ilustrasi menimbang berat badan (pexels.com/SHVETS Production)
Dari 165 partisipan awal, 125 orang berhasil menyelesaikan penelitian ini. Pada akhir penelitian, para peneliti menemukan bahwa partisipan dalam kelompok puasa intermiten 4:3 kehilangan rata-rata 7,6 persen berat badan selama periode 12 bulan, dibandingkan dengan kelompok pembatasan kalori yang kehilangan 5 persen.
Lebih dari setengah (58 persen) yang berada dalam kelompok puasa intermiten kehilangan setidaknya 5 persen dari berat badan selama 12 bulan, dibandingkan dengan 47 persen pada kelompok pembatasan kalori.
Selain itu, para peneliti menemukan bahwa peserta dalam kelompok puasa intermiten mengalami perbaikan dalam hasil kardiometabolik mereka. Ini termasuk tekanan darah sistolik, kadar kolesterol total dan low-density lipoprotein (LDL), trigliserida, dan kadar glukosa puasa.
Sementara itu, para partisipan yang berada dalam kelompok pembatasan kalori menunjukkan perubahan yang lebih baik pada tekanan darah diastolik dan kolesterol high-density lipoprotein (HDL).
Akan tetapi, tim peneliti mencatat bahwa banyak dari perkiraan perubahan kardiometabolik ini kurang tepat dan pada akhirnya memberikan hasil yang tidak meyakinkan.
Menurut para peneliti, puasa intermiten dapat menjadi alternatif yang layak dan berbasis bukti untuk manajemen berat badan pada orang dewasa yang kelebihan berat badan atau obesitas. Puasa intermiten dianggap dapat membuat orang-orang lebih patuh karena tidak memerlukan pelacakan atau pembatasan kalori harian yang konstan.
Referensi
Victoria A. “The Effect of 4:3 Intermittent Fasting on Weight Loss at 12 Months: A Randomized Clinical Trial.” Annals of Internal Medicine. April 1, 2025.
"4:3 intermittent fasting better for weight loss than cutting calories". MedicalNewsToday. Diakses April 2025.
"Caloric Restriction An introduction to aging science brought to you". American Federation for Aging Research. Diakses April 2025.