7 Perubahan Tubuh Mengejutkan saat Kamu Ditolak Sesuatu

Penolakan, khususnya karena cinta, bisa menjadi pengalaman yang sangat menyakitkan. Hal ini terjadi karena otak kita merasakan senang saat sedang jatuh cinta dan dicintai. 

“Ketika jatuh cinta, tubuh akan mengeluarkan phenethylamine, dopamine, kortisol, dan oxytocin.” terang Elisa Robyn, konsultan psikologis, dilansir Bustle.

Keempat hormon itulah yang membuat seseorang merasa senang dan fokus pada orang yang dicintai. Saat mengalami penolakan dari orang terdekat, hormon tersebut sudah tidak lagi menjadi hormon utama di dalam otak.

Mereka digantikan dengan kortisol dan epinephrine yang memicu stres. Itulah kenapa kita merasa sedih dan tidak nyaman secara fisik.

Tidak hanya kortisol, hormon adrenalin juga dikeluarkan tubuh saat kita mengalami penolakan. Jika jumlah keduanya terlalu banyak, otot kita akan membengkak dan selalu waspada pada keadaan sekitar.

Kondisi tersebut akan membuat tubuh terasa sakit. Namun ini berarti bahwa sel-sel kita sedang bereaksi dan berusaha untuk mencari tahu apa yang harus dilakukan.

Sementara otot sedang membengkak, darah akan lebih banyak mengalir ke arah sana. Ini mengakibatkan kurangnya darah di area pencernaan.

Alhasil, kamu akan merasa mual dan malas makan. Keduanya adalah tanda paling umum yang muncul setelah mengalami penolakan. Olahraga adalah cara terbaik untuk mengatasi hal ini. 

Penolakan bisa terasa menyakitkan secara fisik karena mengikuti jalur saraf yang sama seperti ketika kita terluka dan kesakitan. Respons tersebut akan disimpan di dalam amygdala dan hippocampus menjadi ingatan. Ini yang menyebabkan kita tidak mudah melupakan pengalaman menyakitkan yang pernah kita terima.

Otak kita dapat merugikan dirinya sendiri dengan merenungkan rasa sakit emosional yang sedang dialami. Ketika hal itu terjadi, kita akan sulit untuk memikirkan hal lain.

Seperti halnya rasa sakit fisik, otak memprioritaskan sakit akibat penolakan sehingga ia merenungkannya. Karenanya bagian otak yang memproses rasa sakit akan menjadi aktif. Jadi secara harfiah, otak merasa kesakitan.

Berada di sebuah hubungan memang membuat kita merasa bahagia. Jadi masuk akal jika setelah mengalami penolakan, kamu akan menarik diri dari lingkungan. Ini karena kita tidak hanya kehilangan hubungan dengan seseorang tetapi juga keberadaan mereka di sekitar kita.

Otak akan merasa bingung dan kesepian sehingga memerlukan waktu untuk sendiri. Dalam periode tersebut, otak berusaha untuk menormalkan perasaan dan hormon yang hilang.

Pada umumnya seseorang yang sedang melewati penolakan hebat akan mengalami masa di mana ia tidak seperti dirinya yang biasanya. Hal ini bisa memicu brain fog atau kabut otak, yaitu keadaan di mana orang sulit untuk konsentrasi, tidak fokus, mudah terdistraksi, dan gangguan berpikir lainnya. Tidak hanya itu, kabut otak juga bisa memicu gejala lain seperti sakit kepala, memicu amarah, dan penyakit psikosomatik.

Hal yang harus kamu lakukan saat mengalami penolakan adalah berusaha untuk menerimanya dengan lapang dada. Kamu boleh kok bersedih, tapi jangan biarkan kesedihan itu menyakiti tubuhmu. Segera bangkit dan kembalikan lagi semangatmu dengan melakukan hal-hal yang kamu senangi. Dengan begitu, kamu tidak akan berlarut-larut dalam kesedihan dan jatuh sakit.