Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Teh Panas vs Es Teh, Mana yang Lebih Baik untuk Berbuka Puasa?

Ilustrasi menuangkan teh (pexels.com/yankrukov)
Ilustrasi menuangkan teh (pexels.com/yankrukov)
Intinya sih...
  • Teh hangat disukai karena sifatnya yang menenangkan.
  • Teh dingin menawarkan keuntungan tersendiri, terutama bagi mereka yang mencari manfaat metabolik atau sensasi menyegarkan.
  • Selain manfaat kesehatan, rasa dan preferensi pribadi juga penting dalam memilih antara teh dingin dan teh hangat.

Apa yang kamu konsumsi saat buka puasa dapat memengaruhi pencernaan, metabolisme, dan kenyamanan tubuh secara keseluruhan. Salah satu pilihan minuman yang sering diandalkan untuk mengawali buka puasa adalah teh, karena sifatnya yang ringan dan menenangkan. Namun, muncul pertanyaan, lebih baik minum teh dingin atau teh hangat saat berbuka?

Bagi sebagian orang, teh hangat dianggap lebih menenangkan, sementara yang lain mungkin merasa teh dingin lebih menyegarkan setelah puasa. Dengan memahami manfaat masing-masing, kamu dapat menentukan pilihan yang paling sesuai untuk kondisi tubuh dan tujuan kesehatan. Mari kita eksplorasi lebih dalam perbandingan antara teh dingin dan teh hangat untuk berbuka puasa.

1. Manfaat teh hangat untuk berbuka puasa

Teh hangat disukai karena sifatnya yang menenangkan. Berikut beberapa alasan mengapa teh hangat mungkin menjadi pilihan yang lebih baik:

  • Nyaman untuk pencernaan: Teh hangat dapat membantu pencernaan dengan merelakskan saluran pencernaan sehingga memudahkan tubuh memproses makanan setelah berbuka puasa. Teh herbal seperti kamomil, pepermin, dan jahe efektif dalam menenangkan perut serta meredakan kembung atau mual.
  • Hidrasi dan relaksasi: Minum teh hangat memberikan hidrasi sekaligus menciptakan efek menenangkan pada tubuh. Beberapa teh herbal, seperti kamomil atau melati, mendorong relaksasi dan dapat membantu mengurangi stres atau iritabilitas setelah berpuasa.
  • Lembut untuk tubuh: Bagi orang-orang yang sensitif terhadap minuman dingin atau memiliki masalah pencernaan, teh hangat lebih lembut untuk perut. Minuman hangat menghindari kejutan suhu tiba-tiba yang dapat mengganggu pencernaan atau menyebabkan ketidaknyamanan.
  • Mendorong tidur nyenyak: Mengingat kita berbuka puasa di sore hari menjelang malam, minum teh hangat dapat membantu mempersiapkan tubuh untuk istirahat. Pilihan teh tanpa kafein, seperti kamomil atau lavender dapat mendorong relaksasi dan meningkatkan kualitas tidur.

2. Manfaat teh dingin untuk berbuka puasa

ilustrasi es teh (freepik.com/chandlervid85)
ilustrasi es teh (freepik.com/chandlervid85)

Teh dingin menawarkan keuntungan tersendiri, terutama bagi mereka yang mencari manfaat metabolik atau sensasi menyegarkan:

  • Meningkatkan termogenesis dan pembakaran lemak: Studi menunjukkan bahwa teh dingin meningkatkan pengeluaran energi dan pembakaran lemak lebih banyak daripada teh hangat. Efek termogenik ini membuat teh dingin ideal bagi mereka yang ingin memaksimalkan pembakaran lemak selama puasa (Frontiers in Physiology, 2018)
  • Menyegarkan dan memberikan energi: Teh dingin memberikan dorongan kesegaran, terutama saat cuaca sedang panas atau setelah periode puasa yang panjang ketika tubuh membutuhkan hidrasi dan revitalisasi.
  • Mendukung pengendalian berat badan: Peningkatan termogenesis dari konsumsi teh dingin dapat berkontribusi pada pengelolaan berat badan dengan merangsang metabolisme tanpa efek negatif pada kardiovaskular.
  • Detoksifikasi: Teh herbal dingin seperti dandelion atau jahe mendukung fungsi hati dan proses detoksifikasi, melengkapi efek pembersihan alami dari puasa.

3. Pandangan ilmiah tentang pengaruh suhu

Penelitian yang membandingkan teh herbal berkafein hangat dan dingin mengungkapkan perbedaan respons fisiologis.

Teh dingin menyebabkan termogenesis yang lebih besar yaitu +8,3 persen dibandingkan teh hangat yang hanya +3,7 persen. Teh dingin juga meningkatkan pembakaran lemak tanpa meningkatkan beban jantung. Ini menunjukkan bahwa teh dingin mungkin lebih efektif untuk manfaat metabolik tanpa mengorbankan kesehatan jantung.

4. Memilih antara teh hangat dan teh dingin

ilustrasi daun teh kering dan secangkir teh (freepik.com/azerbaijan-stockers)
ilustrasi daun teh kering dan secangkir teh (freepik.com/azerbaijan-stockers)

Pilihan antara teh dingin dan teh hangat tergantung pada kebutuhan pribadi:

  • Pilih teh hangat jika: Kamu memprioritaskan kenyamanan pencernaan dan relaksasi. Minum teh hangat saat berbuka puasa juga dapat memulihkan suhu tubuh lebih cepat, sehingga organ lambung dapat beradaptasi dengan baik setelah tidak makan dan minum sepanjang hari.
  • Pilih teh dingin jika: Kamu ingin meningkatkan metabolisme, mempercepat pembakaran lemak, atau menikmati minuman yang menyegarkan setelah puasa.

5. Pertimbangan tambahan

Selain manfaat kesehatan, rasa dan preferensi pribadi juga penting dalam memilih antara teh dingin dan teh hangat. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:

  • Profil rasa. Teh hangat biasanya memiliki rasa yang lebih kaya dan aromatik, menciptakan pengalaman yang nyaman. Panas membantu mengeluarkan minyak alami dan senyawa dalam daun teh, memperkuat rasa yang lebih dalam yang mungkin menenangkan setelah berpuasa. Sebaliknya, teh dingin menawarkan kesegaran, terutama jika diinfuskan dengan buah atau herbal. Teh dingin dengan tambahan jeruk atau mint bisa memberikan sensasi segar yang menyenangkan.
  • Kustomisasi. Baik teh dingin maupun hangat sangat bisa disesuaikan. Kamu bisa menyesuaikan tingkat kemanisan, keasaman, atau menambahkan bahan seperti lemon, madu, atau rempah sesuai selera. Fleksibilitas ini memungkinkan kamu menciptakan minuman yang tidak hanya sesuai dengan tujuan kesehatan, tetapi juga memuaskan selera.
  • Menikmati dengan mindfulness. Berbuka puasa bukan hanya tentang nutrisi, tapi juga kesempatan untuk makan dan minum dengan penuh kesadaran. Memilih teh yang kamu nikmati dapat meningkatkan pengalaman berbuka, membuatnya lebih memuaskan. Baik kamu lebih menyukai teh hangat yang menenangkan atau teh dingin yang menyegarkan, menikmati pilihanmu dengan penuh kesadaran dapat memberikan suasana hati yang positif setelah berpuasa.

Baik teh dingin maupun teh hangat memiliki keunggulan masing-masing untuk dinikmati saat berbuka puasa. Teh hangat unggul dalam mendukung pencernaan dan relaksasi, sementara teh dingin menawarkan stimulasi metabolisme dan kesegaran. Pada akhirnya, keputusan tersebut harus sesuai dengan preferensi pribadi, tujuan kesehatan, dan bagaimana tubuh merespons perubahan suhu.

Referensi 

"Is It Better to Break the Fast With Cold Water or Warm Water?" Halalin. Diakses Maret 2025. 
"Is Hot Tea Good for You? Benefits and Downsides." Healthline. Diakses Maret 2025. 
Claire Maufrais et al., “Cardiovascular and Metabolic Responses to the Ingestion of Caffeinated Herbal Tea: Drink It Hot or Cold?,” Frontiers in Physiology 9 (April 6, 2018), https://doi.org/10.3389/fphys.2018.00315.
"Tea Health Benefits: Why Drinking Tea Is Good for You." Real Simple. Diakses Maret 2025. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Eka Amira Yasien
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us