Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kurkumin dan Kunyit, 10 Fakta dan Manfaatnya yang Perlu Kamu Tahu 

ilustrasi kunyit dan bubuknya (pixabay.com/Nirmal Sarkar)

Siapa yang tidak kenal dengan rempah yang satu ini. Kunyit terkenal dengan warnanya yang kuning serta rasanya yang khas untuk membumbui masakan.

Kunyit sudah ada sejak ribuan tahun lalu, yang menurut studi, pertama kali digunakan di India sebagai obat. Bukan cuma untuk melezatkan masakan, khasiatnya sebagai obat pun banyak sekali sehingga sangat baik untuk kesehatan tubuh. Inilah kenapa kunyit juga dikenal luas sebagai ramuan obat herbal dan didukung banyak penelitian.

Kunyit sebagai ramuan obat banyak berasal dari senyawa kurkumin yang ada di dalamnya. Senyawa ini disebut kurkuminoid. Kurkumin adalah bahan aktif utama dalam kunyit. Kurkumin memiliki efek antiinflamasi dan antioksidan yang kuat.

Inilah berbagai fakta seputar kunyit dan kurkumin termasuk berbagai manfaatnya bagi kesehatan yang telah terbukti lewat banyak penelitian.

1. Kunyit mengandung senyawa bioaktif dengan khasiat obat

ilustrasi bubuk kunyit (pixabay.com/cgdsro)

Kurkumin dalam kunyit mengandung senyawa bioaktif dengan khasiat obat, meski kandungan kurkuminnya tidak terlalu tinggi, yaitu hanya sekitar 3 persen dari beratnya. 

Sebagian besar penelitian tentang ramuan ini menggunakan ekstrak kunyit hampir semuanya mengandung kurkumin itu sendiri, dengan dosis biasanya lebih dari 1 gram per hari. Karena, bagaimanapun akan sulit untuk mencapai level ini jika hanya dengan menggunakan kunyit sebagai bumbu masak. Itu sebabnya banyak orang yang mengonsumsi kunyit dalam bentuk suplemen untuk mendapatkan manfaatnya secara optimal.

Namun, kurkumin kurang diserap ke dalam aliran darah. Untuk merasakan efek penuh dari kurkumin, bioavailabilitasnya (tingkat di mana tubuh menyerap suatu zat) perlu ditingkatkan. Ini bisa dibantu dengan mengonsumsi lada hitam yang mengandung senyawa piperin.

Menurut penelitian, piperin adalah senyawa alami yang dapat meningkatkan penyerapan kurkumin hingga 2.000 persen! Selain itu, sudah banyak pula suplemen kurkumin yang dilengkapi piperin.

Kurkumin juga larut dalam lemak, yang berarti terurai dan larut dalam lemak atau minyak. Mengonsumsi suplemen kurkumin sekaligus mengimbanginya dengan makanan tinggi lemak akan memaksimalkan manfaatnya.

2. Kurkumin adalah senyawa antiinflamasi alami

ilustrasi rempah-rempah (Pexels.com/Mareefe)

Kurkumin sangat berguna dalam menjaga sistem kekebalan tubuh. Sehingga tubuh mampu melawan mikroorganisme asing yang mengancam. Kurkumin juga turut berperan dalam memperbaiki berbagai kerusakan dalam tubuh.

Masalah peradangan atau inflamasi bagi tubuh bukanlah hal yang mudah ditoleransi. Dirangkum dari berbagai penelitian, para ilmuwan percaya bahwa peradangan kronis tingkat rendah dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti:

  • Penyakit jantung
  • Kanker
  • Sindrom metabolik
  • Senyakit Alzheimer
  • Berbagai kondisi degeneratif

Dilansir Healthline, kunci utama kurkumin ada pada zat bioaktifnya yang dapat melawan peradangan. Namun, perlu dosis yang sangat tinggi untuk mendapatkan efek terbaik.

3. Kunyit dapat meningkatkan kapasitas antioksidan tubuh

ilustrasi kunyit (pexels.com/Karl Solano)

Kerusakan oksidatif diyakini sebagai salah satu mekanisme di balik penuaan dan banyaknya penyakit. Ini melibatkan radikal bebas, molekul yang sangat reaktif dengan elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas cenderung bereaksi dengan zat organik penting, seperti asam lemak, protein, atau DNA.

Alasan utama antioksidan sangat bermanfaat adalah karena mereka melindungi tubuh dari radikal bebas. Kurkumin adalah antioksidan kuat yang dapat menetralisasi radikal bebas karena struktur kimianya.

Studi tahun 2020 terhadap hewan menemukan bahwa kurkumin dapat memblokir aksi radikal bebas dan dapat merangsang aksi antioksidan lainnya. Akan tetapi, studi lanjut terhadap manusia tetap diperlukan untuk mengonfirmasi manfaat ini.

4. Kurkumin dapat meningkatkan faktor neurotropik yang diturunkan dari otak

ilustrasi jamu kunyit (pexels.com/Charlotte May)

Sebelum para ilmuwan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang neuron, mereka meyakini bahwa neuron tidak dapat membelah dan berkembang biak setelah masa kanak-kanak. Namun, ternyata neuron mampu membentuk koneksi baru, dan di area otak tertentu, mereka dapat berkembang biak dan bertambah jumlahnya.

Salah satu pendorong utama proses ini adalah brain-derived neurotrophic factor (BDNF). Ini adalah gen yang terlibat dalam pembuatan protein yang bertanggung jawab untuk mempromosikan kehidupan neuron. Protein BDNF berperan dalam memori dan pembelajaran, dan dapat ditemukan di area otak yang bertugas untuk makan, minum, dan berat badan.

Sejumlah penelitian menemukan banyak gangguan otak umumnya telah dikaitkan dengan penurunan kadar protein BDNF, termasuk depresi dan penyakit Alzheimer. Salah satunya seperti yang ditemukan dalam penelitian yang dimuat di jurnal Scientific Reports tahun 2020. Penelitian lainnya dalam jurnal Behavioural Brain Research tahun 2013 dan jurnal Hindawi tahun 2017 menemukan bahwa kurkumin dapat meningkatkan kadar BDNF otak pada hewan.

Dengan ini, mungkin kurkumin efektif dalam menunda atau bahkan menolak banyak penyakit otak dan penurunan fungsi otak yang berkaitan dengan usia. Namun, karena penelitian ini dilakukan pada hewan, sulit untuk mengatakan apakah efek ini juga akan terjadi pada manusia.

Ini juga dapat membantu meningkatkan memori dan perhatian, yang tampaknya logis mengingat efeknya pada tingkat BDNF. Namun, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengonfirmasi hal ini.

5. Kurkumin dapat menurunkan risiko penyakit jantung

ilustrasi bubuk kunyit dan rempah lainnya (pexels.com/Marta Branco)

Penyakit jantung disebut-sebut sebagai penyebab kematian nomor satu di dunia. Para peneliti telah mempelajarinya selama beberapa dekade dan belajar banyak tentang penyebabnya. Penyakit jantung sangat rumit dan banyak hal yang berkontribusi pada penyakit ini.

Berkaitan dalam hal ini, kurkumin dapat membantu membalikkan banyak langkah dalam proses penyakit jantung. Menurut sebuah penelitian tahun 2017, kurkumin mungkin bermanfaat dalam mengobati penyakit jantung karena dapat membantu meningkatkan fungsi endotelium; lapisan pembuluh darah.

Sebab, disfungsi endotel adalah pendorong utama penyakit jantung. Ini terjadi ketika endotelium tidak dapat mengatur tekanan darah, adanya pembekuan darah, dan bisa juga disebabkan oleh berbagai faktor lainnya. 

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kurkumin dapat meningkatkan kesehatan jantung. Temuan ini tercantum dalam sebuah studi di Journal of Clinical Medicine tahun 2020. Selain itu, kurkumin juga dikatakan dapat membantu mengurangi peradangan dan oksidasi, yang dapat berperan dalam penyakit jantung.

Dalam satu penelitian terhadap 121 orang yang menjalani operasi bypass arteri koroner, para peneliti membandingkan mereka yang mengonsumsi 4 gram kurkumin per hari, beberapa hari sebelum dan sesudah operasi, dengan yang tidak. Hasilnya, kelompok kurkumin memiliki 65 persen penurunan risiko mengalami serangan jantung di rumah sakit. 

6. Kunyit mungkin dapat membantu mencegah kanker

ilustrasi kunyit (pixabay.com/Steve Buissinne)

Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak terkendali. Ada banyak bentuk kanker yang berbeda yang tampaknya dipengaruhi oleh suplemen kurkumin. 

Kurkumin telah dipelajari sebagai ramuan bermanfaat dalam pengobatan kanker dan telah ditemukan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kanker, menurut laporan dalam jurnal Nutrients tahun 2019. 

Beberapa penelitian lain juga menunjukkan bahwa hal tersebut bisa:

  • Berkontribusi pada kematian sel kanker
  • Mengurangi angiogenesis (pertumbuhan pembuluh darah baru pada tumor)
  • Mengurangi metastasis (penyebaran kanker)

Lalu, kurkumin dosis tinggi—dengan penambah penyerapan seperti piperin—apakah dapat membantu mengobati kanker pada manusia, belum dipelajari dengan lebih lanjut. Namun, ada bukti dari penelitian lain yang menunjukkan bahwa hal itu dapat mencegah terjadinya kanker, terutama kanker pada sistem pencernaan seperti kanker kolorektal.

Dalam sebuah penelitian, konsumsi 4 gram kurkumin per hari dapat mengurangi jumlah lesi hingga 40 persen pada percobaan selama 30 hari terhadap 44 laki-laki dengan lesi di usus besar yang terkadang berubah menjadi kanker. 

7. Kurkumin mungkin berguna dalam mengobati penyakit Alzheimer

ilustrasi hidangan mengandung kunyit (pexels.com/Satyam Verma)

Penyakit Alzheimer adalah bentuk paling umum dari demensia dan dapat berkontribusi hingga 70 persen kasus demensia. Kondisi ini tidak ada obatnya, pengobatan hanya dilakukan untuk gejala-gejalanya. Itu sebabnya pencegahan sejak awal sangat penting.

Menurut penelitian dalam jurnal Neural Regeneration Research, diketahui bahwa peradangan dan kerusakan oksidatif berperan dalam penyakit Alzheimer, dan kurkumin memiliki efek menguntungkan pada keduanya. 

Ciri utama penyakit Alzheimer adalah penumpukan protein kusut yang disebut plak amiloid. Studi menunjukkan bahwa kurkumin dapat membantu membersihkan plak ini.

Namun, apakah kurkumin dapat memperlambat atau bahkan menghentikan perkembangan penyakit Alzheimer pada orang, belum diketahui sampai saat ini. 

8. Pasien radang sendi merespons dengan baik suplemen kurkumin

ilustrasi memasak dengan menggunakan bubuk kunyit (pexels.com/Gagan Kaur)

Artritis atau radang sendi banyak dilaporkan di berbagai dunia. Jenisnya ada beberapa, yang sebagian besar melibatkan peradangan pada persendian. 

Mengingat kurkumin adalah senyawa antiinflamasi yang kuat, masuk akal kalau senyawa tersebut juga bisa membawa manfaat terhadap radang sendi. Dalam sebuah penelitian pada orang dengan artritis reumatoid, kurkumin ditemukan bekerja lebih efektif daripada obat antiinflamasi.

9. Kurkumin memiliki manfaat melawan depresi

ilustrasi golden milk alias susu kunyit (flickr.com/Marco Verch)

Kurkumin telah menunjukkan beberapa efek dalam penanganan depresi. Dalam uji coba terkontrol, 60 orang dengan gangguan depresi secara acak dibagi menjadi tiga kelompok. Satu kelompok mengonsumsi Prozac, kelompok kedua mengonsumsi 1 gram kurkumin, dan kelompok ketiga mengonsumsi Prozac dan kurkumin.

Setelah 6 minggu, kurkumin telah menghasilkan perbaikan yang serupa dengan Prozac. Kelompok yang menggunakan Prozac dan kurkumin memiliki hasil terbaik. 

Menurut penelitian kecil ini, kurkumin disebut-sebut sama efektifnya dengan antidepresan. Sebab, depresi juga berkaitan dengan penurunan kadar BDNF dan hipokampus yang menyusut, area otak yang berperan dalam pembelajaran dan memori. Kurkumin dapat membantu meningkatkan kadar BDNF, yang berpotensi memperbaiki beberapa perubahan ini.

Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa kurkumin dapat meningkatkan neurotransmiter otak serotonin dan dopamin.

10. Kurkumin dapat membantu menunda penuaan dan melawan penyakit kronis terkait usia

ilustrasi kunyit dalam bentuk suplemen (unsplash.com/Sharon McCutcheon)

Dengan berbagai manfaat yang disebut di atas tadi, kurkumin juga mungkin punya manfaat untuk membuat kita panjang umur. Studi tahun 2010 menunjukkan bahwa kurkumin mungkin punya potensi sebagai suplemen antipenuaan. Mengingat oksidasi dan peradangan diyakini berperan dalam penuaan, kurkumin mungkin memiliki efek yang lebih dari sekadar mencegah penyakit. 

Itulah fakta seputar kunyit dan kurkumin. Bukan cuma rempah atau bumbu masak, kunyit juga punya banyak sekali manfaat bagi kesehatan. Namun, perlu diperhatikan komposisi jumlahnya untuk dikonsumsi agar manfaatnya maksimal.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
jejaknarasi
Editorjejaknarasi
Follow Us