Tips untuk Mencegah Obesitas atau Kegemukan, yuk, Simak!

Pasti sudah tidak asing lagi dengan junk food, fast food, atau makanan cepat saji. Ini merupakan jenis makanan yang tidak sehat karena tinggi akan kalori, lemak jenuh, gula, dan garam tambahan.

Makanan dan minuman yang dianggap junk food yaitu makanan ringan asin, minuman berkarbonasi, makanan penutup yang manis, dan makanan cepat saji yang digoreng. Konsumsi junk food tidak secara langsung menimbulkan masalah kesehatan apabila dikonsumsi secara terus-menurus dan tidak diimbangi dengan konsumsi diet seimbang.

Obesitas merupakan ketidakseimbangan antara kebutuhan energi dengan konsumsi energi. Konsumsi energi yang berlebih dan tidak diimbangi dengan aktivitas fisik meningkatkan risiko obesitas.

Olahraga mempunyai banyak manfaat termasuk membangun suasana hati dan mengurangi risiko penyakit kronis. Program latihan dilakukan secara bertahap dimulai dari olahraga dengan intensitas rendah seperti berjalan kaki dengan jarak tertentu.

Dilansir Verywell Health, rekomendasi aktivitas fisik intensitas sedang pada orang dewasa adalah setidaknya 150 menit per minggu atau setara dengan 30 menit per hari, lima kali dalam seminggu.

Bahan makanan yang tergolong dalam serat tinggi adalah sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian. Mengonsumsi makanan dengan kandungan serat tinggi dapat meningkatkan intensitas rasa kenyang. Selain itu, buah dan sayuran mengandung kadar air yang tinggi dan kepadatan energi yang rendah.

Menurut sebuah laporan "Dietary fiber and obesity management - a review" dalam jurnal Advances in Obesity, Weight Management & Control tahun 2017, konsumsi makanan berserat yang lebih besar memberikan rasa kenyang dibandingkan dengan gula sederhana dan polisakarida. Serat memiliki kepadatan energi yang rendah, sehingga dianjurkan untuk dikonsumsi oleh orang yang sedang menjalani diet untuk obesitas.

Tidur juga mempunyai peran untuk mencegah obesitas. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), orang dewasa usia di atas 18 tahun direkomendasikan untuk tidur setidaknya 7 jam setiap malamnya.

Penelitian berjudul "Association between sleep quality and obesity in adolescents" dalam jurnal Paediatrica Indonesiana tahun 2017 menunjukkan bahwa durasi tidur yang pendek berkaitan dengan peningkatan grelin (hormon lapar) dan penurunan kadar leptin (hormon kenyang). Perubahan hormonal ini menyebabkan peningkatan nafsu makan. 

Durasi tidur yang pendek juga menyebabkan kelelahan pada siang harinya, sehingga dapat menyebabkan penurunan aktivitas fisik.

Orang yang mengalami stres kronis dapat mengalami penambahan berat badan. Naiknya berat badan akibat stres disebabkan oleh kadar hormon kortisol yang terlalu tinggi. Hormon ini bisa mendorong keinginan seseorang untuk mengonsumsi makanan jadi meningkat.

Maka dari itu, cobalah untuk mengelola stres dengan baik. Misalnya dengan melakukan aktivitas yang disukai, meditasi, olahraga ringan, atau mengobrol dengan sahabat atau keluarga.

Obesitas bisa disebabkan karena berbagai faktor, umumnya pola makan dan aktivitas fisik. Menerapkan pola makan sehat bergizi seimbang dan rutin berolahraga akan membawa dampak baik bagi kesehatan secara keseluruhan, salah satunya mencegah obesitas. Apabila ini sudah dilakukan tetapi masih mengalami kenaikan berat badan, sebaiknya konsultasikan ke dokter atau ahli gizi.