Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Mitos tentang Kebersihan yang Jangan Lagi Kamu Percaya

ilustrasi menjaga kebersihan (freepik.com/alexeyzhilkin)
ilustrasi menjaga kebersihan (freepik.com/alexeyzhilkin)
Intinya sih...
  • Mandi dua kali sehari tidak selalu diperlukan, terutama untuk kulit normal. Mandi terlalu sering justru bisa membuat kulit kering dan iritasi.
  • Tertular penyakit dari toilet umum sangat kecil kemungkinannya. Mencuci tangan secara menyeluruh dengan sabun dan air adalah cara terbaik untuk menghindari penyebaran kuman.
  • Deodoran dan antiperspiran aman digunakan, tidak ada bukti kuat yang menghubungkan produk ini dengan kanker payudara.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kebersihan adalah kunci kesehatan secara keseluruhan. Mengingat tubuh bersentuhan dengan ribuan kuman setiap hari, menjaga kebersihan yang baik, seperti mandi dan mencuci tangan, membantu menurunkan risiko infeksi dan penyakit.

Selain itu, mempraktikkan kebersihan tubuh yang tepat dapat membantu merasa percaya diri dan meningkatkan harga diri secara keseluruhan.

Setiap orang memiliki gagasan berbeda tentang seperti apa kebersihan yang baik, dan banyak orang mengikuti rutinitas mandi dan perawatan diri yang sangat berbeda. Bahkan, bisa jadi selama ini kamu belum memiliki praktik kebersihan yang benar. Oleh karena itu, mari kita bahas beberapa mitos kebersihan paling umum yang perlu kamu ketahui.

1. Wajib mandi dua kali sehari

Kebanyakan orang mandi dua kali setiap hari. Namun, sebenarnya kebutuhan mandi setiap orang berbeda, bahkan beberapa orang mungkin tidak perlu mandi setiap hari. Faktanya, mandi terlalu sering justru dapat berdampak negatif pada kulit.

Kulit normal dan sehat memiliki lapisan minyak alami dan bakteri baik yang melindungi kulit dari kekeringan dan kuman. Namun, terlalu sering mencuci tubuh dengan sabun dan air justru dapat menghilangkan lapisan ini dari kulit. Akibatnya, kulit mungkin menjadi kering, gatal, teriritasi, atau pecah-pecah dan berisiko terkena infeksi atau reaksi alergi. Bagi individu dengan kondisi seperti eksim atau psoriasis, hal ini juga dapat menyebabkan kambuhnya penyakit. 

Meskipun tidak ada aturan yang tegas tentang seberapa sering kamu harus mandi, tetapi mandi dua hari sekali atau beberapa kali seminggu biasanya sudah cukup bagi kebanyakan orang untuk menjaga kesehatan yang baik.

Misalnya, jika kamu beraktivitas di dalam ruangan ber-AC dan jarang berkeringat, mandi beberapa kali seminggu kemungkinan sudah cukup untukmu. Namun, jika kamu berolahraga dan berkeringat setiap hari, kamu perlu mandi setiap hari.

2. Buang air di toilet umum membawa infeksi dan penyakit

ilustrasi toilet umum (pexels.com/zia ulhaq)
ilustrasi toilet umum (pexels.com/zia ulhaq)

Banyak orang khawatir duduk di kloset toilet umum dapat menularkan infeksi atau penyakit. Meskipun secara teknis hal ini memungkinkan, tetapi kemungkinannya sangat kecil.

Kamu lebih mungkin tertular infeksi atau penyakit dari tempat lain, seperti gagang pintu, wastafel, dan meja. Alasannya, tempat-tempat ini lebih sering bersentuhan dengan tangan yang kotor.

Faktanya, kulit yang utuh di pantat mungkin akan mengundang lebih sedikit kuman ke dalam tubuh daripada tangan, yang lebih mungkin memiliki luka kecil dan goresan, dan yang kamu gunakan untuk menyentuh mata, hidung, atau mulut. Mencuci tangan secara menyeluruh dengan sabun dan air adalah cara terbaik untuk menghindari perpindahan kuman ini ke dalam tubuh.

3. Deodoran dan antiperspiran menyebabkan kanker payudara

Banyak orang memilih untuk tidak pernah menggunakan deodoran dan antiprespiran karena beranggapan bahwa produk ini dapat memicu kanker payudara. Alasannya, bahan kimia yang ditemukan dalam produk ini, termasuk aluminium dan paraben, diserap oleh kulit, terutama setelah bercukur, dan disimpan di kelenjar getah bening.

Namun, tidak ada bukti kuat yang menghubungkan deodoran dan antiprespiran dengan kanker payudara. Dengan kata lain, menggunakan deodoran dan antiprespiran aman. 

4. Aturan "belum 5 menit"

ilustrasi makan cokelat (freepik.com/pvproductions)
ilustrasi makan cokelat (freepik.com/pvproductions)

Jika kamu pernah menjatuhkan sepotong makanan ke lantai, kamu mungkin akan segera mengambil dan memakannya dengan alasan makanan tersebut belum 5 menit berada di lantai. Ini adalah aturan tidak resmi yang menyatakan bahwa makanan yang baru berada di lantai kurang dari 5 menit belum mengumpulkan kuman atau bakteri dan masih bersih serta aman untuk dimakan. 

Kenyataannya, bakteri di tanah atau lantai dapat segera menempel pada makanan saat makanan tersebut menyentuh tanah atau lantai, tidak peduli seberapa cepat kamu mengambilnya.

Jumlah bakteri dan kuman yang terkumpul juga bergantung pada jenis makanan, serta permukaan yang dikenainya. Misalnya, makanan basah dapat mengumpulkan lebih banyak bakteri daripada makanan kering.

5. Kamu perlu menggunakan korek kuping untuk membersihkan telinga

Korek kuping atau cotton bud masih menjadi alat paling populer untuk mengambil kotoran dari telinga. Faktanya, kebanyakan dokter THT tidak menganjurkan untuk membersihkan telinga dengan korek kuping. Sebaliknya, penggunaan korek kuping justru bisa berisiko bagi kesehatan telinga.

Saluran telinga dirancang untuk menjadi struktur pembersih diri. Sementara telinga terus-menerus membuat kotoran dan mengelupas sel-sel kulit mati, ini juga dirancang dengan pola migrasi alami yang mendorong penumpukan berlebih keluar dari liang telinga.

Selain itu, kotoran telinga memiliki sifat antimikroba yang menghancurkan bakteri sebelum bakteri tersebut dapat menyebabkan infeksi dan berfungsi sebagai pelembap untuk liang telinga.

Intinya, kamu tidak perlu membersihkan telinga dengan korek kuping atau alat pembersih telinga lainnya.

6. Vagina perlu dibersihkan dengan teknik douching

ilustrasi area vagina (freepik.com/freepik)
ilustrasi area vagina (freepik.com/freepik)

Douching adalah teknik pembersihan vagina yang sudah ada sejak abad ke-19. Ini dilakukan dengan memasukkan air dan pembersih ke dalam vagina dan telah digunakan untuk banyak hal, mulai dari membersihkan vagina hingga pengendalian kelahiran.

Namun, alih-alih manfaat, douching sering kali merusak flora vagina dan mengubah pH alami di vagina. Praktik douching dapat meningkatkan risiko vaginosis bakterialis, penyakit radang panggul, dan kehamilan ektopik.

Sama seperti telinga, vagina bisa membersihkan dirinya sendiri. Jadi, kamu tidak perlu repot-repot membersihkannya secara manual.

7. Harus keramas setiap hari

Tidak ada pendekatan yang cocok untuk semua orang dalam hal keramas. Seberapa sering kamu harus mencuci rambut benar-benar bergantung pada sejumlah faktor seperti jenis rambut, tingkat aktivitas, dan seberapa berminyak kulit kepala.

Misalnya, jika kamu memiliki rambut yang tebal dan keriting, kamu tidak perlu mencuci rambut setiap hari karena minyak alami membutuhkan waktu lebih lama untuk melapisi helaian rambut. Minyak ini juga dapat membantu rambut keriting menjaga kelembapan dan mengurangi kusut.

Namun, jika kamu banyak berolahraga atau berkeringat, kamu mungkin perlu keramas lebih sering, karena rambut mungkin tampak lebih berminyak atau kotor, terlepas dari teksturnya.

Pada akhirnya, ini tentang apa yang paling cocok untukmu. Namun, penting untuk menghindari penggunaan sampo terlalu sering, karena dapat menghilangkan minyak alami rambut dan membuatnya kering dan rapuh.

Jadi, sebelum kamu mempercayai segala hal yang kamu dengar tentang kebersihan, pastikan untuk mencari fakta yang sebenarnya. Jangan biarkan mitos-mitos ini menghalangi upayamu menjaga kesehatan dengan cara yang tepat!

Referensi 

"8 Common Hygiene Myths You Shouldn’t Believe." Everyday Health. Diakses Februari 2025. 
"10 More Common Health Myths & Misconceptions Debunked." Mount Elizabeth. Diakses Februari 2025. 
"7 Hygiene Myths You Should Stop Believing." One Medical. Diakses Februari 2025. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Eka Amira Yasien
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us