Benarkah Olahraga Bisa Memengaruhi Siklus Menstruasi?

Olahraga memang dapat memberikan banyak manfaat kesehatan bagi tubuh. Berolahraga rutin bisa membuat tubuh lebih bugar dan terhindar dari berbagai risiko penyakit, seperti penyakit jantung, osteoporosis, arthritis, ataupun kesehatan mental. Namun bagi perempuan, olahraga juga bisa memengaruhi tubuh secara berbeda.
Olahraga yang terlalu intens dan berat bisa memengaruhi siklus menstruasi pada perempuan. Terkadang, siklus menstruasi menjadi terlambat, tidak teratur, bahkan terhenti. Nah, bagaimana olahraga memengaruhi siklus menstruasi? Simak ulasannya di bawah ini.
1. Olahraga bisa menyebabkan timbulnya bercak di luar periode menstruasi

Olahraga yang terlalu berat atau pun perubahan aktivitas fisik yang tiba-tiba dapat menyebabkan munculnya spotting atau bercak di luar periode menstruasi. Kondisi ini biasa disebut dengan pendarahan terobosan atau pendarahan uterus abnormal. Pendarahan ini bisa terjadi di antara periode menstruasi atau selama menstruasi yang menyebabkan haid lebih lama dari biasanya atau memiliki siklus menstruasi kurang dari 28 hari.
Pendarahan bercak biasanya bukan kondisi darurat atau perlu dikhawatirkan. Namun, jika ini terjadi terlalu lama atau dalam jumlah banyak, juga bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan lain. Misalnya polip atau fibroid; infeksi rahim, serviks, atau vagina; kontrasepsi hormonal atau IUD; atau kehamilan dini. Jika mengalami kondisi ini, ada baiknya hubungi dokter untuk menemukan penyebabnya lebih lanjut.
2. Olahraga dapat membantu mengurangi nyeri menstruasi

Badan terasa pegal-pegal dan nyeri seluruh tubuh adalah salah satu gejala menstruasi yang umum. Kondisi ini biasanya dikenal dengan dismenorea. Memiliki kebiasaan berolahraga secara rutin ternyata juga dapat membantu mengurangi atau meringankan gejala nyeri haid.
Dilansir laman Verywell Health, olahraga dapat menurunkan kadar prostaglandin di dalam tubuh. Ini adalah zat kimia yang memicu kontraksi rahim dan menyebabkan kram. Oleh sebab itu, olahraga dapat mengurangi rasa nyeri haid selama siklus menstruasi.
Menambahkan laporan dari jurnal berjudul “Exercise for Dysmenorrhoea”, disebutkan bahwa olahraga sekitar 45–60 menit setiap kali, tiga kali seminggu atau lebih, atau terlepas dari intensitasnya, dapat memberikan pengurangan yang signifikan secara klinis pada intensitas nyeri haid. Namun, penelitian yang tersedia saat ini masih berkualitas rendah. Jadi, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan hal ini lebih baik lagi.
3. Olahraga dapat meringankan aliran darah menstruasi

Siapa yang setiap menstruasi mengalami periode yang berat, seperti aliran darah yang deras dan banyak? Rajin berolahraga mungkin bisa dipertimbangkan. Pasalnya, olahraga teratur juga bisa membantu meringankan aliran darah saat menstruasi.
Olahraga teratur dapat membantu menjaga atau menurunkan berat badan. For your information, di dalam lemak tubuh juga terdapat zat sejenis hormon estrogen. Keberadaan hormon estrogen yang tinggi dalam tubuh dapat menyebabkan lapisan rahim menebal lebih banyak dari biasanya selama paruh pertama siklus menstruasi.
Semakin tebal lapisan rahim, maka semakin deras aliran darah menstruasi. Sebaliknya, semakin tipis lapisan rahim, semakin lancar aliran darah. Hal ini terjadi karena menstruasi merupakan pendarahan yang terjadi akibat peluruhan lapisan rahim.
Jadi, olahraga yang dilakukan secara teratur dapat membantu mengurangi atau menurunkan jumlah estrogen di dalam tubuh. Di mana ketika kadar estrogen rendah maka tidak terjadi penumpukan lapisan rahim yang lebih banyak. Pada akhirnya, aliran darah menstruasi akan menjadi lebih ringan.
4. Olahraga dapat menyebabkan menstruasi tidak teratur atau terhenti

Meski dapat membantu meringankan aliran darah selama menstruasi, olahraga juga dapat menyebabkan menstruasi terlambat atau terlewat. Pada beberapa kasus, juga bisa menyebabkan siklus menstruasi terhenti. Namun, ini biasanya dikaitkan dengan kebiasaan olahraga yang berat dan berlebihan.
Olahraga berat dapat menyebabkan stres pada tubuh. Kondisi ini bisa menurunkan kerja otak untuk menstimulasi hipotalamus yang memberikan sinyal pada ovarium untuk memicu ovulasi (pelepasan sel telur yang sudah matang). Ketika respons otak menurun, maka bisa membuat ovarium tidak melakukan ovulasi. Tanpa adanya ovulasi, menstruasi tidak terjadi.
Menstruasi yang tidak teratur atau terhenti bisa berdampak pada masalah kesehatan yang lebih serius. Misalnya masalah kesuburan untuk kehamilan atau terkait kerapatan tulang. Jika kamu mengalami hal ini, sebaiknya kunjungi dokter untuk mengonsultasikan kondisi tersebut.
Namun, penting untuk digarisbawahi, menstruasi tidak serta merta menyebabkan menstruasi terlambat atau terhenti. Ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti adanya penurunan berat badan yang signifikan atau asupan kalori yang lebih rendah selama siklus menstruasi. Kondisi tersebut juga bisa menyebabkan stres tubuh yang sama yang bisa menghambat menstruasi.
Meski memiliki banyak manfaat kesehatan, olahraga juga memiliki beberapa efek kesehatan terhadap siklus menstruasi perempuan. Jadi, meskipun menyehatkan, ada baiknya selalu memperhatikan porsi dan kemampuan tubuh saat olahraga, ya!
Referensi
"Exercise and Your Menstrual Cycle". Verywell Health. Diakses Januari 2025.
"Physical Activity and Your Menstrual Cycle". Office on Women’s Health. Diakses Januari 2025.
"Exercise for Dysmenorrhoea". National Library of Medicine. Diakses Januari 2025.
"Can Exercise Cause Breakthrough Bleeding?". Livestrong. Diakses Januari 2025.