Banyak Orang Konsumsi Suplemen Propolis Saat Pandemik, Apa Alasannya?

Apakah berpotensi lindungi tubuh dari virus corona?

Di tengah situasi pandemik COVID-19, produk kesehatan seperti suplemen menjadi incaran banyak orang terutama bila produk tersebut dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Salah satu jenis suplemen yang banyak dikonsumsi akhir-akhir ini adalah propolis.

Konon katanya propolis memiliki banyak khasiat bagi tubuh, sehingga meskipun harganya yang relatif mahal produk ini tetap banyak dicari.

Apa benar manfaat propolis bagi kesehatan begitu besar dan amat berguna untuk dikonsumsi semasa pandemik? Simak ulasannya berikut ini.

1. Tekstur propolis

Banyak Orang Konsumsi Suplemen Propolis Saat Pandemik, Apa Alasannya?ilustrasi rumah lebah (freepik.com/azerbaijan_stockers)

Propolis berasal dari lebah, tetapi tekstur dan warnanya sedikit berbeda dari madu. Propolis adalah senyawa organik yang merupakan campuran dari air liur lebah, lilin lebah (beeswax), dan senyawa dari pohon dan tanaman.

Lebah menggunakan propolis untuk merekatkan rongga-rongga di sarang lebah supaya rapat. Propolis umumnya ditemukan di negara seperti Brasil, Rusia, dan Selandia Baru. Warna dan kualitas propolis pun berbeda-beda tergantung lokasi, jenis tanaman atau pohon, dan jenis lebah. Contohnya, propolis mentah yang berasal dari negara Brasil umumnya berwarna hijau.

Propolis umumnya dikonsumsi dalam bentuk kapsul, tetapi bisa juga dalam bentuk ekstrak cair. Dosis konsumsinya perlu dikonsultasikan ke dokter karena kondisi setiap orang berbeda-beda. Namun, menurut laporan dalam jurnal Biomedicine and Pharmacotherapy, dosis anjuran untuk propolis tidak lebih dari 500 mg per hari atau sekitar 30 tetes propolis ekstrak cair.

2. Memiliki properti antivirus yang dapat melindungi tubuh dari virus influenza

Banyak Orang Konsumsi Suplemen Propolis Saat Pandemik, Apa Alasannya?ilustrasi seorang wanita sedang sakit flu (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Propolis memiliki properti antivirus yang dapat melindungi tubuh dari berbagai macam virus seperti virus herpes, rotavirus, dan influenza.

Laporan berjudul "Antiviral, Antibacterial, Antifungal, Antiparasitic Properties of Propolis: A Review" yang terbit di jurnal Foods tahun 2021 menyebutkan, komponen di dalam propolis seperti isopentyl ferulate, apigenin, kaempferol, dan coumaric acid dapat melindungi tubuh dari virus H3N2 influenza A dan H1N1 influenza A.

Baca Juga: 10 Makanan yang Bisa Memenuhi Kebutuhan Vitamin C, Gak Perlu Suplemen 

3. Propolis mengandung komponen yang dapat memperkuat imunitas tubuh

Banyak Orang Konsumsi Suplemen Propolis Saat Pandemik, Apa Alasannya?ilustrasi hasil tes x-ray paru-paru manusia (unsplash.com/CDC)

Menurut laporan dalam jurnal Biomedicine and Pharmacotherapy  volume 131 yang terbit pada bulan November 2020, propolis dikatakan dapat meningkatkan imunitas tubuh dan sekaligus mengurangi peradangan di paru-paru.

4. Dapat meringankan gejala asma

Banyak Orang Konsumsi Suplemen Propolis Saat Pandemik, Apa Alasannya?ilustrasi seorang ibu sedang membantu anaknya mengenakan nebulizer (pexels.com/cottonbro)

Mengutip laporan dalam jurnal Advances in Pharmacological and Pharmaceutical Sciences tahun 2013, pasien dengan asma ringan hingga sedang mengalami gejala ringan saat serangan kambuh pada malam hari, setelah mengonsumsi ekstrak cair propolis  13 persen setiap hari selama dua bulan.

Dilaporkan kekambuhan asma pada malam hari juga berkurang dan fungsi paru-paru yang mengatur pergerakan udara masuk dan keluar juga mengalami peningkatan.

5. Komponen dalam propolis memiliki potensi untuk mencegah virus SARS-CoV-2 masuk ke dalam tubuh

Banyak Orang Konsumsi Suplemen Propolis Saat Pandemik, Apa Alasannya?ilustrasi bentuk virus SARS-CoV-2 (pexels.com/CDC)

Komponen yang terdapat di dalam propolis seperti phenolic, flavonoid, caffeic acid phenethyl ester (CAPE), dan myricetin mempunyai potensi untuk mencegah virus SARS-CoV-2  masuk dan berkembang biak di dalam tubuh manusia.

Berdasarkan keterangan laporan dalam Journal of Pharmacy and Pharmacology tahun 2021, CAPE dapat mencegah aktivasi PAK 21 (p21 activated kinase). PAK adalah enzim penting bagi virus untuk dapat masuk ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak (replikasi).

Meski demikian, hingga saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa propolis efektif untuk melawan virus corona penyebab COVID-19 dan masih butuh proses standardisasi yang jelas. Akan tetapi, karena propolis aman dan dapat mendukung sistem kekebalan tubuh, tak ada salahnya untuk mengonsumsinya sebagai bagian dari pola makan sehat. Akan tetapi, baiknya konsultasikan dulu ke dokter.

Sekadar informasi, dermatitis kontak adalah efek samping yang bisa muncul dari konsumsi propolis. Orang-orang yang alergi terhadap produk yang berkaitan dengan lebak tidak dianjurkan untuk mengonsumsinya.

Baca Juga: Alasan Kita Perlu Memenuhi Kebutuhan Vitamin D3, Apa Manfaatnya?

Maria  Sutrisno Photo Verified Writer Maria Sutrisno

"Less is More" Ludwig Mies Van der Rohe.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya