15 Penyebab Telat Haid, Tidak Selalu karena Hamil

- Perubahan berat badan, stres, dan PCOS dapat memengaruhi siklus haid.
- Kontrasepsi hormonal, masalah tiroid, diabetes, dan penyakit celiac juga bisa menjadi penyebab telat haid.
- Insufisiensi ovarium primer, tumor pituitari, perimenopause, bepergian melintasi zona waktu, obat tertentu, menyusui, paparan pestisida, dan kualitas tidur yang buruk juga dapat mempengaruhi siklus haid.
Kehamilan adalah salah satu alasan umum telat atau tidak haid. Namun, ada juga faktor lain yang bisa memengaruhi siklus haid. Kurang tidur, olahraga terlalu berat, bepergian ke zona waktu berbeda, atau perubahan berat badan adalah beberapa penyebab telat haid paling sering.
Terlambat beberapa hari sesekali dianggap normal karena faktor-faktor tersebut. Siklus haid masih dianggap teratur meskipun waktunya maju atau mundur antara 2 hingga 20 hari. Kalau periode haid atau menstruasi kamu tidak berada dalam rentang tersebut, ini mungkin disebabkan oleh salah satu penyebab berikut ini.
1. Masalah berat badan
Baik berat badan berlebih maupun kurang dapat memengaruhi siklus haid.
Perubahan berat badan yang cepat akibat penyakit, konsumsi obat, atau perubahan pola makan bisa mengganggu produksi dan pelepasan hormon. Akibatnya, siklus haid bisa terlambat atau bahkan berhenti.
Masalah kesehatan kronis seperti malnutrisi atau gangguan makan seperti anoreksia nervosa juga bisa menyebabkan perempuan tidak haid. Ketika tubuh tidak memiliki lemak dan nutrisi yang cukup, produksi hormon terganggu. Biasanya, menaikkan berat badan dapat membantu haid kembali normal.
Di sisi lain, obesitas dapat mengganggu keseimbangan hormon estrogen dan progesteron, yang berperan dalam siklus haid. Kondisi ini sering dikaitkan dengan gangguan kesuburan, sehingga banyak orang yang mengalami obesitas juga mengalami siklus haid yang tidak teratur. Menurunkan berat badan dapat membantu mengembalikan keseimbangan hormon dan memperbaiki siklus haid.
2. Stres

Stres dapat memengaruhi tubuh dalam banyak cara, termasuk pola tidur, pola makan, dan fungsi tubuh secara keseluruhan. Salah satu dampaknya adalah telat haid.
Studi menunjukkan, tingkat stres tinggi dapat langsung memengaruhi siklus haid, terutama pada orang berusia 20 hingga 40 tahun. Jika stres terjadi terus-menerus, haid bahkan bisa terhenti sepenuhnya.
Saat tubuh mengalami stres, produksi hormon kortisol meningkat, yang dapat mengganggu hipotalamus, bagian otak yang mengatur menstruasi. Jika hipotalamus tidak berfungsi dengan baik, menstruasi bisa berhenti, yang dinamakan amenore hipotalamus.
3. PCOS
Sindrom ovarium polikistik (PCOS) adalah ketidakseimbangan hormon yang mengganggu kemampuan tubuh untuk melepaskan sel telur (ovulasi). Jika tidak berovulasi, maka kamu tidak akan mengalami haid.
Banyak orang dengan PCOS mengalami haid yang tidak teratur, terlambat, atau terhenti.
Gejala PCOS lainnya meliputi:
Jerawat.
Rambut wajah atau tubuh berlebih.
Penipisan rambut.
Pertambahan berat badan atau kesulitan menurunkan berat badan.
Dokter mendiagnosis PCOS dengan memeriksa gejala dan melakukan tes bila diperlukan. Perubahan pengobatan dan gaya hidup dapat membantu mengelola gejala.
4. Kontrasepsi hormonal
Menggunakan atau berhenti menggunakan kontrasepsi hormonal dapat menyebabkan perubahan pada siklus haid. Jenis kontrasepsi yang bisa memengaruhi siklus haid meliputi:
Pil KB kombinasi.
Pil KB khusus progestin (pil mini).
KB implan.
KB IUD.
KB koyo.
KB suntik.
Cincin vagina.
Dengan kontrasepsi hormonal, banyak perempuan mengalami perdarahan mirip haid haid (dikenal sebagai breakthrough bleeding atau withdrawal bleeding) sebagai pengganti haid yang sebenarnya.
Sementara itu, IUD tembaga tidak menghambat ovulasi. Namun, penggunaannya dapat menyebabkan siklus haid lebih panjang atau lebih pendek, serta ketidakteraturan lainnya.
5. Masalah tiroid

Orang dengan penyakit tiroid memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon tiroid. Hormon tiroid memiliki banyak fungsi dalam tubuh, termasuk pengaturan siklus haid.
Jika tidak memiliki jumlah hormon tiroid yang tepat, kamu mungkin mengalami haid yang tidak teratur. Beberapa orang dengan penyakit tiroid mungkin tidak haid sama sekali, sering kali selama beberapa bulan atau lebih.
6. Diabetes
Orang dengan diabetes bisa lebih berisiko mengalami siklus haid yang tidak teratur atau sulit diprediksi.
Diabetes tipe 1 umumnya tidak memengaruhi siklus haid atau jumlah darah haid. Namun, kadang-kadang bisa terjadi gangguan. Haid tetap bisa datang pada usia normal (12 tahun), meski ada laporan haid pertama datang lebih lambat pada sebagian orang. Jika berat badan normal dan diabetes terkontrol, haid biasanya tidak terganggu.
Diabetes tipe 2 bisa meningkatkan risiko anovulasi, yaitu kondisi saat ovarium tidak melepaskan sel telur, sehingga haid bisa tidak terjadi. Namun, tidak semua orang dengan diabetes tipe 2 akan mengalaminya.
7. Penyakit celiac
Penyakit celiac menyebabkan peradangan yang dapat menyebabkan kerusakan pada usus halus, yang dapat mencegah tubuh menyerap nutrisi penting. Hal ini dapat menyebabkan periode haid yang tidak teratur atau terlambat.
8. Insufisiensi ovarium primer

Insufisiensi ovarium primer terjadi ketika ovarium berhenti berfungsi secara normal sebelum usia 40 tahun. Hal ini dapat menyebabkan haid tidak teratur dan masalah kesuburan sebelum usia perimenopause.
Penyebab insufisiensi ovarium primer belum dipahami dengan baik, tetapi diyakini terkait dengan fungsi folikel. Ini adalah kantong kecil di ovarium tempat sel telur matang. Pada orang dengan insufisiensi ovarium primer, mungkin tidak terdapat cukup folikel yang berfungsi.
9. Tumor pituitari
Tumor pituitari adalah pertumbuhan abnormal di kelenjar pituitari, yaitu kelenjar kecil di dasar otak, di belakang hidung. Kelenjar ini menghasilkan hormon yang mengatur banyak fungsi tubuh dan memengaruhi kelenjar lain. Sebagian besar tumor pituitari bersifat jinak (bukan kanker) dan tidak menyebar ke bagian tubuh lain.
Tumor ini bisa menyebabkan produksi hormon berlebih atau terlalu sedikit, yang dapat memicu berbagai gangguan tubuh. Jika tumor menghasilkan terlalu banyak hormon, ini bisa merangsang kelenjar lain untuk ikut memproduksi hormon berlebih, sehingga menimbulkan gejala sesuai jenis hormonnya.
Salah satu jenis tumor pituitari, yaitu prolaktinoma, merupakan tumor jinak yang menghasilkan terlalu banyak hormon prolaktin. Kadar prolaktin yang terlalu tinggi pada perempuan bisa menyebabkan haid tidak teratur atau bahkan berhenti sama sekali, di antara gejala lainnya.
10. Perimenopause
Periode transisi sebelum menopause ini memiliki dua tahap.
Tahap awal bisa menyebabkan haid yang tidak teratur, sementara tahap akhir perimenopause bisa membuat perempuan tidak haid lebih dari 60 hari sebelum akhirnya datang lagi.
11. Bepergian melintasi zona waktu

Kadar estrogen berubah selama siklus menstruasi. Selain itu, ada hubungan terbalik antara estrogen dan melatonin: saat kadar estrogen naik, kadar melatonin turun, dan sebaliknya.
Otak menghasilkan melatonin untuk memberi sinyal kepada tubuh bahwa sudah waktunya tidur. Namun, saat seseorang bepergian ke zona waktu berbeda, tubuh tetap melepaskan melatonin seolah masih berada di lokasi asal, meskipun di tempat baru masih siang hari.
12. Obat tertentu
Beberapa obat, seperti antidepresan, antipsikotik, obat tiroid, antikonvulsan, dan beberapa obat kemoterapi dapat menyebabkan tidak haid atau telat haid.
13. Menyusui
Jika kamu baru saja melahirkan dan menyusui secara eksklusif, haid bisa berhenti sementara. Ini terjadi karena hormon yang merangsang produksi ASI dapat menghambat hormon yang mengatur siklus haid. Namun, jika menyusui disertai dengan pemberian susu botol, efeknya mungkin berbeda, dan haid bisa kembali secepat lima hingga enam minggu setelah melahirkan.
14. Paparan pestisida

Pestisida dapat memperlambat atau mengganggu siklus menstruasi. Sebuah penelitian melibatkan partisipan yang terpapar pestisida akibat bekerja di lahan pertanian, tinggal di dekatnya, atau keduanya. Banyak dari mereka terkena pestisida yang mengganggu sistem hormon, yang menyebabkan siklus haid tidak teratur atau bahkan terhenti lebih dari 90 hari.
Beberapa golongan zat kimia dapat mengikat reseptor estrogen, atau molekul pada permukaan sel. Zat kimia tersebut dapat meniru cara kerja estrogen dalam tubuh.
15. Kualitas tidur yang buruk
Pola tidur yang buruk dapat mengganggu siklus menstruasi. Terlebih lagi, kualitas tidur bisa menjadi lebih buruk bagi individu yang mengalami gejala pramenstruasi.
Sebuah studi menganalisis data dari 579 peserta mengenai siklus menstruasi mereka dan bagaimana keteraturan berhubungan dengan durasi, kualitas, dan kelelahan tidur. Para peneliti menemukan bahwa pendarahan yang lebih banyak dan menstruasi yang tidak teratur berhubungan dengan:
Depresi
Kelelahan
Waktu tidur lebih singkat
Stres
Tidur yang lebih buruk
Menstruasi mungkin tertunda beberapa hari, tetapi bukan berarti menstruasi tidak teratur. Namun, banyak hal yang bisa menjadi penyebab telat haid, seperti PCOS, menyusui, masalah berat badan, perubahan hormon, dan lain-lain.
Dalam beberapa kasus, melakukan perubahan gaya hidup bisa membantu. Namun, jika telat haid terjadi terus-menerus, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.
Referensi
Cecilia Pettersson et al., “Dietary Intake and Nutritional Status in Adolescents and Young Adults With Anorexia Nervosa: A 3-year Follow-up Study,” Clinical Nutrition 40, no. 10 (August 24, 2021): 5391–98, https://doi.org/10.1016/j.clnu.2021.08.014.
Jeana Cost, Mori J. Krantz, and Philip S. Mehler, “Medical Complications of Anorexia Nervosa,” Cleveland Clinic Journal of Medicine 87, no. 6 (June 1, 2020): 361–66, https://doi.org/10.3949/ccjm.87a.19084.
Jinju Bae, Susan Park, and Jin-Won Kwon, “Factors Associated With Menstrual Cycle Irregularity and Menopause,” BMC Women S Health 18, no. 1 (February 6, 2018), https://doi.org/10.1186/s12905-018-0528-x.
"Missed your period but not pregnant? 7 possible causes." UCLA Health. Diakses Juni 2025.
"Reasons for a Late or Missed Period." Verywell Health. Diakses Juni 2025.
"Reasons Why Your Period Is Late." Cleveland Clinic. Diakses Juni 2025.
"How does diabetes affect the menstrual cycle?" Medical News Today. Diakses Juni 2025.
Casella G, Orfanotti G, et al. "Celiac disease and obstetrical-gynecological contribution." Gastroenterol Hepatol Bed Bench. 2016 Fall;9(4):241-249. PMID: 27895849; PMCID: PMC5118848.
"Pituitary Tumors." Johns Hopkins Medicine. Diakses Juni 2025.
Pd Gupta, “Menstrual Cycle Effects on Sleep,” Clinical Journal of Obstetrics and Gynecology 5, no. 2 (April 5, 2022): 042–043, https://doi.org/10.29328/journal.cjog.1001105.
"Melatonin: What You Need To Know." National Center for Complementary and Integrative Health. Diakses Juni 2025.
Gregory D. Roach and Charli Sargent, “Interventions to Minimize Jet Lag After Westward and Eastward Flight,” Frontiers in Physiology 10 (July 31, 2019), https://doi.org/10.3389/fphys.2019.00927.
"Why is my period late? 13 possible reasons behind your delayed period." Flo. Diakses Juni 2025.
Rebecca R. Varnell et al., “Menstrual Cycle Patterns and Irregularities in Hired Latinx Child Farmworkers,” Journal of Occupational and Environmental Medicine 63, no. 1 (October 22, 2020): 38–43, https://doi.org/10.1097/jom.0000000000002065.
"Why Is My Period Late? 10 Reasons for a Delayed Period." Health. Diakses Juni 2025.
Kathryn E. R. Kennedy et al., “Menstrual Regularity and Bleeding Is Associated With Sleep Duration, Sleep Quality and Fatigue in a Community Sample,” Journal of Sleep Research 31, no. 1 (August 17, 2021), https://doi.org/10.1111/jsr.13434.