Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Vitamin D yang Disesuaikan Turunkan Risiko Serangan Jantung 52 Persen

Ilustrasi suplemen vitamin D.
ilustrasi suplemen vitamin D (unsplash.com/Andres Siimon)
Intinya sih...
  • Penyesuaian dosis vitamin D berdasarkan kadar darah menurunkan risiko serangan jantung ulang hingga 52 persen.
  • Sebagian besar peserta awalnya memiliki kadar vitamin D di bawah 40 ng/mL dan butuh dosis tinggi untuk mencapai kadar optimal.
  • Hasil positif hanya signifikan pada pencegahan serangan jantung, belum terbukti menurunkan risiko stroke, gagal jantung, atau kematian.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Selama ini, vitamin D dikenal penting untuk tulang dan kekebalan tubuh. Namun, studi baru menunjukkan manfaat yang jauh lebih besar, terutama bagi orang-orang yang pernah mengalami serangan jantung.

Studi TARGET-D yang akan dipresentasikan dalam konferensi ilmiah American Heart Association (AHA) 2025 menemukan bahwa orang dengan penyakit jantung yang mengonsumsi vitamin D sesuai kadar darah mereka memiliki risiko serangan jantung ulang 52 persen lebih rendah dibanding mereka yang tidak mengontrol kadar vitamin D.

Penelitian ini berbeda dari studi sebelumnya yang memberikan dosis sama untuk semua peserta. Para peneliti dari Intermountain Health, Utah, Amerika Serikat (AS) melakukan pendekatan personal. Setiap peserta diperiksa kadar vitamin D-nya di awal dan selama studi, lalu dosisnya disesuaikan agar tetap berada pada rentang optimal, 40–80 ng/mL.

Lebih dari 85 persen peserta memulai studi dengan kadar vitamin D di bawah 40 ng/mL—angka yang dianggap belum cukup untuk mendukung kesehatan jantung. Sekitar separuh peserta bahkan perlu mengonsumsi lebih dari 5.000 IU per hari, lebih dari enam kali lipat dosis harian yang direkomendasikan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA).

Untuk mencegah efek samping, kadar vitamin D dan kalsium peserta dipantau secara rutin. Dosis akan dikurangi atau dihentikan jika kadar vitamin D melebihi 80 ng/mL, karena kelebihan vitamin D bisa menyebabkan gangguan ginjal atau irama jantung.

Temuan studi: risiko serangan jantung turun

Selama rata-rata 4,2 tahun masa pemantauan, sebanyak 630 orang dengan penyakit jantung ikut serta. Sekitar 78 persen di antaranya laki-laki, dan hampir separuh pernah mengalami serangan jantung sebelumnya. Mereka dibagi menjadi dua kelompok:

  • Kelompok perlakuan menerima vitamin D dengan dosis yang disesuaikan setiap tiga bulan.
  • Kelompok kontrol hanya menjalani perawatan standar tanpa pemantauan vitamin D.

Hasilnya, risiko serangan jantung menurun hingga 52 persen pada kelompok yang mendapat suplementasi personal. Namun, kadar vitamin D optimal tidak terbukti secara signifikan menurunkan risiko kematian, gagal jantung, atau stroke.

Peneliti utama, Heidi T. May, Ph.D., M.S.P.H., FAHA, mengatakan bahwa temuan ini dapat mengubah praktik klinis di masa depan. “Kami mendorong pasien penyakit jantung untuk berdiskusi dengan dokter mengenai tes darah vitamin D dan penyesuaian dosis sesuai kebutuhan mereka,” ujarnya, mengutip laman resmi AHA.

Walaupun hasilnya menjanjikan, tetapi tim peneliti menekankan bahwa studi lanjutan diperlukan sebelum vitamin D disarankan sebagai terapi pencegahan utama penyakit jantung, terutama bagi orang yang belum pernah mengalami serangan jantung.

AHA juga mengingatkan agar siapa pun dengan penyakit jantung tidak mengubah atau menambah suplemen tanpa konsultasi dokter spesialis jantung yang merawat.

Referensi

"Heart attack risk halved in adults with heart disease taking tailored vitamin D doses." American Heart Association. Diakses November 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

WHO: 8 Negara Sumbang Dua per Tiga Kasus TBC Dunia, Termasuk Indonesia

13 Nov 2025, 15:48 WIBHealth
Ilustrasi dokter sedang memeriksa pasien yang sakit pneumonia.

Apakah Pneumonia Menular?

13 Nov 2025, 11:03 WIBHealth