Anak Muda Punya Peran Penting dalam Mengurangi Kasus TBC

Remaja memiliki tingkat infeksi 20 kali lipat

Selama lebih dari dua dekade, Johnson & Johnson telah berkomitmen untuk memerangi tuberkulosis (TB/TBC). Sebagai bagian dari inisiatif TB 10 tahun yang dimulai sejak tahun 2018, Johnson & Johnson berfokus untuk melibatkan dan memberdayakan kaum muda.  

Untuk itu, Johnson & Johnson meluncurkan kampanye TB Warriors 2.0. IDN Times berkesempatan mewawancarai Juliana Chin, Regional Public Health Impact & Strategy Lead, Johnson & Johnson Pharmaceutical for Southeast Asia & India, untuk mengenal kampanye ini lebih dalam. 

1. Tujuan kampanye TB Warriors 2.0

Anak Muda Punya Peran Penting dalam Mengurangi Kasus TBCilustrasi batuk (freepik.com/jcomp)

Juliana menjelaskan bahwa tujuan utama dari kampanye edukasi TB Warriors 2.0 di Indonesia adalah untuk membantu memberdayakan generasi muda mengakhiri TB.

Inisiatif TB Warriors pertama kali diluncurkan pada tahun 2022. Kampanye tahun ini didukung penuh oleh Kementerian Kesehatan RI, Stop TB Partnership Indonesia (STPI), Indonesia Muda untuk TB (IMUT), dan Yayasan Pijar.

"Fokus dari TB Warrior tahun ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan generasi muda tentang TB melalui gamifikasi yang menjadi kunci utama penyebaran informasi tentang TB," ucap Juliana melalui surel pada Jumat (3/11/2023).

Kampanye ini dimulai dengan empat Filter Augmented Reality (AR) yang dapat digunakan di platform media sosial dan dilanjutkan dengan Permainan Hunt & Find.

TB Warriors 2.0 akan terus melibatkan generasi muda dalam memerangi TB di Indonesia melalui gamifikasi di www.tuberculosiswarriors.com.

2. Anak muda menjadi fokus kampanye

Anak Muda Punya Peran Penting dalam Mengurangi Kasus TBCilustrasi anak muda (unsplash.com/Tim Mossholder)

Kampanye ini memiliki fokus pada anak muda karena kelompok ini memiliki tingkat infeksi yang cukup tinggi. Sebanyak 40 persen populasi di Indonesia terdiri dari remaja dan anak-anak mereka (remaja didefinisikan sebagai usia 15–24 tahun). Menurut laporan dalam jurnal BMC Medicine, remaja memiliki tingkat infeksi sebesar 20 kali lipat. 

"Mereka memainkan peran penting karena mereka sangat terpengaruh, merupakan generasi digital, dan membawa pengaruh besar di media sosial," jelas Juliana. 

Jika terinformasi dengan baik, mereka akan menjadi pendukung yang kuat dan bisa menjadi agen perubahan. Ini dapat membantu mengakhiri epidemi TB global yang merenggut 1,6 juta jiwa pada tahun 2021.

Baca Juga: TBC Laten dan TBC Aktif, Apa Saja Perbedaannya?

3. Tantangan terbesar dalam mengurangi angka TB di Indonesia

Anak Muda Punya Peran Penting dalam Mengurangi Kasus TBCilustrasi penyakit TBC (pexels.com/Monstera)

Stigma, diskriminasi, dan kurangnya kesadaran serta pengetahuan terkait TB menjadi tantangan utama. Menurut Juliana, hal ini akan terus menghambat penemuan kasus dan diagnosis yang efektif.

Oleh karena itu, penting untuk mendorong komunikasi kesehatan langsung dan tidak langsung kepada pasien, anggota keluarga, dan masyarakat. Ini perlu dilakukan untuk memfasilitasi ekosistem yang mendukung pasien.

4. Tantangan penanggulangan TB menurut studi

Anak Muda Punya Peran Penting dalam Mengurangi Kasus TBCilustrasi pasien tuberculosis (vecteezy.com/Wutthichai Luemuang)

Johnson & Johnson juga telah bekerja sama dengan The Global Fund untuk mengembangkan Project inSight.

"Ini merupakan sebuah studi untuk mengungkap pola pikir, perilaku dan pengalaman pasien DR-TB (TB resistan obat) di Indonesia, serta untuk mengembangkan strategi yang mempercepat individu mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat," jelas Juliana.

Ada empat wawasan utama yang ditemukan dalam penelitian ini, yaitu:

  • Masyarakat percaya bahwa gejala TB yang mereka alami disebabkan oleh penyakit umum atau gaya hidup mereka.
  • Masyarakat tidak akan mencari pengobatan sampai satu atau lebih gejala memengaruhi kemampuan mereka untuk sembuh. 
  • Bahkan jika individu khawatir akan gejala yang memburuk, mereka tetap memprioritaskan kebutuhan anggota keluarga di atas kebutuhan mereka sendiri.
  • Ketika individu mencapai diagnosis dugaan, mereka kesulitan untuk mendapatkan perawatan karena biaya dalam hal waktu, finansial, dan sosial.

Temuan ini memberikan kontribusi signifikan terhadap gagasan awal pemberdayaan pemuda sebagai advokat dalam perjuangan melawan TB di Asia Tenggara.

5. Strategi lain untuk mengurangi kasus TB

Anak Muda Punya Peran Penting dalam Mengurangi Kasus TBCilustrasi skrining TBC (pexels.com/Anna Shvets)

Untuk mendorong kemajuan target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB, pada September 2018 Johnson & Johnson mengumumkan inisiatif 10 tahun untuk mengakhiri TB pada tahun 2030. Inisiatif ini berfokus pada tiga pilar:

  • Memperluas akses global terhadap pengobatan TB resistan obat. Ini termasuk ke 135+ negara berpendapatan rendah dan menengah, serta organisasi non pemerintah. 
  • Mendukung upaya global untuk membantu menemukan "jutaan orang hilang" penderita TB dan TB resistan obat yang tidak terdiagnosis. Langkah ini memanfaatkan ilmu perilaku untuk melibatkan generasi muda dan meningkatkan kesadaran masyarakat.
  • Berinvestasi kembali dalam penelitian dan pengembangan untuk mengembangkan penanganan yang lebih singkat, lebih aman, dan sederhana untuk melampaui resistansi antimikroba dan mengakhiri TB. 

6. Akankah kampanye ini memberikan akses yang lebih mudah terhadap pengobatan TBC?

Anak Muda Punya Peran Penting dalam Mengurangi Kasus TBCilustrasi pengobatan TBC (pexels.com/Pietro Jeng)

Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang TB dan memberanikan diri untuk melakukan skrining. Hal ini dapat diawali dengan skrining online (self-check) di www.tuberculosiswarriors.com dan dilanjutkan dengan pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit terdaftar.

"Penderita TB tidak perlu merasa cemas atau khawatir karena TB dapat disembuhkan," tulis Juliana. 

Masyarakat yang mengalami gejala TB atau tinggal serumah dengan penderita TB diharapkan segera ke puskesmas atau rumah sakit untuk memeriksakan diri. Pemerintah juga memberikan pengobatan diagnosis awal secara gratis dan bagi pasien TB. 

Baca Juga: TBC Laten dan TBC Aktif, Apa Saja Perbedaannya?

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya