan lemak tinggi dan bebas gula, ya!