7 Kebohongan Berbahaya tentang Merokok, Jangan Tertipu!

- Merokok adalah kebiasaan buruk yang dapat membahayakan kesehatan.
- Banyak yang percaya bahwa merokok sedikit tidak berbahaya. Faktanya, tidak ada tingkat aman untuk merokok.
- Beberapa orang percaya bahwa rokok label "rendah tar" atau "light" lebih aman. Ini adalah salah satu kebohongan yang telah menyesatkan banyak orang.
Merokok adalah kebiasaan buruk yang dapat membahayakan kesehatan. Dan, ada banyak kebohongan tentang merokok yang beredar dalam masyarakat.
Di bawah ini akan diulas apa saja kebohongan atau kesalahpahaman tentang merokok yang kerap tidak disadari. Mari kita bongkar satu per satu!
1. Merokok hanya membahayakan perokok aktif

Beberapa orang percaya bahwa hanya perokok aktif yang terkena dampak buruk dari merokok. Padahal, orang-orang di sekitarnya yang menghirup asap rokok perokok (perokok pasif) juga berisiko tinggi terkena berbagai penyakit.
Asap rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia berbahaya, dan lebih dari 70 di antaranya diketahui menyebabkan kanker.
Orang yang terpapar asap rokok secara rutin, seperti teman tongkrongan atau anggota keluarga perokok, memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit paru-paru, penyakit jantung, dan berbagai jenis kanker.
Jadi, ingat selalu bahwa merokok bukan hanya masalah bagi perokok, tetapi juga bagi orang-orang yang ada di sekitarnya.
2. Merokok sedikit tidak berbahaya

Banyak yang percaya bahwa merokok sedikit tidak berbahaya. Faktanya, tidak ada tingkat aman untuk merokok. Setiap batang rokok yang kamu isap meningkatkan risiko berbagai penyakit serius.
Penelitian menunjukkan bahwa bahkan perokok ringan memiliki risiko yang jauh lebih tinggi terkena penyakit jantung, stroke, dan kanker paru-paru dibandingkan dengan non perokok.
Setiap isapan rokok merusak pembuluh darah, meningkatkan tekanan darah, dan menyebabkan peradangan, yang semuanya berkontribusi pada masalah kesehatan jangka panjang.
3. Vape lebih aman dari rokok konvensional

Banyak yang berpikir bahwa rokok elektrik atau vape adalah alternatif yang lebih aman dibandingkan dengan rokok konvensional. Meskipun vape mungkin mengurangi beberapa risiko asap rokok, tetapi itu bukan berarti tanpa bahaya.
Cairan yang digunakan dalam vape mengandung nikotin dan berbagai bahan kimia lainnya yang dapat merusak paru-paru dan sistem kardiovaskular.
Penelitian juga menunjukkan bahwa vape dapat menyebabkan penyakit paru-paru serius seperti E-cigarette or Vaping product use-Associated Lung Injury (EVALI).
Selain itu, vape bisa menjadi pintu gerbang bagi remaja dan dewasa muda untuk mulai merokok rokok konvensional dan/atau kebiasaan buruk lainnya.
4. Rokok rendah tar lebih aman

Beberapa orang percaya bahwa rokok yang diberi label "rendah tar" atau "light" lebih aman dan kurang berbahaya bagi kesehatan. Ini adalah salah satu kebohongan yang telah menyesatkan banyak orang.
Penelitian menunjukkan bahwa rokok rendah tar tidak benar-benar mengurangi risiko penyakit yang disebabkan oleh merokok.
Perokok sering kali mengisap lebih dalam atau lebih sering untuk mendapatkan jumlah nikotin yang sama, yang berarti mereka tetap terpapar jumlah tar yang tinggi. Akibatnya, risiko terkena kanker paru-paru, penyakit jantung, dan penyakit lainnya tetap tinggi.
5. Merokok membantu mengurangi stres

Banyak orang merokok dengan keyakinan bahwa itu membantu mereka mengatasi stres. Padahal, ini adalah ilusi yang berbahaya.
Nikotin dalam rokok memang memberikan efek relaksasi sementara, tetapi sebenarnya meningkatkan kecemasan dan stres dalam jangka panjang.
Merokok dapat menyebabkan perubahan kimiawi dalam otak yang meningkatkan perasaan cemas dan stres ketika kadar nikotin menurun.
Jadi, meskipun merokok mungkin tampak seperti solusi cepat untuk stres, tetapi sebenarnya itu menciptakan siklus ketergantungan yang memperburuk kondisi emosional secara keseluruhan.
6. Merokok hanya menyebabkan kanker paru-paru

Salah satu kebohongan paling umum adalah bahwa merokok hanya menyebabkan kanker paru-paru. Sebenarnya, merokok dikaitkan dengan berbagai jenis kanker, termasuk kanker mulut, tenggorokan, kerongkongan, pankreas, kandung kemih, dan ginjal.
Selain kanker, merokok juga meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan banyak kondisi kesehatan serius lainnya.
Dampak merokok tidak terbatas pada paru-paru saja, tetapi memengaruhi hampir setiap organ tubuh.
7. Merokok tidak berpengaruh pada kesehatan orang muda

Banyak remaja dan dewasa muda berpikir bahwa mereka kebal terhadap efek buruk merokok dan mereka dapat berhenti kapan saja sebelum merasakan dampaknya. Namun, kerusakan akibat merokok dapat dimulai sejak dini dan terus berkembang seiring waktu.
Bahkan orang muda yang merokok untuk waktu singkat berisiko mengalami penurunan fungsi paru-paru, peningkatan detak jantung, dan tekanan darah tinggi.
Kebiasaan merokok yang dimulai pada usia muda juga meningkatkan kemungkinan ketergantungan nikotin yang lebih kuat dan sulit dihentikan di kemudian hari.
Setelah mengungkap apa saja kebohongan tentang merokok, kamu harus makin sadar betapa pentingnya memahami kebenaran tentang kebiasaan yang tidak sehat ini. Merokok bukan hanya masalah bagi perokok aktif, tetapi juga bagi semua orang di sekitar mereka.
Dengan mengetahui faktanya, kamu bisa membuat keputusan yang lebih bijaksana dan menjaga kesehatan kamu serta orang-orang yang kamu cintai dengan segera berhenti merokok.
Referensi
Mount Sinai. Diakses pada Juni 2024. Risks of tobacco.
Rebuli, Meghan E., Jason J. Rose, dkk. “The E-cigarette or Vaping Product Use–Associated Lung Injury Epidemic: Pathogenesis, Management, and Future Directions: An Official American Thoracic Society Workshop Report.” Annals of the American Thoracic Society 20, no. 1 (January 1, 2023): 1–17.
Gendreau, Paul L., dan Frank Vitaro. “The Unbearable Lightness of ‘Light’ Cigarettes.” Canadian Journal of Public Health 96, no. 3 (May 1, 2005): 167–72.
Hammad, Alaa M., Ala A. Alhusban, dkk. “Effect of Cigarette Smoke Exposure and Aspirin Treatment on Neurotransmitters’ Tissue Content in Rats’ Hippocampus and Amygdala.” Metabolites 13, no. 4 (April 4, 2023): 515.